10. A Special Guest

12 3 12
                                    

  Di sebuah taman dengan pepohonan rindang berwarna warni di tiap sisinya, Pangeran Aiden duduk tanpa alas di bawah salah satu pohon angsana, ia tampak terlelap dengan nyaman sambil bersandar pada batang pohon kokoh di belakangnya.

Dari arah belakang sosok gadis kecil tengah mengendap-endap mendekati pemuda itu.

Masih dengan ke dua mata terpejam Pangeran Aiden berkata. "aku tau itu kau."

Gadis kecil itu tersenyum lalu berlari menghampiri kakaknya, Pangeran Aiden akhirnya membuka mata lalu mengelus puncak kepala adiknya lembut. "Airen, ada apa?" tanya Pangeran Aiden.

Putri Airen tersenyum lebar lalu menarik narik lengan Pangeran Aiden agar segera beranjak dari duduknya.

"ke mana, Airen?" tanya Pangeran Aiden lagi setelah beranjak dari duduknya.

Putri Airen menunjuk nunjuk ‘istana rose’, istana milik permaisuri Lesya Jamaika de beatrice.

"ap...apakah ibunda bangun?" tanya Pangeran Aiden.

Tak ada jawaban, Putri Airen telah lebih dulu berlari menuju istana ibundanya, Pangeran Aiden segera mengikuti adiknya.

Sesampainya di depan kamar ibundanya. Aiden terkejut ketika melihat Raja Alamgir keluar lebih dahulu dari kamar ibundanya.

"kenapa kau kemari?" tanya Pangeran Aiden dingin.

"Tentu saja mengunjungi istriku." Jawab Raja Alamgir. Lalu, ia berbisik di telinga Pangeran Aiden. "kau sudah tau kan apa akibatnya apabila melanggar janjimu, Aiden."

Kemudian, Raja Alamgir melangkah pergi begitu saja meninggalkan Pangeran Aiden yang tengah tertegun.
Putri Airen menarik lengan kakaknya dan berhasil menyadarkan Pangeran Aiden untuk segera menemui ibundanya.

"Aiden! Airen!" Permaisuri Lesya tak bisa menahan tangis bahagianya.

"ibu! " Pangeran Aiden dan Putri Airen berlari memeluk ibunda mereka dan untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun lamanya Pangeran Aiden tersenyum. Senyuman tulusnya.

"ibu sudah baik?" tanya Pangeran Aiden.

Permaisuri Lesya mengangguk. "ibu merasa sangat sangat baik setelah melihat anak anak ibu, ibu sangat sangat merindukan kalian."

"kami juga." Jawab Pangeran Aiden.

Permaisuri Lesya melepas pelukan ke dua anaknya. Ia menatap ke dua buah hatinya itu lekat lekat. "kalian sudah besar sekarang, maafkan ibu tidak merawat kalian sangat lama."

"tak apa ibu, yang terpenting ibu sudah sehat sekarang." ucap Pangeran Aiden.

Permaisuri Lesya tersenyum bahagia. "tentu saja, itu berkat kalian berdua. "

"oh... Airen, putri ibu sudah bertambah tinggi sekarang." Permaisuri Lesya mengangkat Putri Airen dan mendudukannya di atas pangkuannya.

Putri Airen kembali memeluk ibundanya sangat erat menunjukkan kerinduan yang sangat besar terhadap ibundanya.

Permaisuri Lesya mulai melontarkan pertanyaan untuk putri bungsunya itu.

"apakah Airen sudah masuk akademi sekarang?" Putri Airen mengangguk.

"Airen mendapatkan banyak teman?" Putri Airen kembali mengangguk.

"Airen ada di tingkat berapa sekarang?" Putri Airen terdiam.

"pelajaran apa yang paling Airen sukai?" Putri Airen masih terdiam.

Pangeran Aiden mulai resah, ia tak ingin ibundanya khawatir untuk saat ini.

Adelaide's kingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang