Menyapa dunia dengan sejuta cinta dan senyuman yang dimiliki bukan berarti ingin menunjukkan bahwa kita kuat lalu tidak lagi membutuhkan uluran tangan dari siapa pun. Lebih tepatnya karena kita optimis dengan apa yang telah kita lakukan memiliki arti dan berguna untuk bumi.
Bumi tetap berputar pada porosnya, tata surya masih sesuai dengan orbitnya dan hidup tidak akan berganti jika tidak ada keinginan dari pelaku kehidupan untuk merubah keadaannya. Hujan dan kemarau akan saling berganti namun tepat dan panjang pendeknya tentu hanya alam yang bisa memprosesnya dari ada menjadi tiada. Seperti daun yang berguguran dari ranting pohon atas nama peremajaan, kehidupan juga akan bergulir manja bersama kelokan elegi yang akan membawa roller coaster kehidupan kita naik, turun, dan berkelok dengan begitu cepat
Kita hanya duduk diam, berpegangan, merasakan, berteriak dan menikmati tahap demi tahap hingga akhirnya mesin berhenti di finish yang telah ditentukan. Hidup begitu berwarna bukan?
Bukan peristiwa tertentu yang sebenarnya meresahkan kita, tapi persepsi akan peristiwa tersebutlah yang akhirnya tidak membuat kita maju. Manusia tidak memiliki kuasa untuk apapun yang mereka inginkan, namun Tuhan memberikan rasa dan kuasa untuk tidak mengingini apa yang belum mereka miliki. Bersyukur mencintai yang telah dimiliki dan memaksimalkannya dengan penerimaan yang tulus.
Filosofi kehidupan yang tidak akan pernah jauh dari orang-orang yang mencari tentang apa arti hidup itu sebenarnya.
Bahwa hidup itu sebenarnya sangat sederhana, manusia saja yang pada akhirnya memilih untuk membuatnya sulit. Membuat seolah terjebak pada satu frasa yang salah dalam hidup, yaitu fase mencari jati diri. Karena tidak akan pernah ada jati diri yang hilang. Jati diri ada karena dibentuk oleh setiap orang, kita dan bukan dibuat lalu disembunyikan sehingga harus mencari sebuah jati diri. Terpenting adalah memilih, bagaimana memilih sesuatu hal yang berpengaruh dalam sebuah kehidupan. Saat dunia adalah panggung sandiwara yang nyata, ibarat kata hidup adalah mimpi bagi mereka yang bijaksana, permainan bagi mereka yang bodoh, komedi bagi mereka yang kaya, dan tragedi bagi mereka yang miskin. Kenyataannya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Hidup adalah pengendaraan yang gila dan tidak ada yang menjaminnya. Semisterius itukah hidup?
Pada intinya tujuan akhir dalam hidup adalah menjadikan kita bahagia. Lalu akan mengalir selayaknya air yang spontan dan alami. Biarkanlah realita tetap menjadi sebuah realita untuk menghindari adanya penyesalan dan luka. Menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik. Dan saatnya kini menyobek tabir kehampaan menjadi senyum, Dawai yang selalu penuh dengan gelora yang akan membawa kebahagiaan untuk lingkungannya.
Langkah kecil itu semakin cepat menuju ke ruang kelas. Hari ini ada kuliah tambahan dari dosen tamu yang katanya sudah malang melintang di dunia musik. Meski namanya tidak tenar di dunia entertainment namun gaungnya begitu sangat didengungkan di seluruh universitas yang memiliki jurusan seni seperti tempat Dawai menuntut ilmu dan mengembangkan bakatnya. Abram Divyant Khan, pria keturunan India ini sangat mahir memainkan berbagai alat musik. Bukan hanya itu dia juga memiliki suara yang merdu dan tentunya memiliki sekolah musik yang sangat luar biasa menelorkan penyanyi dan musisi millenial kelas dunia.
Lima menit lagi jarum akan menunjukkan jam yang telah ditentukan untuk dimulainya kelas dan Dawai baru saja masuk ketika ada sesosok pria dengan tinggi kurang lebih 180 cm berada di depan kelasnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Merasa tidak percaya dengan jam yang melingkar di tangan kirinya, benar masih kurang lima menit. Dawai meminta izin dengan sopan.
"Excuse me, am I late?" sapaan Dawai tentu saja membuat perhatian Abram beralih kepadanya. Satu, dua, ... , lima detik pertama tidak ada jawaban hingga membuat Dawai mengulang kembali pertanyaannya. "Sorry. Am I late, Sir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAWAI
Storie d'amoreBukan cerita Islami, namun masih dalam koridor kata-kata yang sopan Hidup tentang seorang Dawai Zynnda Ghazala. Start : September 2020 Finish :