3: Her name

1.1K 230 235
                                    

Sudah berganti bulan, sudah hampir tiga minggu Jaemin masih memikirkan sosok gadis tanpa nama itu.

Jadi, setelah pertemuan tak sengaja di kantin waktu itu. Jaemin kembali mendatangi Taman Kencana, berharap gadis itu datang lagi kesana, tapi nihil.

Jaemin juga jadi makin sering nongkrong di kantin daripada di ruang klub fotografi, dia dengan sabar menunggu sambil menelisir tatapannya ke penjuru kantin berharap menemukan gadis itu lagi, tapi tetap juga tidak ada.

Jaemin sudah hampir menyerah, jika memang Tuhan tak mengizinkannya untuk mengetahui nama gadis itu, tidak apa. Jaemin akan berlapang dada, membiarkan sosok gadis tanpa nama itu menjadi sebuah kenangan yang berkenan untuknya.

Jaemin percaya kata-kata Haechan waktu itu, jodoh pasti bertemu.

Jaemin saat ini sedang berada di perpustakaan univnya, berdiri di antara rak-rak buku mencari buku rekomendasi dosennya.

Sebentar lagi UAS, setidaknya ia harus belajar untuk meraih nilai sempurna di akhir semester ini.

Matanya menelisir judul dan pengarang buku-buku yang ada di rak, meneliti apakah buku yang dicarinya ada disini atau tidak.

Sebenarnya ia bisa meminjam buku lama milik Taehyung, mengingat Taehyung pernah menawarkan dirinya jika butuh buku-buku untuk belajar ia punya, lengkap.

Tapi entah Jaemin malas, lagipula akhir-akhir ini Taehyung susah ditemui. Jadi lebih baik usaha dulu mencari di perpustakaan, jika tidak ada baru pinjam.

"Aduh.. tinggi banget."

Telinganya menangkap suara dari lorong rak sebelah, yang sepertinya sedang kesulitan mengambil buku.

Inisiatif Jaemin pergi ke arah suara, memandang di ujung lorong. Menemukan sosok perempuan sedang berjinjit sambil mencoba menggapai buku namun tak bisa karena terhalang tubuh pendeknya.

Akhirnya Jaemin memutuskan untuk ingin membantu. "Mau ambil buku yang mana?" tanya Jaemin yang sudah berdiri di sebelah perempuan itu.

"Eh.." Gadis itu kaget mendengar suara seorang laki-laki di dekatnya, lantas menoleh ke arah Jaemin dan membuat Jaemin dan gadis ini bertatapan.

Ketika bertatapan dengan gadis ini Jaemin terkejut.

Ini dia, sosok yang Jaemin cari selama ini. Sosok yang ingin sekali ia ketahui namanya, supaya bisa lebih dekat dengan gadis ini setidaknya Jaemin harus tahu nama kan?

Jaemin berkedip, menetralkan jantungnya yang berdetakan tidak karuan.

Kaget sekaligus senang. Ia benar-benar tidak berekspetasi akan bertemu dengan gadis ini disini.

"M-mau ngambil.. b-buku yang mana?"

Lihat, saking kagetnya Jaemin sampai tergagap ketika berbicara.

"Hng, yang itu.."

Jaemin segera mengambil buku yang ditunjuk gadis tak bernama ini. Lalu memberikan bukunya ke gadis itu.

"Makasih..."

"J-Jaemin. Amyrel Jaemin Nadio Fazza, itu-nama gue." Jaemin dengan suara agak bergetar menyebut namanya.

"Oh, makasih.. Jaemin," ucap gadis itu sambil tersenyum.

Cantik.

Jaemin berkedip, mengalihkan pandanganya ke arah lain asal jangan ke wajah gadis ini dulu, kalau sampai ia terbengong karena terpana lagi, kesempatannya untuk mengetahui nama gadis ini bisa hilang untuk yang kesekian kali.

Jaemin lalu menggaruk dahinya yang tak gatal sambil menunduk lalu menahan senyumnya dengan melipat mulutnya ke dalam. Salah tingkah.

Jika disini ada Haechan, mungkin ia telah habis diketawai oleh temannya. Melihat Jaemin salah tingkah begini itu lucu sekali.

"Hm.. gue duluan ya, makasih sekali lagi Jaemin."

"Iya sama-sama."

Lalu gadis itu berbalik meninggalkan Jaemin, namun sedetik kemudian Jaemin baru ingat. Ia belum bertanya siapa namanya.

"Eh.. tunggu!" Gadis itu berhenti, lalu menoleh kearah Jaemin.

"Iya?"

"Nama lo siapa?"

Gadis itu sedetik kemudian tersenyum ke arah Jaemin, "Naya, Nayyara Ayelen Queensha."

"Oh.. Naya."

Naya mengangguk sambil tersenyum.

Sungguh Jaemin benar-benar tenggelam dalam senyum Naya yang baginya sangat indah itu.

"Duluan ya Jaemin, dadah!"

Dadah.

Apa itu tandanya ia akan berjumpa lagi dengan gadis ini? Oke, Jaemin mulai kepedean.

"Dadah Nayaa! Sampai ketemu lagi yaa!"

Jaemin tersenyum cerah, bahagia. Sampai sosok Naya tidak lagi terlihat dihadapannya, Jaemin tetap tersenyum di tempat. Sepertinya senyum Jaemin tidak akan luntur sampai ia berada di apartmentnya.

Jaemin bahagia, hanya karena sebuah nama. Seperti halnya kemarin dirinya galau, juga hanya karena sebuah nama.

Intinya, sekarang Jaemin benar-benar bahagia.


Nayyara Ayelen Queensha (oc)

Nayyara Ayelen Queensha (oc)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued..


Wdyt tentang storyku ini? '-'

Oh iya kurang lebih, ilustrasi foto candid naya yg jaemin ambil kyk yg diatas yaa, cuma bedanya naya gak sadar kamera gitchu ^^

See youu yaa ♡

PHOTOGRAPH | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang