SB18

527 72 3
                                    

◜ 🌻 ◞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◜ 🌻 ◞

Udan tangise ati, saiki wis rodo terang
Masio isih kadang kelingan
Kowe sing tak sayang-sayang
Saiki mung cerito loro, mpun kadung mbekas ning dodo
Perihe ati sing mbok paringi
Wis cukup ra bakal tak baleni

( Hujan tangisnya hati, sekarang sudah sedikit reda. Meskipun terkadang masih teringat, kamu yang aku sayang. Sekarang hanya cerita sakit yang sudah membekas di dada. Perihnya hati yang kamu beri, sudah cukup tidak akan aku ulangi. )

Sugeng Dalu by Denny Caknan

Johnny dan Hilal yang baru saja turun dari ruangan mereka mencari pemilik suara yang menyanyikan lagu dangdut di pagi hari dengan petikan gitarnya. Sebenarnya sudah hampir siang karena sekarang pukul sebelas.

"Lapo kancamu iku?" tanya Johnny pada Lucas, teman Mark, yang ternyata sudah berada di rumahnya pagi ini. (Kenapa temanmu itu?)

"Ditinggal yang e. Nembak yang e akal-akalan gowo semongko, edan po'o. Iki lho cak sawangen," balas Lucas sembari menunjukkan semangka yang dibawa Mark untuk calon pacarnya. (Ditinggal gebetannya. Nembak gebetan akal-akalan bawa semangka, gila. Nih lihat Om.)

"Kon iku kok yo konyol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kon iku kok yo konyol. Tapi lapo ditolak? Gak mungkin trimo semongko kembang mawar kon ditolak rek, iku senine apik poll semongkone." Johnny beralih bertanya pada Mark heran. (Kamu itu kok ya konyol. Tapi kenapa ditolak? Gak mungkin hanya semangka bunga mawar kamu ditolak, itu seninya bagus banget semangkanya.)

Hilal mendekat ke arah Johnny meraih ponsel Lucas ditangannya dan melihat bagaimana semangka yang diberikan Mark. Anak itu menertawakan Mark karena itu dan membuat Mark kembali memetik gitarnya dan melanjutkan sesi galaunya.

sunbearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang