Tanding II

5 1 0
                                    

Banyak typo⚠️⚠️
Happy reading😊

.
.
.
.
.

Pertandingan baru saja dimulai, saling mengoper dengan timnya. Merebut dengan kasar, yang wajar mereka tertanam permusuhan.

Lais yanh dipilih sebagai kapten, berkat latihan tadi membuatnya sangat fokus untuk menembak ke ring musuh.

Skor masih kosong-kosong, bola dipegang oleh musuh. Tapi bagi lais itu sangat mudah, jika dilihat oleh lais posisi bolanya gampang diambil.

Lais beralih pada raihan dan berbisik.
"Alihkan yang pegang bola"

Mendapat bisikan mendadak, raihan segera mengalihkan gio, yang kebetulan membawa bolanya.

"Ternyata ikut main, kira cuma jadi penonton macam cheerleaders gitu" alih raihan.

Lais sudah ambil posisi dibelakang gio. Tanpa lama ia merebut bola dan berlari kering musuh dan ya. Masuk. Tak lupa dengan sorakan perempuan.

"WOO"

"MANTUL, MASUK"

"KEREN BANGET!"

"MUSUHNYA GEMBEL"

Mendapat teriakan yang merendah dari siswi sma venus, membuat gustin mendidih.

Ia menyumpah gio yang lengah.
"An***g!"

Tapi sudah dua puluh menit, thunder belum dapat skor. Falcon sudah mendapat 10 poin dan yang pasti  kebanyakan lais yang nembak.

Gustin kapten dari thunder geram, timnya lemah. Lalu ia tersenyum miring. Ide licik terlintas.

Gustin berlari kearah dani yang sedang mendrible bola, ia menyenggol bahu dani dengan bahunya. Membuat dani yang sedang mendrible, bokongnya mencium lapangan.

Seakan retak tulang dani teriak.
"ANJAY, SAKIT BANGKE!"

Gustin tersenyum licik, dirinya berlari ke ring musuh, lalu menembak dan yap. Masuk.

Masih terduduk dan mengusap bokongnya yang seakan mati rasa. Dan memaki gustin.

"T*i"

"An***g"

"T***l"

"Gue sumpahin tuh, bolanya kena palanya"

"Bangun dan, payah amat" ini lagi sj raihan, temenya sakit mala dikatai.

"Sakit an**r" maki dani.

"Makanya bangun"

Dani berusaha berdiri, dan saat hendak menegakan pinggulnya. Sakit dibokongnya kembali menyerang.

"Anjirr, saki banget" dani menungging seraya mengelus bokongnya.

"Yah mampus dah, ga bisa pup" bukan raihan tapi alif yang baru datang.

Melihat dani, alif dan zidan. Lais menghampiri mereka.

"Ngapain?" To the point.

InterfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang