Happy reading!!
"Oke, untuk hari ini rapat pembahasan tentang pameran foto tahunan kita cukup sampai disini dulu, kita lanjut dipertemuan selanjutnya ya teman-teman. Selamat sore dan hati-hati di jalan!" Taehyung menutup rapat pembahasan pameran foto tahunan klub fotografi dengan senyum ramahnya, sambil sesekali tangannya menyambut teman-temannya yang mengajaknya berjabat tangan.
Setelah semua orang pergi, dia merapihkan berkas-berkas yang berserakan di hadapannya. Setelah selesai, kedua netranya mendapati Jaemin yang masih berdiam di tempatnya duduk.
Taehyung yang melihat adik tingkatnya sedang termenung lantas ia mengambil posisi duduk di sebelah Jaemin sambil menepuk pundak sebelah kiri Jaemin. "Enggak balik?"
"Entar dulu bang, lagi males." Taehyung mengangguk paham.
"Kalo gitu gue duluan ya? Kalo mau balik kunci pintunya."
"Oke sip!"
Setelahnya hening, sunyi karena hanya sekarang ia sendirian setelah Taehyung pergi meninggalkan ruangan. Jaemin belum pulang karena ia ada janji bertemu seseorang disini. Siapa? Naya.
Dua hari setelah kejadian di kantin, paginya Naya menelponnya, mengajak ingin bertemu. Sebenarnya bisa saja Jaemin yang menghampiri gadis itu, tapi ia menolak. Sudah Jaemin paksa untuk dirinya saja yang menghampiri tetap tidak mau, ya sudah Jaemin bisa apa.
Dan disinilah dia, sendirian menunggu Naya yang entah apa tujuan gadis itu ingin menemui dirinya.
Terhitung sudah sepuluh menit Jaemin menunggu. Jujur saja, Jaemin bukan tipe orang yang suka menunggu. Tapi kalau konteksnya menunggu Naya, ia tidak masalah.
Dan lima menit lagi berlalu, suara ketukan pintu terdengar ditelinganya. Membuat ia berdiri lalu melangkah ke arah pintu, membukanya mendapati sosok Naya sedang tersenyum ke arahnya.
Senyum Naya tidak seperti biasanya. Jaemin tahu itu senyum palsu, kosong yang tiada arti. Didukung oleh kantung mata yang terlihat menghitam, membuat Jaemin sedih melihatnya.
Seterpuruk itukah Naya-nya?
"Masuk?"
"Di luar aja," kata Naya menunjuk kursi panjang yang ada diluar.
Jaemin mengangguk, mempersilahkan Naya untuk duduk duluan dan disusul Jaemin yang lalu duduk di sebelahnya.
"Mau ngomong sesuatu?"
Naya mengangguk, "mau minta maaf soal perbuatan Jungkook. Gue gak enak."
Jaemin mengernyit tidak mengerti, yang salah Jungkook tetapi kenapa gadis itu yang minta maaf?
"Kenapa lo yang minta maaf?"
"Udah biasa sih, kalo cowok itu berulah biasa gue duluan yang minta maaf atas nama dia."
Jaemin diam. Kenapa bisa Jungkook yang begitu mendapatkan sosok Naya yang seperti ini? Batin Jaemin berteriak tidak adil. Andai dia duluan yang bertemu Naya, bukan Jungkook.
"Oh, gak apa-apa lah. Lagian disini tuh bukan salah dia doang, gue juga salah. Gue juga minta maaf." Naya tersenyum tipis, lalu mengangguk.
"Lo enggak apa-apa?" kata Jaemin sambil tangannya menyentuh punggung tangan gadis itu.
"Gapapa."
Jaemin terkekeh, "kenapa cewek tuh suka banget bilang 'gapapa' padahal lagi gak baik-baik aja? Kenapa sih? Biar apa gitu loh??"
"Biar dingertiin lah."
"Kalo gitu, lo harus jadi pacar gue dulu baru gue ngertiin."
Naya tertawa mendengar perkataan Jaemin, lalu menepuk paha cowok itu pelan. "Bisa aja bercanda lo!"
Gue gak bercanda..
Jaemin terkekeh pelan, "ngomong aja Nay, yang jujur. Gue cuma pengen tahu kondisi lo sekarang aja."
"Gue bener baik-baik aja, Jaem. Kalo gue kenapa-kenapa gue gak mungkin ada disini, tapi dirumah sakit."
"Bikin kesel juga ya lo, Nay!" Jaemin mendengus, sedangkan Naya ia tertawa mendengar Jaemin yang kesal. "Maksud gue, hati lo. Lo gak apa-apa?"
Naya tersenyum tipis, matanya sendu tak berbinar seperti biasanya. "Munafik banget ya kalo gue bilang gue gak papa?"
Terdengar Naya menghela nafasnya, ia memandang kosong ke arah lantai, "Kalo gue bisa ngasih lihat visualisasi hati gue ini mungkin lo bakal jijik. Hati gue hancur, banyak lukanya. Luka lama belum sembuh, ada lagi luka baru. Yang bikin tambah sakitnya, orang yang bikin sakit hati gue selalu orang yang sama. Orang yang bahkan gue percaya selama kurang lebih dua tahun ini."
"Gak sekali gue diginiin, bodoh banget udah disakitin tetep aja gue balik maafin dia, tapi kali ini gue udah capek. Soal lo, gue gak bodoh soal kata-kata lo di kantin waktu itu dan soal lagu itu gue paham, gue gak lupa. Gue tahu lo suka sama gue kan?"
Jaemin bungkam, diam menatap kosong ke arah ubin. Tak menyangka Naya akan menebak soal perasaannya secepat ini.
"Bantu gue untuk lupain Jungkook, Jaem. Bantu gue buat nutupin semua luka hati gue, buktiin omongan lo kalo lo bisa memperlakukan gue lebih baik dari pada dia. Gue gak mau lagi goyah untuk dia."
Setelahnya Jaemin memeluk erat Naya yang sudah mulai menangis.
"Meskipun gue tahu, gue cuma dijadiin pelarian lo. Gak apa-apa, gak masalah. Gue bakal bikin lo lupa sama dia dan buat lo jadi suka sama gue. Tunggu aja, lo cuma hanya tinggal diam, biar gue aja yang bergerak untuk ngejar lo, Nay."
To be continued..
Banyak yg gak mau jungkook-naya balikan, hiyahiyahiya.
Oh ya,
Thanks ya buat yg udah bacaa, sekali lagi makasihh ^^
Jangan bosen yaa, dadahhh ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOTOGRAPH | Jaemin
FanfictionBiasanya sih jatuh cinta dari pertemuan pertama. Tapi dia, Amyrel Jaemin Nadio Fazza, jatuh hati dari sebuah foto candid hasil bidikannya sendiri. START : [03/06/2020] END : [ON GOING]