Sudah terhitung tiga hari Jeffrey berada di rumah sakit. Keadaannya yang semakin membaik dan juga demamnya yang sudah mulai turun.
"Gimana ?" tanya zahra saat alex sudah selesai memeriksa Jeffrey.
"Dia udah baikkan kok." jawab alex lembut dengan senyuman manis. "Demamnya juga udah turun sih. Besok paling udah boleh pulang."
Zahra mengangguk pelan. "Bagus deh kalau gitu."
Alex mendekat kearah Jeffrey lalu menepuk bahunya beberapa kali. "Kalau udah sehat jeff jaga sampai lupa istirahat."
"Denger tuh!" celetuk zahra menambahkan. Sementara Jeffrey hanya tertawa tanpa suara dengan sesekali mengangguk.
"Jangan ambil semua pekerjaan pas dirumah sakit. Malah loe yang susah kan nanti jadi sakit gini." lanjut alex lagi dengan perhatian.
"Denger tuh!" celetuk zahra lagi. "Aku udah bilangin dia berkali - kali ga mau didengerin.. Kan ngeselin."
Jeffrey hanya tertawa tanpa suara mendengar keluhan zahra diikuti dengan alex yang hanya bisa tersenyum tipis.
"Makasih. Gw cuman pengen ngasih terbaik aja selama jadi dokter." kata Jeffrey melalui bahasa isyarat. Alex mengangguk kecil. "Loe dokter hebat kok. Udah sempurna."
"Denger tuh!" zahra kembali bersuara. Jeffrey menoleh dengan raut wajah datar. "Iya ini didengerin."
Alex hanya tertawa kecil lalu menepuk pundak Jeffrey beberapa kali. "Gw pamit dulu mau periksa pasien lain. Makin sehat ya!"
Jeffrey hanya tersenyum manis dengan mengangguk pelan sebagai respon.
"Makasih ya. Lex." kata zahra yang sudah berdiri dengan senyuman manis sambil menunduk beberapa kali.
Alex hanya membalas tersenyum lalu beranjak pergi keluar kamar.
Ketika sudah memastikan alex keluar. Jeffrey menggerakkan tangannya cepat kearah zahra "Putri pulang jam berapa ?"
"Bentar dikit lagi pulang." zahra mendudukkan dirinya kembali terlebih dahulu sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aku udah suruh akbar buat jemput kok."
Jeffrey mengangguk paham sebagai respon.
"Kamu mau mak-" perkataan zahra terpotong karena mendengar pintu kamar yang dibuka.
Dia dan Jeffrey otomatis menoleh dan mendapatkan akbar seorang diri sedang berdiri di ambang pintu dengan senyuman manis. "Hehe halo kang. Teh."
"Loh putri mana ? Bukannya udah aku suruh buat jemput ?" tanya zahra kebingungan.
Akbar berjalan pelan sembari menggaruk hidungnya. "Maunya gitu teh. Tapi si putri bilang dia bakal pulang sama temannya."
"Temannya siapa ?" tanya zahra lagi.
Akbar menjatuhkan dirinya ke atas sofa lalu menggeleng pelan. "Ga tau teh. Tapi aman kok. Nanti kalau ga pulang sampai malam aku cariin."
"MAU DIPECAT KAMU HEE ?!"
-
"Put"
Putri menoleh mendengar panggilan jessica yang tiba - tiba. "Kenapa ?"
"Om loe gimana kabar nya ?"
Putri mengerutkan dahinya tak paham. "Maksudnya ?"
"Itulohh om loe yang kemarin datang sama mama loe." jelas jessica dengan senyuman tipis. "Yang ga bisa ngomong itu. Gimana kabarnya ?"
"Oh.. Itu.." putri menggaruk kepalanya yang tak gatal sembari tersenyum canggung. "Hahaha baik - baik aja kok..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk ayah | jung jaehyun [Complited]
FanficHanya cerita tentang ayahku yang sangat hebat dan sempurna dengan sejuta kelebihan tapi dipandang rendah hanya karena satu kekurangan.