SB07

937 105 1
                                    

◜ 🌻 ◞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◜ 🌻 ◞

Hilal membuat kacau kamarnya karena mencari sesuatu. Mark yang melihatnya sampai terheran. Ketika Mark menanyakan apa yang dicarinya, Hilal hanya diam saja. Seketika terlintas dalam pikiran Mark bahwa Hilal tengah mencari benda yang telah dia buang beberapa hari lalu.

"Yang lo cari udah gue buang," celetuk Mark menghentikan kegiatan Hilal. Tiba-tiba Hilal berjalan kearah Mark dengan tatapan tak percaya. Tangannya terangkat menarik kerah baju Mark membuat anak itu terkejut dengan sikap Hilal.

"Lo nggak butuh itu, kenapa lo cari? Itu nggak bikin lo baik-baik aja," ujar Mark mencoba tetap tenang menghadapi Hilal.

"Gue tau, tapi tanpa itu gue lebih nggak baik-baik aja." Hilal melepas cengkeramannya pada Mark dengan sedikit dorongan membuat Mark terhuyung.

Mark mengacak rambutnya kasar, Hilal akan kembali seperti dahulu jika anak itu tetap berusaha mendapatkan benda yang Mark buang. Mark turun mengikuti arah kemana Hilal, anak itu membawa kunci motornya saat turun.

Bersamaan dengan Hilal, Mark berhenti tepat di depan pintu rumah. Hilal menatap orang didepannya tidak percaya, Johnny. Johnny meraih Hilal menarik anak itu ke dalam pelukannya, hal itu berlangsung tidak lama karena setelahnya segera melepaskan pelukan itu.

"Sok deket," celetuk Hilal tanpa memandang sang ayah.

Johnny menarik kedua anak itu menuju ruang makan. Dia menyadari bahwa kedua anak itu sedang tidak baik-baik saja. Walaupun mulut Hilal mengelak, tapi ekspresinya menjawab. Johnny mencoba tetap santai di depan mereka dengan membuatkan mereka makanan. Matanya melirik beberapa bungkus makanan instant di tempat sampah.

"Mbak nggak mampir masak selama ayah nggak ada?" kedua anak itu serentak menggelengkan kepalanya.

Kepulangan Johnny tentu bukan pertanda baik bagi dirinya dan juga Hilal. Semua tidak lepas dari permainan mantan istri Johnny, Arisha, untuk kembali mengambil Hilal. Kedatangannya tak pernah terpikir oleh Johnny, bahkan wanita itu telah bertemu Hilal terlebih dahulu daripada dirinya setelah sekian lama.

"Matahari atau bulan?" tanya Hilal tiba-tiba kepada Johnny yang tengah memasak. Anak itu datang dari arah belakang Johnny.

"Kamu tahu jawabannya, nggak perlu tanya Ayah." Hilal mengangguk mendengarnya.

"I hope the sun is always your answer," balas Hilal lirih namun terdengar oleh Johnny.

"Of course my sunshine." Hilal tak menghiraukan itu dan kembali ke tempat duduknya.

Hilal membuka salah satu pesan masuk pada ponselnya dari nomor tak dikenal. Tangannya mendadak lemas setelah membacanya dan menaruh ponselnya dengan sedikit membanting pada meja makan. Dia meminum segelas air putih di depannya dan menatap Johnny penuh tanya.

sunbearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang