Maaf baru bisa update wkwk
Happy reading!"Omg! Ini serius lo bel? Gila makin cantik, pangling banget gue, seriusan." Ucap Sella ketika memasuki ruang rias yang terang tersebut. Diiringi Nasyna di belakang, mereka terkejut melihat sahabat bar-barnya menjadi fenimin dan wajah yang lembut dan tenang.
"Yaampun, so pretty!" Ucap Nasyna saat melihat Abel.
Anehnya, mendengar pujian yang di ucapkan Sella dan Nasyna barusan, Abel hanya tersenyum kaku. Bahkan wajahnya berubah sedih.
Entahla, rasanya aneh sekali mendengar pujian untuk nya hari ini. Padahal biasanya ia akan mengatakan 'wah jelas gue yang paling cantik. Baru sadar lo?' Tapi sekarang? Untuk mengucapkan terimakasih saja rasanya aneh.
Melihat perubahan ekspresi yang sangat cepat di wajah Abel, Kedua teman nya pun langsung menghampirinya. Mengelus punggungnya yang sempit dan lembut, memperhatikan Abel dari ujung rambut hingga kakinya.
"Ngapain sedih gitu sih mukanya?" Nasyna mulai bersuara.
Sella ikut menimpali, "ini hari bahagia, gausah nangis nangisan. Ga lucu, kasian makeup nya mahal." Lebih memilih mengucapkan kata kata kasar di banding menimpali keadaan yang mulai agak mendung.
Ia takut akan menangis jika terus berusaha mensupport Abel. Pasalnya aura di ruangan itu mulai berubah.
"ayo diri, bentar lagi mulai."
Sella dan Nasyna mulai membantu Abel berdiri dengan memegang kedua tangan nya, membantu membenarkan gaun nya yang sedikit berantakan, dan memberikan bouquet flower yang ada di atas meja.
Memberikan bouquet tersebut dengan tatapan lembut yang menusuk, menahan diri untuk tidak menangis.
Mereka berhenti di depan pintu yang sebentar lagi akan di buka. Sella dan Nasyna masih berdiri di sisi Abel. Seolah tak rela melepas masa remaja Abel begitu saja.
Ketika mulai mendengar seruan yang menandakan pintu akan dibuka, Sella dan Nasyna menoleh ke arah Abel, tersenyum lembut dan pindah ke kebelakangnya.
Pintu terbuka, memperlihatkan keramaian yang akan segera menghiasi gedung tersebut. Jantung sang pengantin wanita pun mulai berdegup kencang, seolah akan keluar dari tempatnya.
Ditatapnya ke depan, tepat dimana karpet merah terbentang, banyak orang yang berada di sisi kanan dan kirinya, berpakaian rapih dan formal.
Tidak banyak yang datang, hanya beberapa sanak saudara. Namun ingat 1 hal, keluarga besarnya tidak sedikit.
Dan sampai lah pandangan nya menangkap laki laki berpakaian suit hitam rapih, berdiri menatapnya dengan hangat dan manis.
gila ganteng banget, itu seriusan calon suami gua? Gumamnya dalam hati.
Mendapat sinyal, Ia pun mulai melangkahkan kakinya menuju panggung.
gua takut kesandung, asli Gumamnya lagi.
Ketika sudah mendekati panggung, Sehun mulai mengarahkan badan nya kedepan, menjemput pengantin wanita untuk naik ke atas.
Diulurkan tangan putihnya dan membawa sang pengantin ke atas, berdiri di depan nya.
Ditatapnya sekilas, tangan nya mulai gatal ingin mengusap wajah cantik wanita di depan nya ini. Sampai pendeta membuyarkan lamunan nya.
"Baik, Kita mulai." Pendeta mulai bertanya, hingga akhirnya selesai. Mereka berdua sama sama gugup ketika datang saat pembacaan janji.