SB15

577 71 2
                                    

◜   🌻   ◞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◜   🌻   ◞

Ajun yang memasuki rumah dengan berlari sontak mengejutkan Arisha yang tengah menikmati kopi miliknya di ruang tengah. Wanita itu mengikuti kemana arah Ajun berlari dan meneriaki namanya. Dari wajahnya saja sudah terlihat bahwa Ajun tengah begitu kesal saat berlari tadi.

Benar saja dugaan Arisha, Ajun kini masuk ke ruangan Juang mengejutkan anak itu yang tengah fokus dengan ponselnya. Ajun menarik tubuh anak itu dengan kasar untuk bangkit. Dia memukul keras pipi Juang membuat anak itu jatuh dan mengaduh. Arisha dengan sigap berjalan ke arah Juang membantu anak itu.

"AJUN!" teriak Arisha menatap Ajun penuh amarah.

"Anakmu itu menjijikkan. Sekali lagi gue tahu lo gitu, beneran abis lo sama gue!" balas Ajun mengancam Juang lalu beranjak pergi dari ruangan itu tanpa peduli ocehan dari Arisha.

Juan yang datang ke ruangan Juang karena mendengar keributan terkejut dengan pipi lebam Juang. Arisha meminta Juan untuk mengobati lebam Juang sementara dia menemui Ajun untuk berbicara.

"Kalo mama ke sini cuma mau belain anak itu, lebih baik keluar," ujar Ajun saat Arisha masuk ke ruangannya.

"Masalah nggak diselesein lewat pukulan, Ajun." Arisha berjongkok di sebelah Ajun yang tengah duduk di bangku kamarya. kamu bisa bicara sama mama apa masalahnya, lanjut Arisha sambil menggenggam tangan Ajun.

"Tanya anakmu apa yang dia katain ke Hilal, dia kelewatan banget." Ajun menghela napasnya berat mengingat kejadian tadi. aku mau istirahat, lanjut Ajun meminta waktunya untuk sendiri. Arisha mengangguk paham lalu keluar dari ruangan Juang.

Pikiran Arisha berlari kemana-mana karena Ajun tadi mengungkap masalahnya berkaitan dengan Hilal. Wanita itu jadi mengingat perkataan Hilal bahwa dia telah membuang makanannya. Arisha berjalan ke kamarnya dengan sebelah tangan yang memijat pelipisnya.

Arisha memandang kalung milik Hilal yang hari ini dia kembalikan padanya. Tangannya perlahan meremas kalung itu erat. "Kalian tidak boleh menghancurkan jalanku," ujar Arisha dengan mata yang berambisi.

◜   🌻   ◞

Di rumah Aji benar-benar ramai walau di sana hanya terdapat empat orang anak. Hilal membayarkan semua makanan mereka hari ini, mereka memesan banyak makanan membuat meja ruang tamu Aji penuh seketika.

"Lo emang baik banget kalo urusan makan, tapi sialan banget lo urusan kas kelas," puji Aji yang juga mengeluhkan tentang Hilal.

"Sayang banget si Ajun nggak ikut, kalo iya nih dia paling depan buat ngabisin," ujar Nanda sembari tangannya mengambil sepotong pizza.

"Kita pamerin aja dia," usul Jeano yang membuat mereka bersemangat.

Hilal bersiap mengambil gambar dengan ponselnya namun dia mendapatkan pesan dari Johnny yang mau tidak mau dia balas terlebih dahulu.

sunbearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang