Part 16 : A Secret

7.3K 917 20
                                    

Ruangan kembali hening setelah kepergian Namjoon, Jimin dan Yoongi. Tuan Jeon menatap lurus ke depan, ingatannya memutar kejadian beberapa tahun lalu, dimana dia dulu membantu sang sahabat menumpas para pemberontak sekaligus pengkhianat di keluarganya. Meninggalkan isteri dan anaknya dirumah sang ayah, tuan Jeon membantu sang sahabat ditengah kemelut keluarga dan keserakahan. Menghela nafas, tuan Jeon akan memberitahu Taehyung sesuatu yang sangat berharga.

"Nak, ayah sudah menunjukkan perpustakaan rahasia itu. Kamu tahu mengapa mereka menginginkan keturunan Kim hancur?" Berpaling menghadap Taehyung, dilihatnya pemuda itu mengangkat sebelah alisnya, penasaran. "Mereka mengincar buku yang dimiliki oleh leluhurmu, buku yang hanya sang pewaris bisa membukanya. Buku itu ada disana, berwarna coklat tua dan sebuah bintang sebagai sampulnya."

"Buku itu adalah buku harapan, yang hanya satu kali kesempatan bisa digunakan oleh pewarisnya. Mereka selalu gagal membawa buku itu, dari dulu hingga sekarang. Ayah harap kau akan bijak menggunakan buku itu, Tae. Polaris, kau bisa menyebut satu-satunya harapanmu"

Terkejut tentu saja, Taehyung hanya mengerjab dihadapkan sebuah tentang keluarganya. Tidak pernah ia sangka, keluarganya merupakan keluarga dengan derajat tertinggi di kaumnya, pantas saja pemerintah dan para perusuh itu ingin menghancurkannya. Karena setelahnya mereka akan dengan mudah menguasai seluruh wilayah jika sang pemimpin telah hancur.

"Sekarang kau pemiliknya, Taehyung. Gunakan ketika kamu sudah tidak ada pilihan lagi." Tegas tuan Jeon. Pria setengah baya itu menatap Taehyung dengan pandangan tajam, menegaskan jika beliau serius dengan ucapannya.

Taehyung sadar akan tatapan tuan Jeon mengangguk tanpa ragu, ia sendiri belum yakin akan menggunakan buku itu untuk keinginan apa. Ia tidak ingin melakukan sebuah kesalahan, atau penyesalan yang akan ia dapatkan.

.
.
.

Hening melingkupi kamar Jungkook yang masih temaram, waktu menunjuk pukul enam petang. Namun sang empu enggan beranjak hanya sekedar menerangi kamarnya. Pemuda manis itu duduk di tepi ranjang, menatap keluar jendela yang masih terbuka. Semilir angin menelisik total ia abaikan, fokusnya hanya dinding di ruangannya yang bahkan tak bisa disebut sebagai pemandangan yang menarik. Pandangannya kosong, seolah jiwanya ditarik dari raga yang menaunginya.

Suara pintu berderit sekalipun tak mengalihkan pandangan Jungkook, sosok pemuda bersurai keemasan masuk setelahnya menyalakan lampu, langkahnya menuntun ke arah jendela kamar yang masih terbuka, menutupnya dan menggeser gorden hingga menimbulkan bunyi keras. Si surai keemasan mendekat ke arah pemuda yang masih setia duduk tanpa mengalihkan pandangannya, total abai akan entitas yang memasuki teritorinya.

Kim Taehyung, si surai keemasan berlutut di hadapan jungkook, mengambil telapak tangannya dan menciumnya sarat akan cinta. "Jungkook" panggilnya.

Kali ini wajah manis sang omega tertuju ke arahnya, "Ayo turun, kita akan makan malam" ucapnya yang dihadiahi gelengan Jungkook. Pemuda manis itu bahkan beringsut merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Jung, kamu belum makan apapun sejak sadar. Ayo turun" ajak Taehyung untuk kedua kalinya, dan Jungkook tetap menolak.

"Tinggalkan aku sendiri jika kamu masih memaksaku" balas Jungkook ketus. Memberikan tatapan tajam pada Taehyung tak perduli bahkan ia telah berbicara kasar pada sang Alpha.

"Okay, akan kubawakan makan malammu kemari. Kita makan disini" Taehyung lekas beranjak tanpa peduli protesan Jungkook.

Jungkook meraih selimut dibawahnya, membungkus tubuhnya lantas berusaha untuk memejamkan netranya meski ia baru beberapa jam lalu terbangun. Tak berapa lama, suara langkah kaki terdengar memasuki kamarnya, sudah pasti itu Taehyung. Memangnya siapa lagi, dia yang berniat mengambil makan malamnya sekaligus menemani.

FATE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang