25.

2.5K 110 30
                                    

Happy reading!

Aku terbangun, memperhatikan samping kanan kiriku. Ah, lagi lagi aku tidur tanpa sadar. Apa sebegitu lelahnya tubuhku?

Meraih handphone ku di atas nakas, kemudian menyandarkan badanku di kepala ranjang.

06:12

"Sehun, bangun. Katanya mau pergi," Kataku sembari menggoyang goyangkan tubuhnya.

"Aku belum ambil baju kerumah." Kataku lagi.

"iya bentar, sini dulu kamunya." Katanya sembari menarik tubuhku mendekat dengan nya.

Alhasil sekarang aku berada di atasnya, kedua tangan ku berada di sisi kanan dan kiri Sehun untuk menahan badanku agar tidak seluruhnya menindih badan Sehun.

Aku menatap wajah Sehun yang masih menutup matanya. Memperhatikan setiap inci wajahnya, putih kulitnya, dan berhenti di bibirnya. Kalau diperhatikan bibir Sehun memang indah, berwarna merah muda, sepertinya rokok tidak pernah menyentuh bibirnya.

"Jangan di liatin mulu. Kalo mau nyium, cium aja. Udah resmi ini," Perkataan nya berhasil membuatku menegakkan badanku.

"Ih apaan si!" Aku memukul lengan nya pelan, terdengar kekehan pelan darinya. Ia bangkit kemudian mencium bibirku, em agak lama.

"Kalo kamu gamau cium yaudah aku aja." Katanya.

"Udah ah, ayo mandi. jadi pergi ga?"

"ayo mandi bareng." Ajaknya.

"ish apaan sih kamu! Udah ah sana mandi duluan, aku mau siapin sarapan." Final ku kemudian beranjak dari badan Sehun berniat untuk keluar dari ruangan ini. Ya, aku agak—em bukan agak, tapi benar benar salting dengan perlakuan Sehun.

Haha entahla, perlakuan nya manis sekali. Aku bahkan melupakan kata kata kasar yang sering aku ucapkan padanya. Rasanya, sangat tidak cocok Sehun yang manis seperti itu mendapat perlakuan kasar dari istrinya yang bahkan jauh lebih muda darinya.

"Mau kemana?" Tanyanya membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh kearahnya, "Dapur, bikin sarapan."

"Gausah, nanti kita makan diluar aja. Kamu mandi dluan gih, aku mau milih baju terus nyiapin koper dulu." Katanya, lalu sekilas mencium bibirku dan berlalu ke arah lemari pakaian.

Aku mengangguk kaku kemudian berjalan menuju kamar mandi. Aku sempat mengisi bathup dengan air hangat, selama menunggunya terisi penuh aku membersihkan badanku. Kemudian masuk kedalam bathup.

Air hangat yang mulai meraba tubuhku sedikit menghilangkan rasa lelah dan pegal. Aku tau, acara pernikahan ku memang tidak lama, tapi aku sangat lelah. Tanpa bisa melepas lelah lebih dulu, aku dan Sehun langsung pergi ke bandara.

Dan dari kemarin aku tidak membuka ponsel ku sama sekali, entah sudah berapa banyak pesan dari grup kelas.

Merasa sudah cukup lama, aku beranjak dari bathup dan berjalan untuk mengambil handuk.

"Lah kan gua ga bawa anduk tadi." Aku menggigit ujung jariku kemudian mendekatkan diriku ke pintu.

"Sehun!" Panggilku sedikit teriak.

"kenapa sayang?"

"Aku lupa bawa anduk," Titahku.

"aku ambilin, bentar ya." Aku mengangguk dari dalam.

Tak berapa lama, Sehun mengetuk pintu. Aku sedikit membuka pintunya, dan menjulurkan tanganku. Mengambil handuk di tangan Sehun dengan cepat. Dan dengan segera memakainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teacher YadongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang