03. aku ikut

3.5K 505 72
                                    

"Ayah ga usah ikut"

Zahra mengerutkan dahinya mendengar perkataan putrinya. "Loh ? Kenapa ?"

"Ah.. Itu maksud putri.. Kan ayah sibuk nanti ayah capek.. Jadi mending bunda aja.."

Zahra menganggukkan kepalanya paham. "Yaudah iya. Nanti telfone bunda aja ya. Soalnya Om farhan udah didepan nih mau jemput Bunda buat antar makanan buat ayah kamu."

"Okee bundaa"

Zahra mematikan telfonennya secara sepihak lalu segera berjalan keluar rumah untuk menghampiri mobil farhan yang sudah berhenti tepat didepan rumahnya.

Zahra masuk lalu segera menutup pintu mobil kembali. "Yu jalan."

Farhan memutar bola matanya malas lalu mulai menyalakan mobil. "Kamu tu dek. Belajar naik motor kek gitu apa kek. Ga berubah - berubah. Apa - apa sama kaka mulu."

Zahra menoleh melihat kakanya yang mengeluh akan kekurangannya. "Udah ya kakaku tersayang. Mending diem. Nanti kalau mood aku hancur kaka jadi korbannya loh."

Farhan berdecak kesal dengan mulut yang bergerak tanpa suara seakan mengejek perkataan zahra tadi.

"Oh iya kak Vania udah masuk bulan berapa ?" tanya zahra penasaran.

Farhan berdehem beberapa kali sebelum menjawab. "Udah mau masuk delapan bulan deh."

"Wihh" zahra bertepuk tangan senang. "Ga lama lagi nih aku punya keponakan."

"Kamu tu" farhan membasahi bibirnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan kalimatnya. "Buat adik lagi buat putri. Gimana nanti kalau dia kesepian."

Zahra memukul lengan farhan keras membuatnya langsung meringis kesakitan. "Kaka mah sama kak Jeffrey tuh sama aja."

"Aduhh.. Yah kan cuman kasih saran aja. Aku juga pengen punya keponakan cowo."

"Emang anak kaka nanti perempuan ?"

"Kata dokter sih gitu. Tapi vania ngidam yang asam - asam semua."

"Emang kenapa kalau asam ?"

"Sapa tau cowo gitu yang keluar"

"Apa hubungannya coba ?" tanya zahra semakin bingung

"Ga tau." jawab farhan polos membuat zahra memandanganya kesal. "Punya kaka yang udah mau umur tiga puluh lima masih bego juga."

"Matamu."

Zahra tertawa kecil mendengar balasan kesal dari kakanya tersebut.

"Eh btw ra. Kira - kira dia nanti mirip siapa ya ? Pasti aku sih." celetuk farhan dengan percaya diri.

"Yeuhh.. Jangan percaya diri dulu. Gimana kalau yang keluar nanti malah mirip mas akbar."

"Loh kok akbar sih ?!"

Zahra tertawa renyah mendengar suara farhan yang mendadak meningkat karena mendengar nama akbar disebut.

Vania dan akbar cukup dekat membuat farhan sangat tidak menyukai hubungan keduanya dan menjadi bahan godaan zahra sekarang.

"Sapa tau kann."

"Ada - ada aja kamu!"

"Tapi kalau mirip mas akbar makin ganteng deh."

"Minta diturunin ?" ujar farhan dengan nada kesal semakin membuat zahra tertawa keras. "Iya deh iya maaf hahaha"

"Adik lucnut." cibir farhan.

Zahra menyeka air mata yang keluar akibat terlalu banyak tertawa. Menggoda kakaknya adalah kebiasaannya yang tak pernah hilang meskipun mereka sudah berkeluarga satu sama lain.

Untuk ayah | jung jaehyun [Complited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang