31

4.5K 330 27
                                    

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Dikediaman keluarga ruzain ada seonggok manusia mager yg lagi ngemil ama nonton tv. entah apa yg merasuki mahluk tampan itu hingga bersikap aneh, ya.. orang itu adalah danish yg lagi lepas dinas. dhuha yg dari tadi memperhatikan anaknya itu jadi heran sendiri, tak lama rayhan ikut duduk didekat papanya. Mereka semua baru pulang dari sidang pengajuan nikah kantornya rayhan dan kirana, rasy setelah acara langsung caww ke kantor karena ada rapat.

" kenapa tu pa, aneh gitu" rayhan heran

" tau tu, dari kita pulang tadi papa perhatiin udah begitu" dhuha

" ahh... dasar playboy cap kadal, gak jauh2 tu pa" rayhan

" hah... emang si danish kenapa bang, ada masalah serius yg belum selesai" dhuha

" ya... ini serius pa, masalah cewek palingan" rayhan

" kamu ini bang, papa kira ada apa" dhuha

dhuha dan rayhan hanya geleng2 melihat cowok playboy itu, sementara danish sedang asik dengan dunia hayalnya itu.

Flash back on

malam itu danish memutuskan untuk pulang setelah oprasi pengrebekan disebuah rumah kosong. waktu menunjukkan pukul 9 malam, danish yg pulang diantar sampai gang oleh anggotanya. Danish singgah dulu ke mini market untuk beli cemilan di kontakannya, ngomong2 kontrakan dia belum ketemu Tania 2 minggu ini. pertemuan terakhirnya begitu buruk dan danish juga enggan menyapa gadis itu. Harga dirinya sebagai playboy tercabik, tania dengan kasarnya menolak danish kedua kalinya. parahal hampir 2 bulan tidak bertemu, danish berusaha bersikap biasa dan tania tetap begitu. jadilah sekarang mereka saling diam dan enggan menyapa.

danish menyusuri jalan dengan kantong belanjaannya yg penuh, segelombolan preman menghampirinya. danish dihalangi oleh mereka, moodnya yg sedang tidak baik berpengaruh dengan emosinya yg gampang tersulut.

" ehh..... mau kemana lo tong" preman

" maaf bang saya mau pulang, permisi" danish

" ohhh mau pulang lo, bagi duit" preman

" duit apa ya... bang, saya gak ngerti" danish

" ya.... duit keamanan, lo kasi duit baru boleh lewat" preman

"maaf bang setau saya ini jalan umum, bukan jalan abang jadi saya gak musti bayar, permisi" danish

" berani lo ama kita hah..." preman

" buat apa saya takut dengan orang kayak kalian, toh saya makan juga cari sendiri gak minta ama kalian" danish

" banyak bacot lo berani ama kita lo" preman berteriak

danish mencoba untuk tidak tersulut emosinya, adu mulut dan saling dorong pun terjadi. sebuah bogeman hampir saja mengenai pipi danis, kalau saja tidak ada teriakan dari orang dibelakang mereka.

" berkenti" teriak seorang wanita

seorang gadis berjalan digelapnya malam dengan lampu yg samar, gadis itu makin mendekat membuat mata danish melotot.

" Tania" danish terkejut

tania berdiri sambil melipat tangannya, danish benar2 terpaku ditempat. tania begitu berani adu mulut bahkan tabok2an dengan para preman itu. Danish berusaha menjadi orang lemah dan tak berdaya, kalau sudah tidak bisa dimaklumi lagi mau tidak mau danish bakalan keluar dari zona bodohnya itu. Danish tetap mempertahankan ketakutannya terbukti dari wajah pucat, keringat mengucur dan tubuh bergetar karena seharian belum makan.

" heh... ini tas lo, ck.... buat kerjaan gue aja lo" tania jutek

" makasi tania" danish

tania sempat terpesona dengan wajah imut, tampan dengan senyum yg manis dari seorang danish. dengan baju kantoran dan kacamata yg bertengger dihidung mancungnya, jangan lupakan aroma maskulin dari tubuh danish yg buat menenangkan.

THE ALFATIH BROTHER (Lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang