Bagi yang tidak berkenan membaca speschap tadi bisa langsung baca ini saja yaa
Thanks..Tiba-tiba terdengar suara dentuman kuat sekali dari arah haluan. Mereka langsung lompat berdiri. Suara apa itu? Apakah itu Tamus dan Fala-Tara-Tana IV yang tiba-tiba menyerang? Ini semua gara-gara si Biang Kerok membicarakannya.
"Atau mungkin ada perompak, Ra?" Seli bertanya cemas, mulai memikirkan yang tidak-tidak.
Raib tidak menjawab, langsung berlari ke dek haluan, disusul Seli. Di sana masih ada Ily dan Ou.
"Ily, Ou! Ada apa?" Raib berseru panik.
Ali menyusul berjalan santai di belakangnya, menguap lebar, "Kamu sudah bisa mengaktifkannya, Ou?"
Ou mengangguk. Ali kemudian menghampirinya. Juga Seli dan Raib.
"Maaf telah mengagetkan kalian." Ily berkata, "Kan sudah ku bilang, Ou. Jangan aktifkan itu sembarangan." Sekarang dia menatap adiknya.
Raib dan Seli saling tatap, tidak mengerti.
Ali tertawa, "Kalian telah menyaksikan kehebatan pesawatnya, bukan? Dia juga bisa melakukan teknik lain, seperti kekuatan Klan Matahari dan Bulan."
Sekarang mereka berdua menatap Ali.
Yang ditatap hanya melambaikan tangan, "Kalian ingat benda terbang tanpa awak di Klan Bintang, Elang Hitam 01, atau robot simulasi Kotak Hitam di akademi? Nah, sama seperti itu. Pesawat ini juga bisa bertarung. Desainnya saja sudah seperti pesawat tempur. Keren, bukan?" ia menyeringai, membanggakan benda ciptaannya.
Sekarang mereka gantian menatap Pesawat RC yang dikendalikan Ily, mendesing terbang mendekati mereka.
"Pesawat ini betulan bisa bertarung, Ali?" Seli sekali lagi menatap Ali.
Ali mengangguk.
"Bukankah itu bahaya kalau kamu berikan kepada Ou?" Raib berbisik di telinga Ali.
"Dia tidak akan bertarung kalau tidak ada lawannya, Ra. Tenang saja.." Ali balas berbisik juga.
"Kalau begitu ini waktu yang tepat untuk mencobanya." Seli punya ide.
Ali menoleh, "Mencoba apa?"
"Aku ingin melatih teknik kinetik menggerakkan air seperti yang dilakukan Ngganggeram dan Ngglanggeran, Ali. Karena aku tidak bisa melatih itu di akademi. Mumpung sekarang di tengah laut."
Ali mengangguk antusias, "Dia bisa menjadi robot simulasi-mu. Asal kamu jangan sampai membuat tsunami atau badai, bisa-bisa kapal kita terbalik."
Tubuh Seli mulai mengambang dengan teknik kinetiknya, kemudian melesat menjauhi kapal, mencari arena bertarung. Begitupun drone tersebut ikut melesat dikendalikan remote.
Seratus meter dari kami. Seli dan drone tersebut sudah saling berhadapan, mengambang empat meter di atas permukaan air, posisi siap bertarung.
Di atas kapal Ali mengaktifkan mode bertarung otomatis drone. Sekarang Seli akan melawan drone dengan kecerdasan buatan.
Di sana Seli memasang kuda-kuda kokoh. Tangannya terangkat tinggi, mengerahkan seluruh tenaganya. Sarung Tangan Matahari mengeluarkan cahaya terang menyilaukan. Dia berteriak. Seketika permukaan air di depannya terangkat setinggi tangannya. Dia mengambil segumpalan air. Air itu bergerak naik, lantas mengambang. Air berputar-putar dengan gerakan lentur, berpilin mengikuti gerakan tangannya, kemudian membentuk tornado.
Mereka yang memperhatikan dari kapal tidak berkedip. Kekuatan Seli bertambah berkali lipat. Entah sejak kapan dia bisa mengendalikan air yang tidak solid sampai sebesar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Series Fanfiction
Science Fiction[Cerita Berbahasa Indonesia] "It's not a lack of love, but a lack of friendship that makes unhappy marriages." - Nietzsche *Ily (Ilo's son) will also evolve in this story. Juni 2020 - started Januari 2021 - unpublish July 2022 - republish