SURAT RINDU

67 15 3
                                    

Aku ingat kamu.

Bahkan selalu ingat.

Padahal kita sudah berpisah enam tahun lalu dan tidak pernah berjumpa hampir empat tahun. Rasanya, baru kemarin aku memutuskan hubungan kita. Sekarang kita sudah sama-sama dewasa. Kamu sudah punya kumis. Aku sudah pandai menggunakan make-up. Tapi kenangan dulu tidak sedikitpun hilang.

Dulu kamu suka sekali mengganguku di sekolah. Ketika pulang sekolah kita selalu bertukar pesan lewat SMS. Kita sering bertengkar kecil. Hanya pertengkaran sebatas kecemburuan ala anak SMA. Lalu dengan alasan yang dangkal aku memutuskan hubungan kita sebulan dua minggu setelah kita jadian. Haha... Setelah kita putus, aku malah makin suka kamu. Aku bingung dan bertanya; kamu gitu juga nggak? Melalui pesan kaleng yang kukirim. Aku mengetahui kamu juga masih suka aku, waktu itu. Setahun sebelum kita benar-benar berpisah.

Kita berdua sama-sama egois. Tidak ada yang berani mengungkapkan. Malah, masing-masing sudah memiliki pasangan baru. Kalau kamu mau tahu sesuatu, setiap hari yang kupikirkan waktu punya pacar baru adalah; kok dia nggak kayak kamu? Sampai akhirnya aku putus hanya karena pacar-pacarku setelah kamu itu tidak sepertimu. Sewaktu kamu pacaran setelah denganku, kamu kayak aku juga nggak? Kalo aku sih gengsi, lagi-lagi aku memilih diam daripada mengungkapan.

Setelah kita benar-benar berpisah. Tidak pernah berkontak ataupun bertemu lagi. Kamu tiba-tiba chat aku lewat inbox di Facebook; bertanya kabar dan mengajak menjalin hubungan kembali. Aku yang sudah lama menanti situasi tersebut, tanpa berpikir panjang dan langsung saja menjawab; iya. Tapi, rasa kedua ini beda. Kali ini benar-benar aku yang seolah mengejarmu. Kamu cuek, jarang memberi kabar. Aku dengan telaten menanyakan kabarmu duluan walau kamu jarang membalas. Hingga tiba aku berada di titik kecewa. Lagi-lagi aku menyudahi hubungan kita lewat SMS. Dan kamu tidak membalas.

Empat tahun berselang setelah kejadian itu, kamu menghubungiku lagi lewat diract massange di Instagram. Ada apa?

Tadinya, aku nulis ini dengan perasaan yang bahagia, tapi entah kenapa sekarang jadi suram, galau, hampa. Namun, yang aku yakini sedari awal tadi tetap sama; aku nggak rindu.

Minggu, 16 Juni 2019

Kanara Ros

DEVANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang