20. surat (last)

6.1K 547 195
                                    

Satu minggu yang lalu ( hari putri operasi )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu yang lalu ( hari putri operasi )

Akbar mendorong kursi roda Jeffrey memasuki satu ruangan salah satu dokter bedah di rumah sakit tersebut.

Dokter yang tadi terlihat sibuk dengan beberapa berkas langsung berdiri ketika melihat ada orang yang memasuki ruangannya. "Maaf. Apa kita pernah buat janji ?"

Akbar mendorong kursi roda Jeffrey sampai tepat didepan meja dokter tersebut lalu menunduk hormat. "Maaf dok. Tapi bisa minta waktu nya sebentar ?"

Dokter tersebut melirik Jeffrey sekilas lalu duduk kembali. "Oke. Silahkan. Ada perlu apa ?"

Akbar menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Dia melirik Jeffrey yang seperti memberi kode ke akbar untuk memberitahu bahwa mereka juga seorang dokter.

Akbar mengangguk paham lalu melihat kembali kearah dokter yang sedikit ke bingungan. "Begini dok. saya asisten dan ini dokter Jeffrey kami dari rumah sakit xxx"

Dokter itu terlihat ber O ria lalu mengangguk kecil. "Pantas saja mukanya terlihat tidak asing. Ternyata dokter Jeffrey. Jadi ada apa ya dok ?"

Jeffrey menghela nafas lalu menggerakkan tangannya pelan membentuk sebuah kalimat dengan bahasa isyarat.

Lagi - lagi dokter itu hanya bisa mengerutkan dahi kebingungan.

"Dokter Jeffrey bilang. Apa dokter tau dengan pasien bernama putri. "

Dokter itu mengangguk mengiyakan.

Jeffrey kembali menggerakkan jarinya dan dengan akbar yang menyampaikannya ke dokter.

"Dokter Jeffrey bilang. Dia ayah dari Pasie tersebut. Dia ingin melakukan pemeriksaan untuk pendonor- eh apa kang ?!" akbar terlihat terkejut membaca bahasa isyarat tersebut. Dia melihat Jeffrey dengan tatapan serius. "Maksud akang apa ?"

Jeffrey menghela nafas. Raut wajahnya berubah menjadi keras dan serius. Dia menggerakkan tangannya kearah akbar memberitahu nya untuk fokus. "Fokus bar! Translate in dengan benar. Jangan tanya dulu."

"Gimana akbar ga kaget. Akang mau donorin hati buat putri begitu ?" pekik akbar dengan raut wajah serius. Matanya mulai memerah karena keputusan Jeffrey yang dia rasa seenaknya.

"Fokus akbar!" Jeffrey sekali lagi memberi isyarat tersebut dengan tegas.

"Mana bisa akbar fokus kang! Gimana kalau teh zah-"

"Demi putri bar!"

Kalimat akbar terhenti membaca bahasa isyarat tersebut. Dia memandang wajah Jeffrey yang terlihat memelas dan mata yang sudah memerah. Jarinya kembali bergerak. "Putri ga punya waktu banyak. Demi putri dan demi zahra juga."

"Kang-"

"Kamu belum tau kan zahra lagi hamil ?"

Akbar membeku membaca bahasa isyarat tersebut. Dia memandang Jeffrey yang kembali menggerakkan jarinya cepat. "Tolong bar. Mending saya yang pergi dari pada zahra dan bayi saya. Mereka malaikat. Tidak boleh pergi cepat."

Untuk ayah | jung jaehyun [Complited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang