Umji berhenti berlari saat merasa kupu-kupunya terbang semakin cepat. Dan akhirnya terbang tinggi ke atas gunung.
"Yahhhhhhh, kok ilang sihhh."
Umji memilih duduk dan menenggak air minum yang ada di tasnya. Kemudian mengatur sedikit napasnya.
"Eunseo ...."
Sedetik kemudian dirinya sadar, Umji bangkit dari duduknya dan berbalik.
Loh kok gak ada temen-temen?
Dia tadi lari gak jauh banget kan ya? Kenapa bisa temen-temennya gak ada?
Jangan bilang dia udah lari masuk ke dalam hutan lebih jauh?
Jangan bilang ... dia tersesat!
"Sinbi ...." Nada bicara Umji mulai bergetar. "Aku takut ...."
Tangisnya pecah saat itu juga, Umji memilih duduk dan menenggelamkan kepalanya di lututnya dan menangis keras.
"Umji bodoh ... bodoh banget. Kenapa kamu kayak anak kecil sih? Kupu-kupu aja masih diikutin. Dasar bodoh," ujar Umji yang mungkin ditujukan untuk dirinya sendiri.
"TOLONGIN UMJI!" teriaknya. "TEMEN-TEMEN DENGER SUARA UMJI 'KAN? TOLONGIN UMJI!"
"Oh iya 'kan ada walkie talkie!" Umji mengeluarkan walkie-talkienya dan mencoba menghubungkannya ke teman-temannya. "Kok nggak bisa sihhh!"
Dirinya akhirnya menyerah dan duduk kembali. Menatap kosong ke depan.
"Aku nggak tau ini ada dimana ... hiks."
Tolong jangan bilang kalau ini nanti adalah akhir segalanya bagi Umji. Karir yang baru saja ia bangun baru saja sukses, dia masih ingin berkumpul dengan orang tuanya, saudaranya, temannya.
"Aku nggak mau mati ...."
****
"Sin, bangun!" Dahyun menggoyangkan tubuh Sinbi sedikit kuat. "Bangun!"
"Euhh, kenapa sih? Udah sepuluh menit emang?"
"Bukan gitu, Umji mana?"
"Kan ada di samping gue tadi, lagi asyik gambar tuh dia," jawab Sinbi dengan matanya yang belum terbuka sempurna.
"Hih! Buka dong mata lu! Lihattt, gak ada, Sinnn."
Sinbi membuka mata dan terperanjat tidak mendapati Umji di dekatnya. "Loh, tadi di sini kok!"
"Temen-temen ada yang lihat Umji nggak?" teriak Dahyun akhirnya. "Mungkin ada yang nemenin dia buang air atau gimana?"
R
ata-rata menggeleng, membuat Sinbi diterpa panik.
"Eh serius Umji gak ada?"
"SEMUANYA NGUMPUL DULU!" teriak Wooseok akhirnya, karena melihat teman-temannya ricuh karena Umji yang tiba-tiba hilang. "Tenang dulu jangan panik."
"Gimana nggak panik? Temen kita ilang!" sahut Vernon yang raut wajahnya kini panik.
"Oh iya, tadi dia ngobrol bareng lo 'kan Eunseo? Gue liat kok," tanya Vernon ke Eunseo yang membuat semua orang menatap Eunseo.
"Eee ... aku nggak tau. Setelah ngobrol bentar sama Umji, aku pamitan sama dia buat ikut tidur bentar di sebelah Sinbi. Terus tadi Dahyun bangunin aku, aku nggak tau apa-apa sumpah," jawab Eunseo yang membuat Vernon menghela napas kasar.
"Bin, Umji gimanaaa?" tanya Sinbi ke Moonbin dengan mata yang berkaca-kaca. "Gak mungkin dia hilang gitu aja kan?"
Sinbi memang terlihat jutek ke Umji, namun dia adalah teman yang paling perhatian dan khawatir ke Umji. Moonbin pun memutuskan untuk menenangkan Sinbi dengan memeluknya.
"Gini aja deh. Kita cari di sekitar sini dulu, dua orang, dua orang ya? Gue akan coba ngehubungin Umji lewat walkie talkie," ujar Wooseok. "Tenang, jangan panik. Biar kita semua tetep safety."
Semuanya mengangguk dan memilih berpencar ke sekitar untuk mencari Umji.
Sinbi berjalan dengan Moonbin, setelah terisak tadi. Dia berusaha tetap berpikiran positif, mungkin saja Umji belum jauh dari sini.
Umji pasti bisa mencari jalan keluarnya sendiri. Umji pasti ketemu!
***
Sabar, beruang kutub es kita masih tidur, makanya belum nongol 😂😂😂
Yuk, vommentnya 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear [UmGa ft. 98L] ✓
FanfictionEND Cahaya yang muncul dari beruang putih itu membuat Umji membulatkan matanya terkejut. "Ba ... bagaimana bisa kau berubah menjadi manusia?"