10 - She Looks So Beautiful In White

2.4K 220 118
                                    

Jam lima sore di rumah Raib. Di ruang tamunya, Raib sedang membolak-balik halaman buku konsep pernikahan.

"Kamu setuju yang mana, Ali?" Raib menoleh ke arah Ali yang duduk di sebelahnya.

"Terserah kamu saja, Ra. Pilih sesuai selera-mu."

Raib menghembuskan napas. Padahal ia meminta pendapat, tapi dari tadi Ali hanya menjawab terserah, terserah, dan terserah. Ya, sudah. Ia kembali melihat-lihat konsep.
"Kalau yang ini bagaimana?" Raib menunjuk gambar yang tertera di halaman buku.

Ali menatap halaman yang ditunjuk Raib. Kemudian bergumam sebentar, "Ya sudah, terserah."

Raib mulai jengkel, "Kamu ini bisa tidak sih jangan jawab terserah-terserah terus?"

"Eh, bukan begitu, Ra. Maksudku kali ini gantian kamu yang memilih konsep dekorasi, kan kemarin-kemarin aku sudah memilih konsep foto prewed. Jadi aku memberi kesempatan untukmu memilih juga. Ini kan untuk kita, bukan?" Ali menyeringai, mencoba mencairkan suasana dan melelehkan Raib yang sekarang sedang membara.

"Ya, sudah. Aku pilih yang ini, Ali." Raib menentukan dengan yakin. Ia menggeser sedikit buku konsep yang dipangkuannya, agar Ali bisa melihat dengan jelas juga.

Ali mengangguk mantap setelah melihatnya. Selera Raib memang bagus. Ia juga menyukai konsep itu. Terlihat elegan dan mewah dengan tambahan sentuhan royal, membuat semakin terlihat sempurna.

Raib sebenarnya masih kesal dengan Ali. Tapi sudah cukup. Ini perdebatan mereka kesekian kalinya. Apa lagi kalau bukan debat soal pernikahan?

Perdebatan pertama, konsep foto pre-wedding.

Sehari setelah mereka merayakan lamaran di teluk kota Klan Bulan, Raib dan Ali membicarakan persiapan foto prewed. Pagi-pagi di rumah Raib.

"Ra, kita bisa foto prewed di Kota Ilios, di lereng gunung dekat Stadion Matahari. Itu tempat yang sangat bagus. Atau kamu mau di Kota Zaramaraz, permata perut bumi? Itu akan sangat hebat, Ra. Siapa penduduk Klan Bumi yang bisa foto prewed di sana? Atau bisa juga di Pulau Pesisir Timur, Klan Bintang. Di sana ada banyak spot foto bagus." Ali bicara panjang lebar setelah mendengar pendapat Raib yang hanya menginginkan foto prewed di studio saja.

"Ali! Rahasia dunia paralel akan terbongkar." Raib melotot. Karena memang sebelumnya mereka merencanakan resepsi pernikahan di Klan Bumi saja, tempat mereka tinggal dan dibesarkan.

"Kalau ada yang bertanya tinggal bilang saja itu editan. Sudah banyak sekarang editor canggih. Dan ayolah.. Kita sudah banyak melihat tempat-tempat indah di dunia paralel. Masa tidak satu pun kita berdua foto di sana? Kalau di studio mah sudah mainstream.."

Raib tetap menggeleng tegas. "Itu memakan waktu, Ali. Dan pasti sebelumnya kita harus mempersiapkan perjalanan dulu, kan?"

"Apanya yang memakan waktu? Pernikahan kita masih dua belas hari lagi. Dan lagi pula kita tidak perlu persiapan perjalanan seperti saat kita hendak berpetualang menjalankan missi, Ra. Tujuan kita hanya foto."

"Itu ribet dan melelahkan, Ali. Atau kalau kamu tidak mau di studio kita bisa foto prewed di Klan Bumi saja. Banyak sekali tempat bagus. Itu sekaligus kita bisa liburan."

Ali menghembuskan napas. "Ya, sudah. Kamu mau foto di Klan Bumi? Mau dimana?"

"Hmm.. Di Paris mungkin, itu kan kota cinta. Nanti kita akan pasang gembok juga di sana, di Pont des Arts. Bagaimana?"

"Oke, pilihan bagus. Sekarang bulan Agustus, berarti di sana sedang musim panas." Ali menyetujui, "Tapi di kota Ilios juga, ya?"

Raib menunjukkan ekspresi keberatan. Baginya itu tetap sama saja dengan mengumumkan adanya dunia paralel kepada para tamu nanti.

Bumi Series Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang