SB02

1.5K 149 0
                                    

◜   🌻   ◞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◜   🌻   ◞

Ajun dengan terpaksa membawa Hilal pulang ke rumahnya karena Hilal akan mengembalikan liontin milik Juang. Ajun sendiri yang membuatnya rumit, tangannya begitu sulit menerima liontin dari Hilal itu dan memberikannya pada Juang sendiri. Hilal sendiri juga hari ini lupa bertemu Juang, padahal semalam sudah berjanji bertemu di kantin namun Hilal malah tertahan dengan kelas tambahannya yang memiliki tugas tambahan pula.

Sialnya hari ini, mereka terkena razia polisi. Bodohnya Ajun yang tidak ingat bahwa Hilal tidak memakai helm karena Hilal hari ini diantar Johnny ke sekolah karena mentari masih dirawat, Ajun justru melewati jalan utama yang seringkali terdapat razia. Walaupun memiliki izin mengemudi tapi jika penumpang tidak memakai APD dalam berkendara tetap saja kena.

"Lo ada duit nggak? Gue sibuk, nggak bisa dateng sidang nanti dan gue nggak ada duit. Ini semua juga gara-gara lo ngapain nggak pake helm sih bego." Hilal menatap Ajun tidak percaya, bisa-bisanya dia menyalahkan Hilal padahal sebelumnya Hilal sudah memperingatkan namun Ajun sendiri tidak memperhatikan.

Berakhir mereka membayar denda dengan uang Hilal, untung saja Hilal membawa uang lebih.

"Inget ya utang dibawa mati, nggak ngeganti, urusan karo Gusti." Ajun mengiyakan malas mendapat pernyataan itu dari Hilal. Kalau dia tidak segera membayar, dipastikan kalimat Hilal hari ini akan terus dia dengar sampai akhirnya dia membayar.

Dia berteman dengan Ajun dari awal masuk menengah atas namun ini pertama kali Hilal datang ke rumah Ajun karena sebelumnya mereka sering berkumpul di rumah Aji karena banyak makanan, ibu Aji selalu memasak banyak saat mereka datang entah sengaja berkumpul atau tidak. Hilal menatap Ajun sinis, pasalnya Ajun bisa dibilang di keluarga yang berada namun sering sekali menunggak membayar kas, dia tahu karena Hilal adalah bendahara kelas.

"Gue bisa tagih utang lo sama bapak lo nih Jun, lumayan kalo dikasih lebih," ujar Hilal sambil mengikuti Ajun masuk.

Ajun meminta Hilal menunggu di ruang tamu dan dia memanggilkan Juang di dalam. Hilal menatap sekeliling ruang tamu Ajun dimana di sana terpampang foto keluarga Ajun, dia selalu tersenyum miris ketika melihat keluarga sempurna walau hanya sebuah foto. Dia tak memiliki foto keluarga lengkap, hanya terdapat dirinya dan Johnny selalu seperti itu. Tapi dia tidak masalah dengan itu, dia sudah cukup bahagia dengan Johnny walau terkadang dia masih iri melihat keluarga yang utuh.

Lamunan Hilal buyar seketika saat seorang wanita memasuki rumah Ajun, dari tampilannya dia sangat yakin bahwa itu adalah Ibu dari Ajun. Dia beranjak dari tempatnya dan menjabat tangan wanita itu memberikan salam. Hilal mendadak canggung karena wanita itu hanya mengangguk pelan membalas Hilal. Beruntunglah Ajun segera datang bersama Juang, dia canggung sekali dengan ibu mereka.

"Maaf ya, tadi gue lupa gara-gara tugas kelas tambahan numpuk." Hilal memberikan liontin itu pada Juang namun bukannya Juang yang menerima malah disahut cepat oleh ibu mereka. Sontak ketiga anak itu terkejut, terlebih Hilal kembali merasakan perasaan tidak enak mendapati itu, sepertinya liontin itu sangat berarti bagi Juang.

sunbearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang