"Masih jam dua pagi ternyata," ujar Umji yang baru saja bangun dari tidurnya itu.
Atensinya beralih ke pria berambut putih yang masih tertidur pulas di atas batu besar di depan gubuk yang ia tempati. Suasana sekitar masih sepi dan hanya dipenuhi suara binatang kecil, bahkan langit masih nampak gelap.
Dirinya memutuskan untuk menghampiri Yoongi dengan membawa ponselnya sebagai senter. Untung saja Umji tidak banyak memakai ponselnya, jadi baterainya pun masih awet. Hanya saja tidak bisa dipakai menghubungi kawan-kawannya karena tidak ada sinyal.
"Yoongi," panggil Umji. "Apa tidak ada mata air di sini? Aku ingin mencuci muka."
Tidak ada pergerakan dan jawaban. Benar-benar mirip dengan beruang kutub!
"Yoongi!" panggil Umji lagi sedikit keras. "Bangunnn!"
Berbuah hasil, Yoongi bangkit dari tidurnya dan merubah posisinya menjadi duduk menatap Umji. "Apa?"
"Apa tidak ada mata air di sini? Aku ingin membasuh muka," ujar Umji. "Mukaku sangat gatal rasanya."
"Ada, tepat di belakang gubuk itu."
"Dari kemarin aku tidak mendengar suara gemercik air tuh? Kamu berbohong ya?"
"Sekarang aku yang bertanya," ujar Yoongi menatap Umji tajam dengan mata birunya itu. "Yang tinggal lebih lama di hutan ini siapa?"
"Ya ... kamu sih."
"Nah kan, aku yang lebih tau! Ya sudah, mari aku antarkan," ujar Yoongi akhirnya.
"Yess, asikk!" Umji berjalan ke arah gubuk kemudian mengambil tasnya. "Ayo!"
Umji masih berjalan tertatih-tatih karena kakinya masih terasa sakit. Sedangkan beruang kutub itu, berjalan dengan santainya meninggalkan Umji. Padahal kemarin dia yang kena tembak pemburu, kok bisa tidak merasakan sakit sama sekali sih?
"Yoongi tunggu aku!" teriak Umji.
Yoongi yang mendengar itu berhenti dan memutar bola matanya. "Cepatlah!"
"Kau jahat sekali berjalan cepat meninggalkan aku. Kalau aku diculik singa bagaimana?" ujar Umji kesal.
Demi apapun, gadis di depannya ini sangatlah cerewet menurut Yoongi. Belum genap sehari saja, Yoongi sudah mendengar ocehannya berapa kali?
Kenapa tidak merasa takut sama sekali ya?
"Singa pun tidak akan doyan dagingmu," jawab Yoongi yang membuat Umji mengerucutkan bibirnya sebal. "Sudah sampai."
"WAHHHHHHH, INI BENAR-BENAR HUTAN AJAIB!" teriak Umji dengan mata berbinar. "Indah sekali!"
"Ya, ciptaan Tuhan memang selalu indah 'kan?" sahut Yoongi. "Sudah sana, basuh mukamu."
Umji mengangguk dan mendekat ke danau kecil itu. "Yoongi, apa kau tau jalan untuk keluar dari hutan ini? Supaya aku bisa kembali."
"Tidak tahu," jawab Yoongi. "Tapi, jika kau sudah masuk kesini, itu berarti kau sudah melewati bundaran tiga pohon keajaiban?"
"Tiga pohon keajaiban?" tanya Umji heran. "Yang mana itu?"
"Tiga pohon tinggi yang saling berhadapan itu."
Umji menopang dagunya dengan jari, mengingat apa dia pernah melewati pohon itu atau tidak.
"Oh iya! Aku ingat!" seru Umji tiba-tiba. "Setelah aku melewati pohon itu, aku bertemu pemburu jahat."
"Sayang sekali," sahut Yoongi yang membuat Umji mengeryitkan dahinya.
"Kenapa?"
"Kau memasuki zona Ratu Hutan," jawab Yoongi. "Sebelum kau keluar dari sini, kau harus ke puncak gunung untuk pamit kepada ratu jika ingin keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear [UmGa ft. 98L] ✓
FanfictionEND Cahaya yang muncul dari beruang putih itu membuat Umji membulatkan matanya terkejut. "Ba ... bagaimana bisa kau berubah menjadi manusia?"