Kapsul tempur keluaran terbaru Klan Bulan baru saja diproduksi dan dipasarkan. Seperti yang Ily ceritakan beberapa hari lalu saat kami "berkemah" di puncak. Klan Bulan menciptakan kapsul tempur dan komersil yang dilengkapi senjata suppresor, ditambah senjata pamungkas : granat EMP.
Dan sore ini akan diadakan pamerannya di Grand Sentral Kota Tishri.
Itulah sebabnya pukul tiga sore tadi Ily datang ke rumah kami di Klan Bulan. Hendak mengajak Ali (juga aku) datang ke pameran kapsul tempur. Tapi kami tidak langsung pergi, mereka berjam-jam dulu membicarakan tentang teknologi. Aku ikut bergabung di ruang tamu bersama mereka--lebih banyak diam mendengarkan, tidak terlalu tertarik membicarakannya. Ily bilang, baginya, sistem transportasi dan sistem lainnya di dunia ini ketinggalan zaman. Ali dan Ily terlihat antusias membahasnya. Aku, seperti mainan di dasbor mobil, hanya terus mengangguk-ngangguk.
Setelah mereka puas berbincang-bincang, kami berangkat. Seli sudah ku jemput lima belas menit yang lalu. Ia baru pulang dari rumah sakit, pasca visit besar pasien. Kami memang mengajak Seli--sebetulnya aku yang memintanya agar ada teman. Tanpa Seli, aku hanya akan menjadi patung kucing diantara mereka berdua.
"Baik, mari kita berangkat." Ily menekan tombol di pergelangan tangannya.
Sebuah lubang muncul di depan kami, awalnya kecil, kemudian membesar setinggi orang dewasa. Pinggirnya berputar-putar seperti gumpalan awan hitam. Ali lompat lebih dulu masuk, disusul Seli dan aku. Terakhir di belakang, Ily melangkah. Lubang itu mengecil, lenyap. Kami berada dalam kegelapan selama beberapa detik, kemudian muncul titik cahaya kecil, membesar membentuk lubang besar. Kami bisa melangkah keluar.
Kami membuka portal lorong ke Stasiun Sentral. Terletak di perut tanah. Ya, rencananya memang kami tidak pergi naik ILY. Akan lebih berkesan dan menyenangkan jika berjalan-jalan di kota Klan Bulan naik angkutan konvensional--kapsul kereta.
Kota Tishri memang dibagi menjadi dua kawasan. Kota yang ada di dalam tanah, dan kota yang ada di permukaan. Nah, kami sekarang ada di kota Tishri yang ada di perut tanah. Menuju tempat pameran kapsul.
Kami berempat berdiam diri sejenak, menunggu kereta tujuan. Menatap beberapa kapsul kereta datang-pergi. Melesat. Layar hologram besar di dekat kami menampilkan jadwal dan rute kereta.
Salah satu kereta merapat di peron dekat kami.
"Ayo, kita naik. Ini kereta tujuannya." Ily melangkah lebih dulu, sudah seperti guide bagi kami di dunia ini.
Pintu kapsul terbuka. Dari tadi Ali selalu santai melangkah lebih dulu. Terdapat belasan kursi di dalamnya, sebagian sudah diisi penumpang. Dinding kapsul yang menjadi layar televisi menampilkan informasi perjalanan dan siaran.
"Sudah lama sekali kita tidak naik kapsul kereta di Klan Bulan." Seli yang duduk di sampingku berkata.
Aku mengangguk. "Terakhir lima tahun yang lalu."
"Terakhir kali kita naik kapsul kereta seperti ini, kita mendapat masalah. Dikejar-kejar pasukan bayangan. Semoga saja kali ini kita tidak dikejar-kejar sesuatu lagi." Ali ikut buka mulut.
Tumben, kali ini Seli tidak menyergah celetukan Ali. Juga aku. Kami hanya menanggapinya dengan santai. Seakan trauma dikejar-kejar pasukan bayangan sudah terkubur dalam-dalam.
Aku merasa dari tadi para penumpang di dalam kapsul terus memperhatikan kami berempat. Beberapa orang di dekat kami mulai berdiri, disusul penumpang-penumpang lainnya. Mereka mengeluarkan buku, berseru-seru antusias mendekati bangku kami.
Aku segera tahu apa yang terjadi. Ternyata kami sudah tenar di klan ini, sejak kisah petualangan kami dinovelkan. Juga Ily--terlepas dia memang putra seorang selebritas, desainer terkemuka. Dan ketenaran kami semakin membludak setelah pernikahan maha besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Series Fanfiction
Science Fiction[Cerita Berbahasa Indonesia] "It's not a lack of love, but a lack of friendship that makes unhappy marriages." - Nietzsche *Ily (Ilo's son) will also evolve in this story. Juni 2020 - started Januari 2021 - unpublish July 2022 - republish