03

5.8K 307 4
                                    

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
2 pemuda yg memiliki ikatan berlandaskan persaudaraan, seayah dan seibu itu berdiri memandang gedung luas. gedung yg kokoh terkesan sangar itu adalah MABES TNI. mereka berjalan menyusuri loby kantor itu, tak banyak yg tau mereka karena masih terbilang baru. Danish menghampiri meja resepsionis yg terdiri dari 4 prajurit yg berpangkat praka.

" maaf om... ijin bertanya, ruangan marsekal muda Dhuha Haidan Ruzain dimana ya..." Danish

" kalian ini siapa dek, ada perlu apa dengan beliau"praka wira

" ohhh kita ini anaknya om, perlunya ya... mau ketemu sams papa" Danish

mereka berempat memperhatikan 2 anak yg mencurigakan ini. yg satu keliatan pendiam bahkan mukanya datar, dan yg satu ramah, gak bisa diem dan banyak omong.

" jangan ngarang kalian, kalau mau bohong cari2 tempat dek" praka soni

" ya...elah om, coba perhatikan muka saya yg ganteng ini titisannya papa, ini abang saya aduh... udah kayak kembarannya papa, cuma beda 28 tahun doang hehe..( Danish udah ngelantur dan Rayhan cuma menghela nafas), ok... kita tes DNA untuk memastikan kalau kita ini adalah bagian, dari salah satu, dari seribu kecebongnya papa yg kuat. nihh ya... om kalau kata pak mail guru biologi say-" Danish

" stop... jangan aneh2 kamu, ngomong aja gak bener gimana kita mau percaya, keliatan banget kriminalnya" praka yanto

Danish yg dikatain begitu terkejut syokk labay dan ternistakan, sementara para om tentara itu tersenyum menahan tawa, alias JAIM.

Astagfirullah halazim om... jangan souzon ama orang ganteng, kalau kata pak mail guru agama saya, itu gak boleh dosa on, tampang ganteng tingkat 7 lapisan bumi gini dibilang kriminal, saya itu cinta tanah air, bagi saya itu NKRI itu harga mati " Danish

Danish benar2 ngelantur tahab akut, pembahasannya udah jauh sampai antartika. si om2 disana udah pening sendiri ngadepin Danish, yg udah buka seminar dari biologi, agama, dan cinta tanah air. sementars Rayhan tanpa kata mendengarkan dengan terpsksa, frustasi, kesel, dan pingin nabok areknya yg sableng ini. ijin masih alot untuk diberikan membuat Rayhan emosi, yg sudah pasti gak keliatan karena Rayhan itu.. yahhh gitulahh....

" Danish bisa diem gak" Rayhan
Danish langsung kicep, membuat om2 itu heran seketika karena suasana tiba2 sunyi. dia mengambil HPnya yg terpampang foto keluarganya dan menyerahkannya pada mereka, semua fokus melihat disana ada Dhuha, Rasy, Riza, dan mereka berdua.

" ini buktinya om, jadi.... dimana ruangan papa" Rayhan

salah satu dari kereka mengantarkan 2 anak komandannya itu, praka dwi yg hanya diam tidak seperti yg lain hanya tersenyum dan memberikan keterangan tentang dhuha

" ini ruangan komandan masuk aja dek" praka dwi

" ohh makasih deh om... udah repot nganterin" Danish

" makasi om" Rayhan

" ya ..udah om tinggal dulu, nanti kalau ada apa2 panggil aja" praka dwi

" asiappp om.... santai aja" Danish

praka dwi cuma terkekeh melihat 2 saudara yg sangat berbeda karakter itu. Danis menatap rayhan memberi kode untuk masuk, namun rayhan mencekal tangan Danish ketika ingin mengetuk pintu besar itu. Danish yg paham kondisi abangnya cuma tersenyum menguatkan abangnya dan disambut hangat seorang rayhan. Danis mengetuk pintu itu dengan keras ya.... tu anak mikir kalau gak keras, pasti gak kedengeran papanya pintunya tebel banget kayak do'i tebel banget ketidak pekaannya hayakkkkk ( autornya mulai oleng,capek nyatat ulang cerita ini pegel makkk😭). suara papanya mengintuksikan yg berasal dari kotak suara yg tergantung dekat pintu.

THE ALFATIH BROTHER (Lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang