"Wih enak banget ya udaranya," celetuk gadis yang baru-baru ini memotong rambutnya itu. "Pasti penduduk sini enak banget ya? Bisa menghirup udara segar di sini setiap hari. Gak kayak di kota, panas banget."
"Iya enak. Tapi, kalau di sini susah sinyal banget," jawab gadis berperawakan tomboy. "Yakin enak? Ku rasa kamu seharian tanpa ponsel pasti gak bisa, Ji."
Gadis itu-- Kim Umji--menatap temannya tajam. "Ya mestilah aku gak bisa seharian tanpa ponsel dan iPad. Upah aku dari sana, Sinbi."
"Iya deh, author webtoon yang sangat terkenal. Ampun aja deh aku." Umji terkekeh saat mendengar sahutan dari Sinbi.
JiyaKim, nama samaran Umji di Webtoonnya. Hampir seluruh orang di negara ini mengenalnya. Dengan karya webtoon-nya yang berjudul Crossroads, Rival, dan Destiny, Umji bisa menghasilkan upah yang lumayan untuk usianya saat ini.
Tapi, di sisi lain Umji juga menderita, setiap hari dia pasti dikejar yang namanya deadline, komentar penggemarnya yang selalu minta rajin update, ditambah komentar haters sebagai pelengkap, sungguh membuatnya merasa kenyang setiap hari.
Karena itu di sini dia sekarang, memutuskan mengikuti teman-temannya untuk mendaki gunung setelah semua tanggungannya selesai.
Tapi, jangan salah, tanggungan yang lain pasti juga akan datang. Sekarang setidaknya, Umji ingin mencari referensi dan mencari ketenangan sejenak.
Padahal mendaki gunung bukan sama sekali ahlinya Umji. Sinbi sempat mengomel saat Umji ingin ikut, pasti akan sangat repot dan Umji akan merengek sepanjang jalan. Tapi, berkat keahlian tipu daya Umji, dia berhasil ikut.
Sinbi mengeryitkan dahinya saat melihat Umji mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Kamu bawa sketchbook, Ji?"
Umji mengangguk. "Iya, siapa tau kita dapet pemandangan gak terduga. Aku bisa menggambarnya 'kan?"
"Terserah kamu aja deh."
"Udah siap semua belum? Kalau udah yuk berangkat," sahut pria bibir tipis itu, Moonbin. "Jangan lupa walkie-talkie kalian ya. Harus tetap bareng terus, gak boleh pisah, oke?"
"Duh, kok deg-degan ya?" lirih Umji sambil memegang dadanya. "Gak boleh takut, Umji."
"Umji," panggil seseorang sambil memegang pundak Umji, membuat sang empu terperanjat. "Kok ngelamun? Ayo kumpul bareng anak-anak."
"Eh iya, Ver. Maaf."
"Kok minta maaf sih?" jawab lelaki dengan paras bule---Vernon Chwe---sambil terkekeh. "Kan kamu gak salah apa-apa."
Umji tersenyum tipis dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Dan memilih untuk membungkuk ke Vernon dan ikut bergabung di barisan kawan-kawannya yang lain.
Suka gugup kalau di dekat Vernon, entah kenapa.
"Kalian semua siap naik?" teriak sang ketua keras. "Dicek lagi tasnya. Usahakan barang yang tidak terlalu penting tidak usah dibawa. Bawa saja hal-hal yang sudah diberi tahu tadi."
Umji mengecek tasnya kembali, walkie talkie sudah, P3K sudah, senter sudah, tenda dia sudah jadi satu dengan Sinbi, yang paling penting sketchbooknya sudah!
Pendakian kali ini diikuti sepuluh orang, semua adalah teman kampus Umji. Sang ketua yang berteriak tadi adalah Wooseok, temannya yang sudah mempunyai banyak pengalaman mendaki.
"SUDAH SIAP SEMUA?"
"SIAP!"
"OKE, KITA BERANGKAT!"
--Cast--
Halo semua, aku balik dengan UmGa!
Cerita ini adalah bagian dari mini series ku, seperti cerita Crossroads yang bulan Maret aku publish. Dan ya, cerita ini juga terinspirasi dari lagu Winter Bear-Taehyung BTS. Nanti bakal aku liat di daftar bacaan mini series yang terinspirasi dari judul lagu.Mungkin cerita ini juga bakal pendek, paling pol 15 bagian aja atau mungkin cuma 10 bagian. Jadi, dalam satu bulan ini bakal udah selesai! Aamiin :")
Visualisasi idol kpop di atas aku pinjam buat bagian dari cerita ini, jadi watak cerita di tokoh ini jangan disangkut pautin dengan mereka di real life 💜. Cerita ini juga hanya fiksi, murni dari pemikiran ku.
So, jangan lupa support temen2 💜
Kali ini 98L juga akan menemani kalian 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear [UmGa ft. 98L] ✓
FanfictionEND Cahaya yang muncul dari beruang putih itu membuat Umji membulatkan matanya terkejut. "Ba ... bagaimana bisa kau berubah menjadi manusia?"