terpaksa

25 4 0
                                    

Ayo readers, votenya jangan lupa:)

.
.
.
.
.

Sudah 3 hari aileen diskor, saat itupun membuat aileen bete dirumah. Bonyoknya yang tahu hanya geleng kepala dengan alasan ya namanya masa muda.


Saat ini aileen diantar kesekolah dengan putra, awalnya ia menolak tapi orang itu memaksa ya mau gimana lagi, pasrah saja dirinya.

Tak ada obrolan penting saat diperjalanan hingga sampai sekolah aileen.

Seperti biasa aileen dateng 10 menit sebelum masuk.

Saat dirinya digerbang terlihat segerombol laki-laki yang pasti aileen atau para siswa sekolah tahu siapa mereka, jika dilihat mereka sedang menggoda siswi yang masuk atau memalak orang.

"Gimana gue cara masuknya" gumam aileen kesal.

"Huh, pagi-pagi bikin orang kesel, mana pintu masuk satu-satunya disana"

Aileen melihat lagi gimana caranya masuk tanpa harus digoda, mana ada cewe yang senyum-senyum saat digoda.

Tringg...Tringg...

Bunyi ponsel aileen mengalihkan perhatian aileen terpampang nama lita disana.

'Alhamdulilah lita, lo penyelamat'_batin aileen.

Tak menunggu lama aileen menekan tombol hijau dihandphone nya seraya berjalan kearah gerombolan itu.

'Halo mah'

'Hah?mah?'

'Iya mah'

'Heh ini gue lita'

'Iya mah, aileen baik-baik aja kok, ga ada yang ganggu' kalimat itu menghentikan lelaki yang ingin menggoda aileen setelah mendengar kata mah yang berarti mamanya, karna menurutnya takut terdengar kurang sopan kan padahal iya, ya biar pencitraan gitu.

Aileen masih bertelfonan melewati anak laki-laki yang tidak berhasil menggoda aileen.

'Apasi len, auah bodo' telpon dimatikan sepihak oleh lita.

Aileen memasukan hpnya dikantong roknya dengan senyum kemenangan.

°°°°°°°°°

Lais yang memang ada disekumpulan orang-orang yang sibuk godain siswi dan malak dirinya justru bingung dengan tawaran zidan saat temanya itu nginap di apartnya.

"Woi, diem aje lo, kesambet tau rasa" zidan yang paling aktif menggoda siswi dari pada malak dan sekarang kecapean gegara ngomong.

"Masih mikirin?" Lanjutnya.

Lais menaikan sebelah alisnya seraya menatap zidan.

"Udah si gapapa nanti kalo tu orang macem-macem ama lo lapor ke gue"

"Oke deh" pasrah, ya lais pasrah dari pada dirinya pusing.

"Noh, noh si dara" tunjuk zidan pada orang yang baru datang dari gerbang.
Lais pun memutar kepalanya kesamping dan melihat dara yang menghampiri sekumpulannya lais.

"Hai" sapa dara pada orang disana termasuk lais.

Zidan mendekatkan mulutnya pada kuping lais.
"Sekarang aja, munpung rame, makin banyak yang tau makin bagus"

"Ekhem" lais yang berdehem membuat dara menoleh.

"Emm, dar"

"Iya kenapa?" Dara sudah mendekat kesamping lais.

InterfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang