05. makan malam

3.2K 523 200
                                    

"Saya takut dan malu.. Pak.." jawab putri lirih membuat Suho mengacak rambutnya pelan.

"Kenapa ? Karena papa kamu bisu ?" tanya suho

Putri mengangguk pelan sebagai respon.

"Yaallah put. Kenapa kamu harus malu ? Itu ayah kamu sendiri!" seru Suho dengan nada tinggi. Merasa tak percaya dengan jawaban putri. Ada sedikit rasa sakit yang dia rasa padahal putri bukan anaknya.

Tapi Suho juga seorang ayah. Dia mengerti dan tidak tau bagaimana perasaan Jeffrey saat tau anaknya mengatakan ke orang - orang bahwa ayahnya sudah meninggal.

"Bapak ga ngerti rasanya gimanaa" jawab putri dengan nada tak kalah tinggi.

"Setidaknya kamu harusnya ga malu kayak gitu put. Itu ayah kamu! Dia yang udah besarin kamu. Jangan dengar yang lain hanya karena satu kekurangannya." jelas Suho membuat putri hanya terdiam dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Terserah kamu lah. Bapak ga tau lagi. Yaudah pulang aja lah. Sana." seru Suho dengan satu tangan yang memijat pelipisnya dan satu tangan lagi memberikan aba - aba ke putri.

Putri menarik nafas lalu mengghembuskannya pelan. "Pak.. Saya mohon jangan kasih tau tentang ini dikelas ya.."

"Gila ya kamu ?!" respon Suho kaget mendengar perkataan putri dengan mata yang membulat sempurna.

Putri menghela nafas berat. "Tolong pak.. Saya minta tolong.. Rahasiain ya.."

"Put-"

"Biarin saya yang kasih tau sendiri ke teman - teman tapi bukan sekarang nanti waktunya udah pas. Saya mohon yah pak.. Saya mohon."

Suho menghela nafas kasar mendengar perkataan putri dengan nada memohon dan wajah yang memelas. Sebenarnya bisa dibilang juga dia tidak terlalu tertarik untuk masuk ke dalam masalah orang lain. "Yaudah. Bapak juga tidak mau terlalu ikut campur. Tapi ingat kalau kamu semakin berulah bapak tidak segan - segan bongkar ini ke teman - teman kamu."

Putri mengangguk semangat lalu tersenyum manis. "Makasih pak. Kalau begitu saya mau pulang dulu. Permisi sekali lagi makasih." pamit putri lalu segera berlari keluar.

Suho menghela nafas lalu memijit pelipisnya. Dia tidak tau harus berucap apa tentang perasaannya yang campur aduk.

Dia merasa sangat sesak dan perih mengingat waktu rapat zahra dan Jeffrey mendatanginya lalu memberitahu untuk menjaga dan membimbing putri kesayangan mereka dengan baik.

Bahkan dia tak lupa dengan Jeffrey yang terus tersenyum lebar dan bermohon ke Suho untuk tidak memberikan tugas yang berat ke putri.

"Tolong ya pak.. Anak saya tidak bodoh tapi dia tidak pintar banget.. Jangan di bebani banyak tugas... Tolong sekali untuk bapak jaga... Anak saya orangnya baik dan sopan kok pasti tidak susah untuk diatur."

Itu pesan Jeffrey yang Suho terima dengan zahra yang menyampaikannya.

-

Putri memasuki mobil ayahnya dengan cepat dan berhati - hati agar tidak diliat siswa lain terutama teman sekelasnya.

Jeffrey tersenyum manis saat melihat putrinya sudah masuk dan duduk manis di kursi mobil. Dia menoleh melihat ayahnya dengan tatapan bingung. "Ayah kenapa liat putri gitu sih ?! Jalan aja. Cepet."

Jeffrey mengangguk pelan lalu mulai menjalankan mobil.

Jika dulu putri sering bercerita tentang hal - hal yang terjadi disekolah tapi sekarang semua berubah.

Dia lebih fokus ke handphone nya dan bahkan membelakangi ayahnya.

Jeffrey sesekali melirik putrinya. Entah kenapa ada rasa khawatir tang mendadak masuk. Dia khawatir putri sedang ada masalah di sekolah.

Untuk ayah | jung jaehyun [Complited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang