♛┈⛧┈┈•༶
Yang hidup, yang bernyawa, suatu saat akan kembali pada Mu.
Tapi bisakah waktu itu Kau tangguhkan lebih lama lagi untukku?
Aku ingin pulang,
Pada pelukan Buna dan Papa.Minhee
༶•┈┈⛧┈♛
Terimakasih Tuhan yang maha penyembuh, Tepat hari ke tujuh, Minhee bangun. Buna bersyukur sekali kepada Tuhan, Buna juga yakin ini semua berkat doa dan semangat dari orang-orang yang sayang sama Minhee, teman-teman Minhee, keluarga Om Jaehyun, keluarga Om Sungjin, keluarga Om Song Kang, bahkan Tante Ranti waktu jenguk juga sampe nangis sesenggukan. Katanya inget waktu dia marahin Minhee."Minhee kayak abis tidur lama banget, Buna!" katanya, Minhee sudah bisa senyum. Hati Buna menghangat melihat itu. Hal yang paling Buna rindukan, sekarang bisa Buna lihat. Senyum Minhee memang selalu membahagiakan bagi Buna, tapi kali ini, senyum itu terasa seperti ribuan volt kebahagiaan yang mengisi daya hidup Buna.
"Iya? Mungkin Tuhan lagi nyuruh Minhee istirahat sebentar." Buna mengelus kening Minhee.
"Apa Buna nangis terus?" Minhee berfokus pada mata Buna yang sembab.
"Apa Buna punya alasan untuk berhenti nangis waktu Minhee tidur terlalu lama? Buna kangen."
"Maaf, Buna. Minhee janji gak bakal tidur lama-lama lagi. Nanti Buna boleh cubit Minhee kalo Minhee tidurnya kelamaan lagi."
"Jangan lagi ya, Sayang!" Buna senyum. Jemarinya masih asik mengelus rambut anaknya. Buna terlampau bahagia saat ini.
Gubrak!!
Pintu terbuka dengan keras. Itu Mas Jaemin sama Bang Iqbal.
"Ya Allah makasih ya Allah adek gue bangun lagi, huaaaa!" Jaemin geger. Dia nangis sampe jungkir balik. Gimana ya, selama ini dia tahan air mata biar gak netes. Jadi sekarang semuanya meledak gitu aja, Minhee ikut terharu ngeliat Mas Jaemin.
Bang Iqbal langsung mendekati Minhee, mencium kening Minhee. Itu sering Abang lakuin waktu Minhee kecil dulu menjelang Minhee tidur. Hanya ketika sudah besar, Abang ogah ngelakuin itu lagi. Tapi sekarang itu hal paling Iqbal sukai, dibanding nyium kening Zara, astaghfirullah bisa-bisanya inget pacar pas lagi kayak gini.
"Adek Abang udah bangun, nanti kita beli seblak dong." Iqbal mengelus rambut Minhee. Minhee senyum.
"Mas? Gak mau peluk Minhee apa?" Minhee nyengir liat Jaemin ngoser-ngoser di lantai sambil nangis.
"Ya mau!" Jaemin bangun sambil ngelap-ngelap air matanya. "Hueee!" Dia langsung nyosor ke Minhee, peluk adeknya sambil lanjut nangis. Buna sama Bang Iqbal senyam-senyum liatin Jaemin kayak gitu. Kemaren dia bener-bener tegar banget, sekarang dia paling ambyar.
Papa lagi di jalan, hari itu sebenarnya hari pertama Papa kembali kerja. Alhamdulillah baru nempelin pantatnya di kursi, tiba-tiba Buna telpon dan bilang kalo Minhee udah bangun.
Itu kalo Papa bisa terbang kayak Superman, kayaknya Papa mau terbang dengan kecepatan paling tinggi.
**✿❀ ❀✿**
Kabar kesembuhan Minhee menyebar cepat di komplek. Gak tau deh ini super power Wonpil anak hits pesbuk atau karena Jeno selebgramnya komplek Jayahalu. Yang pasti kabar itu juga sampe ke teman-teman sekelas Minhee.
Sore itu teman-teman Minhee dateng, ini kali kedua mereka menjenguk Minhee. Kemaren mereka nangis-nangis, kali ini keliatan bahagia banget, terutama Dodo yang duduk paling deket dengan Minhee, "alhamdulillah kamu sembuh, Hee. Aku gak semangat sekolah kalo gak ada Minhee." Dodo kok pinter gombal? Mana salah sasaran ni anak gombalnya. Minhee jadi geli sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA SUBETOT(TAMAT)
FanfictionKeluarga bahagia dari Papa Brian Subetot dan Buna Mansha Subetot. Dengan segala anugerah terindah dari tiga anak laki-laki nya: Iqbal Subetot, Jaemin Subetot dan si bungsu, Minhee Subetot.