10

565 49 7
                                    

Semburan api merah melayang layaknya cambuk yang melecut dari arah jurang menganga yang dipenuhi kobaran api, menyerbu ke arah satu - satunya manusia yang berada disana. Meliuk menghantam tanpa henti, membuat retakan besar dengan kobaran api membakar tanah.

Naruto terus melompat menghindari serangan cambuk api yang tanpa henti mengarah padanya. Suara dentuman dan ledakan terdengar tiap kali semburan api berhasil dia hindari dan akhirnya mengenai tanah atau pun udara kosong.

"Apa - apaan ini?''

Naruto sama sekali tidak mengerti kenapa dia bisa berada di tempat aneh ini. Apa dia sedang bermimpi? Tapi jika mimpi, segalanya terlihat terlalu nyata, bahkan Naruto bisa merasakan udara yang begitu panas karena kobaran api yang menggelegak, menyapu wajah dan seluruh tubuhnya.

Semburan api kembali menyerang, dengan gesit Naruto melompat mundur, terus menghindar. Tangannya meraba pinggang dan sedikit merasa lega saat menemukan pedang masih tergantung di sana. Persetan jika ini mimpi atau bukan, Naruto hanya merasa beruntung, meski dalam mimpi, dia masih membawa pedangnya. Senjata tajam indah itu bergerak cepat sesuai dengan gerakan si pemakainya, menebas dan menahan setiap semburan api yang menyerangnya.

"Khekeke.. ''

Naruto mendengus. Kekehan makhluk raksasa berwujud binatang buas dengan api yang berkobar menyelimutinya tak urung membuat Naruto merinding meski di tengah kepungan udara panas yang mungkin bahkan bisa mengeringkan sebuah danau besar.

"Hughh...''

Naruto menahan semburan api lagi dengan pedangnya. Api itu melilit senjata miliknya. Tenaganya sungguh besar saat Naruto merasakan tarikan kuat dari semburan lidah api itu. Keringat membanjiri seluruh tubuhnya, urat - uratnya bermunculan di sekitar pelipis dan leher Naruto.

"Ahhkrg...''

Tarikan itu begitu kuat membuat Naruto mau tak mau melompat ke atas dan melepaskan pedang di tangannya. Tubuhnya berputar beberapa kali dan terlempar, melayang. Naruto menyeimbangkan tubuhnya, mendarat dengan satu kaki tertekuk di topang dengan tangan agar tidak terjerembab. Kepalanya mendongak, menatap tajam wajah makhluk buas yang terus terkekeh kejam.

Lidah api meliuk di depan wajahnya, siap untuk menyerang lagi.

"Tidak seperti yang kupikirkan, tapi ini lebih baik''

Mata biru Naruto menyipit. Merasa ada sesuatu di balik ucapan makhluk itu, tapi dia sendiri tidak paham bagian mana dari perkataan makhluk itu yang salah.

"Akhirnya aku bisa keluar dari tempat ini''

Seketika raungan keras menggelegar. Semburan api semakin besar layaknya ombak laut yang diterjang badai. Lidah api menjilat - jilat memberikan gambaran neraka menakutkan yang tidak pernah dibayangkan oleh siapapun.

Naruto menegakan tubuhnya. Tidak yakin akan bisa mengalahkan monster ini sendirian. Udara panas dari api yang keluar dari dasar jurang juga tubuh monster itu rasanya mampu melelehkan semua daging dan tulangnya jika dia tidak segera pergi menjauh.

"Berikan tubuhmu untukku!''

Raungan keras itu membuat Naruto tercekat. Otaknya menyuruhnya untuk lari, tapi tubuhnya terpaku di tempatnya berdiri. Kelopak matanya melebar. Monster di hadapannya berubah menjadi lidah api raksasa, melayang, melesat cepat ke arah Naruto yang tidak bisa menggerakan tubuhnya.

Pria pirang itu memejamkan mata begitu hawa panas menerjang tubuhnya. Rasanya semua tulangnya meleleh dan sebentar lagi dia pasti mati. Naruto sudah bersiap jika akhirnya dia akan terpanggang menjadi abu di tempat yang seperti neraka oleh monster yang tidak dia ketahui.

GRAY LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang