Seri Mental Disorder Story ke-1 (Afka & Aruna)
⚠️ Budayakan follow Author sebelum membaca ⚠️
🍀🍀
Aruna Greenidia Chemistriyani adalah gadis cantik, humble, dan care yang kerap disapa Una harus mengalami kepelikan asmara seratus delapan puluh deraja...
CERITA INI ADALAH SERI PERTAMA DARI TRILOGI MENTAL DISORDER STORY' YANG DITULIS OLEH NengKarisma
1. My Mysterious Dosgan (Lengkap) 2. My Mysterious Wife (Lengkap) 3. My Mysterious Hubby (Lengkap)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BACA CERITA YANG LAIN SETELAH CERITA INI ☝️
~P R O L O G~
"Dari semua kepahitan, antara campuran pengkhianatan dan ditinggalkan adalahsegalanya.Menghasilkan campuran heterogen yang amat kentara."
**
Jangan lupa follow dan tinggalkan jejak. Don't coppy my story!
(Happy Reading)
🏡🏡🏡
Dengan mata sembab dan sedikit berair, kuletatkkan kedua kakiku yang tadinya berada di atas selimut ke lantai dingin. Pagi ini terasa sangat dingin juga dihiasi awan kumolonimbus pekat. Langit masih menangis, seperti diriku yang tak henti hentinya menangis sedari kemarin malam. Dengan langkah, gontai aku menyeret tubuhku memasuki kamar mandi kecil dikosan tercintaku. Ruangan yang sudah 7 semester ini aku tempati.
Gemercik air dingin memberikan esensi segar sendiri ketika mengenai kulit wajahku. Dengan busa dari sabun pencuci muka yang melimpah, aku membersihkan wajahku. Kebiasaanku memang, membersihkan wajah setelah menangis. Hari ini untung saja tidak ada jadwal ngampus, kalau ada matilah aku!
Lihatlah diriku, mata merah dan sembab. Bibir pucat, rambut awut-awutan bak terkena angin ribut. Aku frustasi berat malam kemarin.
Bagaimana tidak, perempuan mana yang tidak sedih, kekasihnya yang amat di cintai tiba-tiba datang membawa undangan pernikahan. Awalnya aku seperti slow motion, layaknya film diputar lamban. Tetapi saat ia menjelaskanya hancur sudah hatiku. Lelaki yang sudah dua tahun menjalin asmara denganku, memberiku undangan pernikahannya dengan wanita lain. What the hell?
Ingin rasanya aku mencekiknya kala itu, menamparnya sekuat tenaga demi melampiaskan rasa sakit juga kekecewaanku. Bisa bisanya dia mengkhianatiku!
Padahal aku selalu setia menjaga mata dan hatiku saat kita LDR-an. Tapi bagaimana dengan dirinya?
Jika saja aku memang wanita barbar, aku sudah pastikan wajah bulenya itu dipenuhi ukiran kuku cantik milikku. Tapi ya, aku ini anak kejawen yang cukup 'baik' walaupun 'rada rada baiknya'.
