Puncak Rasa Sakit

1.5K 141 4
                                    

Puncak Rasa Sakit

"Puncak rasa sakit itu adalah, saat dada terasa sesak namun bibir masih bisa menyunggingkan senyum semanis mentari."-Aruna Greenidia Cheemistrianyi

"-Aruna Greenidia Cheemistrianyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👞❤👠

Atmosfir bumi memang betul adanya sudah mulai tercemas. Penipisan lapisan ozon karena pencemaran udara, turut ambil bagian memperkeruh suasana. Deru bising kendaraaan, dihiasi suara riuh di caffe pinggir jalan ini, tak lantas mengurangi intensitas kecanggungan di dalamnya.

Dua pasang anak cucu Adam dan Hawa, nampak saling lirik, diantara kecanggungan yang menyelimuti. Belum ada yang angkat bicara, setelah beberapa menit mereka duduk bersama.

"Owner caffe ini sahabatku, makananya recommended banget."
Ujar wanita cantik itu angkat bicara.

Dari ujung kepala hingga kaki, bisa kusimpulkan dia bukan wanita gampangan. Bukan wanita glamour dan fashion-able pada umumnya juga sih. Tapi, dia terlihat berkelas dan juga elegan layaknya seorang ningrat, maybe.

"Nasi goreng seafood-nya juga recommended banget. Kalian belum pesankan?" Tanyanya lagi.

"Belum, pacarku ini lagi diet. Jadi nolak makan berat." Sela Arez sambil mengenggam tanganku.

Oh wow, him is king of drama.
Aku tahu itu!

"Owh, tapi menurutku tubuhmu sudah bagus. Tidak perlu diet diet segala." Ujarnya lagi, aku hanya bisa tersenyum tips menjawabnya.

"Iya, padahal enak dipeluk loh yang."
Ujar Arez sambil memeluk bahuku, ah king of drama ini.

"Mbak, kita mau pesan." Ujar wanita cantik itu ramah.

Setelah memesan apa yang kami ingin makan, wanita cantik itu kembali angkat bicara. Sepertinya dia sudah biasa menghadapi sikap es batu di hadapanya. Malahan ya, aku yang tidak biasa ditatap seintens ini oleh batu es dihadapanku ini.

"Um, kita lupa kenalan. Namaku Aleena Prameswari. Kamu?"

"Aruna, Aruna Greenidia Chemistriyani." Itu bukan suaraku, tapi suara Arez.

Baru aku ingin angkat bicara, tetapi lagi lagi arez menyerobot bagianku.

"Kamu sudah kenal sayang?"

"Hm" Respon Afka datar.

Ya iyalah, orang dia itu pacarku mbak--eh ralat, mantan maksudku.

"Udah mbak Lee, Una udah pernah main kerumah kok." Ujar Arez santai.

"Oh ya, kok aku gak pernah lihat ya?"

"Mbak kalau main, sibuk di kamar bang Afka. Makanya gak sadar, Arez bawa calon bini."

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang