Kita mundur ke-24 tahun yang lalu....
Suasana hati Mansha lagi gak menentu kali ini. Baru aja dia tau kalo pacarnya, cinta pertama dan yang Mansha harap bisa menjadi cinta terakhirnya malah berselingkuh dengan cara yang sadis. 3 tahun menjalin hubungan sepertinya berakhir sia-sia dengan sebuah penghianatan.
Mansha tidak pernah memikirkan hal ini sedikitpun.
Yang jadi masalah lebih parah lagi, perselingkuhan itu membawa serta calon manusia baru di dalamnya. Mansha kalah telak jika sudah berhadapan dengan itu.
Sejujurnya dia ingin merebut kembali Painpul, tapi apa daya, si bobrok itu sudah menanam benih yang harus dipertanggungjawabkan. Mansha membenci Painpul. Mansha membenci kelakuan dua manusia gila itu.
Painpul sudah mencoba menjelaskan, dia bilang itu sebuah ketidaksengajaan, mereka dibawah pengaruh alkohol.
"Gue gak perduli ya, Pul! Masalahnya sekarang lu udah mau jadi bapak! Lu harus tanggung jawab sebagai laki-laki. Pergi! Kita putus sekarang!" Mansha mengakhiri hubungan mereka.
Mansha sedang sangat patah hati. Dia berjalan, tidak tentu arah dan tujuan. Sampai tiba di sebuah kafe yang ramai. Mansha memutuskan untuk masuk.
"Bujug!! Ini kafe apa arena konser?" Mansha celingukan. Rame banget. Ada kursi kosong di pojokan. Pas banget deh. Mansha buru-buru duduk di sana.
"Briaaannnnnn!!!" teriak salah satu cewek. Cih? Apa deh? Lebay banget, batin Mansha. Ternyata mereka semua menunggu penampilan band yang sekarang udah ada di atas panggung kecil khusus buat band-band gitu.
"Aaaa!!! Brian!!" Cewek lain teriak.
"Eh ganteng banget. Itu tuh si Aej Park tuh!!" sahut yang lain.
Mansha pikir dia salah masuk kafe. Ini sih lebay banget ramenya.
"Yaampun tuan muda, astaga astaga!!"
"Eh drumer nya dong huhu imut banget kaya Sehun EXO!!!" Anggap aja jaman dulu udah ada EXO. Wkwk.
"Bang Jinsung, aaarrghhhh!" Ya Allah, Mansha pengen nyakar mulut embak-embak itu. Cuma band aja mereka kok sampe lebay banget? Gak ngerti Mansha.
Akhirnya cewek-cewek tadi diem pas si drumer yang mirip Sehun EXO mulai ngegebug drum nya. Band itu memainkan beberapa lagu. Ketika penampilan berakhir, seketika itu pula cewek-cewek lebay tadi pada keluar kafe. Mansha lega. Kafe ini jadi sepi, tidak seriuh tadi. Cuma berlatar alunan musik dengan volume kecil. Mansha lebih menikmati itu.
Mansha mencoba tidak memikirkan Painpul. Mansha harus tegar. Jangan menangis.
Tapi Mansha gak kuat juga, akhirnya air matanya netes. Dalam diam, Mansha berusaha meredam suara tangisnya. Ia menunduk. Menggigiti bibirnya, berharap itu bisa mentransfer semua rasa sakitnya menguar cepat ke udara.
Kenangan demi kenangan manis bersama Painpul yang sudah Mansa bingkai rapi di dalam hatinya, harus Mansha bongkar ulang, ternyata itu semua adalah kenangan menyakitkan.
Semua janji bersama Painpul, sepertinya harus Mansha robek dan buang jauh-jauh ke dalam palung laut, semoga segera dimakan hiu.
Cinta yang Mansha miliki, sekarang sudah tak bertuan.
"Hy?" Suara bariton itu menginterupsi tangisan Mansha. Ia segera menghapus air matanya.
"Gue join ya," katanya. Mansha mengangkat kepala. Lah ini kan abang-abang tukang genjreng tadi, batin Mansha.
"Loh? Lu nangis ya?" katanya lagi.
"Enggak! Kecolok tutup kaleng," kilah Mansha.
"Nama gue Brian."
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA SUBETOT(TAMAT)
FanfictionKeluarga bahagia dari Papa Brian Subetot dan Buna Mansha Subetot. Dengan segala anugerah terindah dari tiga anak laki-laki nya: Iqbal Subetot, Jaemin Subetot dan si bungsu, Minhee Subetot.