Umji berusaha untuk tidak berteriak dengan menggigit bibir bawahnya, akan tetapi air mata terus menetes dari matanya.
Beruang itu nampak bangun sementara Umji mundur perlahan. "Jangan makan aku, kumohon ...."
Beruang itu terus mendekati Umji, sementara Umji terus mundur hingga akhirnya ia jatuh terduduk.
Umji takut, panik, dan langsung berpikir kalau ini adalah akhir hidupnya. Beberapa detik lagi, beruang ini pasti akan menerkamnya.
Umji memeluk lututnya sambil menangis dan menunduk. "Kumohon jangan makan aku, jangan makan aku, hiks, hiks."
Grrrr
Apa beruang itu kini ada di depannya? Sungguh, Umji tidak berani untuk mengangkat kepalanya.
Dor!
Suara tembakan itu terdengar lagi. Itu berarti, pemburu itu sudah ada di dekat sini!
Umji menangis lebih keras, namun suaranya bisa tertahan akibat ia menggigit bibir bawahnya. Dalam hati ia sangat takut dan benar-benar berpikir kalau inilah akhir hidupnya.
Umji terperanjat saat merasakan tangannya bersentuhan dengan hidung beruang itu. Apa beruang itu mengendus baunya?
"Bauku sungguh tidak enak, wahai beruang putih," ujar Umji sambil terisak. "Sungguh, jangan makan aku!"
"Graarr-grarr." Beruang itu mengeluarkan suaranya sambil mengarahkan kepalanya ke arah semak-semak di belakangnya.
Umji tidak paham apa maksud beruang ini?
Beruang itu menyentuh Umji lagi dengan hidungnya sambil mengaum dan mengarahkan kepalanya ke semak-semak.
Apa Umji harus lari kesana?
"GADIS KECIL! KEMARI KAU!"
Itu suara pemburu! Dengan air matanya yang masih mengalir, Umji menatap beruang yang terus mengaum dan melihat semak-semak.
Oke, ambil sisi positifnya, mungkin saja beruang itu ingin menyelamatkannya dari pemburu.
Umji berdiri pelan dan ia sedikit terkejut melihat beruang itu mengangguk. Lalu, Umji memutuskan untuk bersembunyi ke semak-semak yang ditunjuk oleh beruang tadi.
Graaaaarrrrrrr
Umji menutup telinganya saat beruang itu mengaum dengan sangat keras, membuat burung-burung terbang kesana kemari tak karuan.
Umji bisa mendengar suara dua pemburu tadi. Mereka sempat berteriak karena terkejut melihat beruang dan menembaki beruang tersebut.
Umji menutup telinganya dan menangis saat mendengar suara tembak terus-menerus. Apa mereka menembak beruang cantik itu?
"Tembak terus, Ming! Gila, gede banget beruangnya. Langka nih!"
"Shit, peluru gue habis, Jun."
Grarrrrr
Ternyata beruang itu masih mengaum, Umji sangat berharap jika beruang itu masih hidup.
Bukankah secara tidak sengaja, beruang itu menyelamatkannya tadi?
GRARRRRRR
Kedua lelaki pemburu itu, Mingyu dan June terkejut melihat mata beruang itu menjadi merah menyala, serta aumannya yang keras menampakkan taringnya yang sangat tajam.
"LARI, JUNEDDDD!"
"ITEMMM, TUNGGUIN GUE NJIR!"
Kedua pemburu itu lari terbirit-birit saat beruang putih itu berubah menjadi sangat menyeramkan.
Umji menarik napasnya saat sudah tidak mendengar suara apapun. Kemudian, dirinya menghadap ke atas. "Hari sudah semakin gelap, astaga bagaimana ini?"
Perempuan yang rambutnya sudah sedikit berantakan itu mengambil ponselnya, sudah pukul lima sore. Ternyata aksi kejar-kejarannya dengan pemburu tadi memakan waktu cukup lama. Tapi, apa Umji harus bermalam di hutan ini?
Umji berdiri perlahan dan mengintip beruang yang masih ada di atas batu itu. Kemudian, dia berjalan pelan menuju beruang itu. Beruang itu pun menatap Umji kemudian mengaum sedikit pelan dan matanya tiba-tiba berubah menjadi warna biru.
Entah keberanian dari mana, Umji dengan ragu-ragu mendekat dan berani mengelus kepala beruang itu.
Dia hanya berharap, semoga beruang itu tidak akan melahap tangannya tiba-tiba.
Umji sedikit terkejut saat beruang itu memejamkan mata. Apa beruang itu suka dengan elusan yang diberikan Umji?
Itu berarti, dirinya tidak akan dimakan 'kan?
"Kapan aku bisa pulang?"
Atensi Umji beralih ke arah matahari yang cahaya semakin menipis, menandakan malam gelap akan segera tiba.
"Sepertinya aku memang harus bermalam di sini," ucap Umji dengan bergetar menahan tangis.
Umji memilih duduk sambil melihat matahari terbenam yang nampak sangat indah. Dari tadi beruang itu juga diam saja dan memejamkan matanya? Kenapa ya?
Umji sontak membulatkan matanya saat mengingat pemburu tadi sempat menembak beruang ini. Dengan cepat, Umji berputar mengelilingi beruang itu mencari apakah ada luka peluru di badannya.
Matahari terbenam, detik itu juga Umji terkejut melihat beruang di depannya tiba-tiba memunculkan cahaya terang dan ....
"A ... apa?"
Berubah menjadi manusia tampan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear [UmGa ft. 98L] ✓
FanfictionEND Cahaya yang muncul dari beruang putih itu membuat Umji membulatkan matanya terkejut. "Ba ... bagaimana bisa kau berubah menjadi manusia?"