"Sinbi,"--Umji menyenggol pundak Sinbi--"apa kita nggak bisa berhenti bentar? Aku pengen nggambar!"
"Umji, gak usah aneh-aneh deh!" jawab Sinbi. "Takut ketinggalan, nanti aja kalau lagi istirahat, kamu bisa nggambar sepuas kamu."
Umji menghela napas pasrah. "Yaudah deh."
"Sabar, kalau kita udah jalan tiga kilometer, pasti istirahat dulu kok," sahut Vernon yang juga ada di samping Umji.
"O ... oke deh."
Mereka berjalan sambil bersenda gurau tetapi juga waspada, karena jalannya menanjak dan penuh tanah, serta ranting yang mungkin bisa saja membuat tersandung tiba-tiba.
Umji sudah merasa kakinya lelah sekali, napasnya semakin berat. Ternyata mendaki seberat ini ya?
Kenapa Sinbi bisa kuat mendaki sih? Bahkan dalam sebulan, Sinbi bisa mendaki dua sampai tiga kali.
Memang perempuan jiwa laki dia.
Setelah sekitar sepuluh menit, Umji yang merasa lelah itu akhirnya bernapas lega saat Wooseok berteriak, "Oke, kita istirahat dulu! Minum secukupnya aja ya!"
"Berapa menit, Bro?" tanya Moonbin.
"Sepuluh menit!"
"Huff." Umji meniup poninya yang sempat sedikit menghalangi matanya. "Gila ... akhirnya."
"Capek 'kan?" sahut Sinbi. "Nih minum."
Umji mengelap mulutnya setelah menenggak air minum dari Sinbi. "Banget. By the way, makasih Sin."
"Woke. Aku tidur dulu ya?"
Umji membulatkan mata mendengar penuturan Sinbi. "Sumpah bisa tidur kamu? Istirahatnya cuma sepuluh menit loh."
"Alah udah biasa si kupret ini," sahut Moonbin kemudian menoyor kepala Sinbi pelan.
"Aduh, sakit!" balas Sinbi kemudian memukul pundak Moonbin. "Kebiasaan banget lu!"
"Dia tuh kalau lagi istirahat gini, selalu tidur kalau nggak ya ketiduran. Nggak sampek semenit aja mata dia udah merem, Ji."
Umji terkejut terheran-heran. Ajaib sekali temannya ini.
"Ya udah kalau gitu tidur aja, Sin. Entar kalau mau jalan lagi aku bangunin."
Sinbi memilih tidur, sementara Moonbin permisi ingin mengobrol sebentar dengan para lelaki. Kini Umji hanya fokus dengan sketchbook-nya.
Dari atas sini, pemandangan di bawah sangat bagus sekali. Mungkin Umji bisa menggambarnya 'kan?
Dimulai dengan arsiran tipis, Umji memulai menggambar. Dirinya sempat tersenyum tipis saat melihat gambarnya.
"Wih, bagus banget, Umji!" Umji menoleh saat mendengar seruan itu.
"Oh, Eunseo ... makasih."
"Kok kamu bisa sih gambar bagus kayak gitu? Belajar darimana?"
"Dari kecil udah suka gambar gini emang. Jadi mungkin kebawa sampe sekarang."
"Wah, hebat banget. Pantes Vernon suka sama kamu."
Umji yang mendengar itu langsung menghentikan tangannya yang sibuk mengarsir. "Ver ... Vernon suka sama aku?"
"Iya," jawab Eunseo. "Asik, bentar lagi pasti ada yang jadian nih. Ku tunggu pajak jadiannya ya, Ji."
"A ... apasih," ujar Umji kemudian memalingkan wajahnya. "Lagian aku nggak mau pacar-pacaran dulu."
Eunseo tersenyum mendengar jawaban Umji. Sementara Umji melanjutkan gambarnya.
Padahal dalam hatinya sedikit kesal. Kenapa bisa Vernon lebih suka Umji daripada dirinya?
Eunseo melirik sekitar, melihat bagaimana Vernon melihat Umji yang tengah menggambar sekarang.
Saat Seungkwan menepuk bahu Vernon, baru Vernon tidak lagi memperhatikan Umji dan memilih untuk mengobrol dengan anak laki-laki lainnya.
Dasar lelaki bucin!
"Eunseo," panggil Umji yang membuat Eunseo menoleh. "Lihat deh, kupu-kupu itu cantik banget."
"Hah, mana, Ji?" tanya Eunseo sambil melihat ke arah yang Umji tunjuk. Jaraknya sedikit jauh, membuat Eunseo harus menyipitkan matanya ekstra.
"Ituuu," ucap Umji lagi. "Tapi jauh banget. Aku jadi pengen ngegambar deh. Tapi takut mau kesana."
Saat matanya berhasil menangkap kupu-kupu, Eunseo berseru, "Eh iya bagus banget!"
Tiba-tiba satu ide muncul di kepala Eunseo, dia langsung memperhatikan sekitar. Sepertinya anak-anak lain sibuk hingga tidak memperhatikan dia dan Umji.
"Kamu nggak mau coba ke sana, Ji?" tawar Eunseo. "Aku jaga-jaga di sini biar kamu nggak ketahuan. Lagian dari sana pasti masih kelihatan sini 'kan?"
"Tapi ...."
"Nggak apa-apa. Nanti kalau udah mau naik lagi aku samperin kamu."
"Bener ya?"
"Iya!"
Umji tersenyum senang. Kupu-kupu berwarna pelangi seperti itu sangat jarang, bisa Umji gambar kalau begini! Atau bisa Umji potret dengan ponselnya.
Umji beranjak sambil berlari pelan, supaya tidak ketahuan teman-temannya. Karena kalau ketahuan sudah pasti dirinya kena omel habis-habisan.
Semakin dekat dengan kupu-kupu itu. Umji semakin takjub.
"Wah, ya ampun indah banget. Harus cepet-cepet potret nih!"
"Loh kok kabur sih! Tunggu!"
Entah Umji tidak berpikir apapun atau bagaimana, dirinya mengejar kupu-kupu yang terbang menjauh.
Sementara Eunseo yang melihatnya sedikit tersenyum tipis, namun licik.
"Selamat bersenang-senang, Umji."
Dirinya memilih untuk berbaring di dekat Sinbi agar tidak ada yang curiga saat semua temannya sadar bahwa Umji ...
telah hilang.
💜💜💜
Umjii 😭.
Sifat Eunseo yang disini jangan dibawa ke rl ya gais. Aslinya mah, cangtip dan baik bgt mba eunseo tuh ❤Sabar bang agus masih tidur, makanya belum muncul 😂
Jangan lupa vote&komentarnya 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear [UmGa ft. 98L] ✓
FanfictionEND Cahaya yang muncul dari beruang putih itu membuat Umji membulatkan matanya terkejut. "Ba ... bagaimana bisa kau berubah menjadi manusia?"