#Naksir?

32 7 2
                                    


Pov Jihan


Mata ku melihat ponsel yang ku letak kan di atas kasur dan aku berbaring menyamping di sampingnya.
Tangan ku asik menarik time line dari Instagram.

Hari-hari ini semenjak mas ku pulang ke Yogya aku jarang keluar kamar. Masih rada canggung gitu sama mas ku sekarang setelah 6 tahun ga ketemu. Maklum males basa-basi terus aku yang orangnya jutek, jadi susah buat asiknya. Maklumin.

Mas ku sebelumnya tinggal di Jakarta setelah lulus SMA, dia kuliah di Universitas Negri Jakarta bareng temen-temennya 2 orang. Sama-sama meniti karir bareng dan akhirnya mereka bikin bisnis sampai melibatkan ga pulang-pulang selama 4 tahun ini. Ga tau ibuku dulu gimana di tinggal setelah SMA dan harus kuliah disana dan berakhir buka bisnis disana.



Tok Tok Tok!

"Jihan" itu suara mas ku. Pasti dia baru nyampe habis nganter nada tadi.

"Iyaa..bentar" kaki ku turun dari kasur menuju pintu

"Kenapa?" Tanya ku saat pintunya sudah terbuka setengah

"Mas masuk lah" dia mendorong ku dan nyelonong masuk seenak jidat melewati ku. Mau ngapain dia?

"Ih mas ga sopan, Mau ngapain memangnya?" Dia sudah duduk di sofa sambil membuka jaket Levis nya.

"Itu teman kamu yang mas anterin pulang?"

"Yo iyalah, masa iya dia musuh ku? Ngaco" duduk menyamping, kaki ku ku naikkan satu menghadap ke jendela dekat lemari sambil melihat ke arahnya lalu melihat ke jendela.

"Dikira mas adek kelas kamu" dia ngelirik ke aku.

Aku memutar mataku malas.
"Terus mau ngapain lagi?" Aku juga ngelirik ke dia. Matanya mencari sesuatu di bawah. Astaga! Dia masuk make sepatu?!

"Ih! Mas!, Mas ini masuk ke kamar ku kok make sepatu sih!" Aku bangkit

"Lepas ga?! Atau keluar sekarang!"
Aku bergerak cepat dan mendorongnya sampai ia terjatuh ke bawah.

"Ih dek, kok di dorong-dorong gini sih?! Jatohkan masnya" nadanya jengkel tapi tetep aja masih bangkit dan duduk kembali ke sofa.

"Cepet keluar! Nanti karpet ku kotor mas!"
Tangan ku menggeret tangannya yang mengikuti ku sampai ambang pintu.

"Sek to.. mas mau nanyak, besok kamu minta jemput ga? Besok mas ga ada kegiatan" hillih, banyak omong. Biasanya juga males banget nganter ibuk ke minimarket.

"Omdo doang"

"Beneran lah dek, tapi...temen kamu bakalan kesini lagi ga?" Matanya takut-takut malu.

Astaga?! Mas ku..

"Mas naksir temen ku?" Mukanya kelewat pias dan sedetik kemudian berubah seperti biasa.

"Enggak lah, mas nanyak aja. Takutnya dia mau nebeng juga jadi mas besok bawa mobil" tanganya memainkan ujung kaos hitamnya. Mukanya menunduk dan menatap ke arah ku lagi

"Besok kayaknya dia ga bakal masuk, mukanya pucet, tadi mas liat kan pas nganterin dia pulang?"

"O..oh gitu, yaudah deh kalau gitu, besok chat mas aja jam berapa minta jemputnya"
Mas ku berjalan ke arah kamarnya,  meninggalkan ku sendiri.
Kayaknya ada yang ga beres deh? Apa otak dia yang ga beres? Ah tau deh.

"Mas! Besok aku minta jemput jam set 3!! Awas kalau omdo!" Teriak ku di luar kamarnya. Dan tidak ada sahutan dari kamarnya.

Dasar. 25 tahun sifat kayak 17 tahun.

My Friends Brother | Seo JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang