#Bakpia Mas Rio

27 7 2
                                    

"Kapan-kapan aja nad gimana? Sekarang waktunya Lo nginap di rumah gue"

Kini aku sedang di kelasnya Jihan, IPA 3-4. Jihan sedang beres-beres buat pulang dan aku yang duduk menyamping ke arahnya.

Hari ini kata ibuk ku, ayah lagi ada acara di Surabaya, jadi diharusin buat nginap di rumah bude Susi kakaknya mamah ku. Jadi otomatis aku hanya berdua dirumah sama mas ku. Tapi mas ku pas banget chat aku tadi saat istirahat kalau si Jihan disuruh nginap nemenin aku dirumah karena mas ku ada bakti sosial di kampusnya buat penggalangan dana bencana di Lombok jadi dia juga nginap di rumah temannya, kesempatan kalau ibuk sama ayah ga ada di rumah. Dan aku yang jadi anak kecil gini ga bisa tinggal di rumah sendiri jadi repot, memang sifat ku kaya anak kecil sih, masih penakut tinggal sendiri di rumah. Beda sama Jihan yang setiap ibu nya kerja pasti pulang malam, jadi dia sendiri dirumah saat masnya masih tinggal di Jakarta.

"Habis ini kita kerumah Lo dulu apa gimana? Buat ngambil baju ganti"
Jihan menenteng tasnya sambil berjalan duluan dan aku menyusul di belakangnya.

"Yaudah deh, kerumah gue dulu"

"Oh ya mas Rio nitip Bakpia, gue sampe lupa kan" Jangan lupakan mas nya Jihan yang kemarin-marin bikin darah ku mengalir deras akibat senyumannya yang .. ga tau deh, bikin panas lagi ini pipiku kalau ingat.

"Habis kerumah Lo kita nyari bakpia ya? Sekalian buat ngemil nanti"










Tok..Tok..Tok~

"Mas..ini bakpianya.."

Tok..Tok..Tok~

"Mas..!"

Aku yang juga geregetan karena dari tadi ga nyaut-nyaut penghuni nya, ku bantu Jihan buat mengetuk daun pintunya.

Tok..Tok..Tok~

"Han, mungkin aja mas Lo tidur" kata ku pelan. Jihan menoleh ke arahku.
"Yaudah deh nanti aja ngasihnya. Yuk ke kamar gue" aku mengangguk dan membuntutinya dari belakang sambil menenteng Tote bag punyaku.




Sekarang sudah pukul 09.30 p.m
Mataku udah lelah banget karena dari tadi kita maraton drama Korea dari sore tadi. Karena seru banget dan endingnya ga sesuai ekspektasi, Jihan ngomel-ngomel sampai dia ketiduran di samping ku.

Aku yang masih terjaga sambil mengscrool time line Instagram. Melihat-lihat berita seputar idol Korea yang terkena scandal akhir-akhir ini. Tiba-tiba ada satu notif pengikut masuk di beranda ku.

Ku lihat hanya akun pembersih muka dari salon kecantikan. Tapi ternyata nama yang kurang ku kenal ada di atasnya.

@Mariodayu_

Siapa Mario Dayu? Alis ku bertaut.

Karena penasaran dan membuat kantuk ku berkurang akhirnya ku putuskan untuk memfollow balik akunnya karena di akunnya privat, penasaran juga kan.

Belum 5 detik Instagram ku di konfirmasi oleh akunnya. Wow..

Langsung aja ku pencet akunnya, dan yang ku lihat fotonya ternyata..

Mas Rio?..

Ku dengar pintu kamar mandi sebelah barusan tertutup.
Siapa lagi kalau bukan mas rio?
Aku ingat bakpia tadi siang belum di kasih ke mas Rio karena dia nya ga nyaut-nyaut.

Dengan cepat ku ambil bakpia di atas meja belajar Jihan dan berjalan ke arah pintu.

Ku lihat pintu kamarnya mas Rio terbuka, kepala ku masuk ke dalam dan mengecek tidak ada orang yang ku cari.

Ku putuskan untuk menunggu di depan pintu kamarnya. Sampai 5 menit, mas Rio  belum juga keluar dari kamar mandi tapi suara airnya sudah tidak terdengar lagi.

Kaki ku udah pegel banget nungguin dia disini. Bisa-bisanya aku di perbudak begini tapi faktanya aku yang mau.


Ku putuskan untuk jongkok di depan pintunya dan menenggelamkan kepala ku di antara kedua kaki ku yang terlipat.

"Ngapain disini?" Aku mengangkat kepala ku kearahnya, alisnya bertaut. Kayaknya dia habis mandi malam deh habisnya rambutnya basah gitu sampai airnya menetes ke hidung ku yang berada di bawahnya.

Tunggu..

Reflek aku berdiri dan berbalik ke belakang, menghindari pemandangan yang menggiurkan tapi salah banget buat di pandang.

Dia hanya memakai handuk sehelai yang menggantung di pinggang bawahnya dan Shirtless di depan ku.

Kaki ku lemas, tangan ku yang memegang bungkus bakpia memegang tembok di samping ku, dan satunya memegang pucuk hidung ku.
Astaga badan ku bisa selemas ini ngeliat orang Shirtless begini di depan ku.

"Kamu ngapain malem-malem disini?"

Tangan ku yang memegang bungkusan bergerak ke belakang, menyodorkan ke arahnya. Mata ku masih suci ucapku berulang kali dalam hati.

"Ini apaan? Bakpia?"

Tangan ku bergerak masih menyodorkan bungkusnya ke depannya.

"Kamu jelasin dong dek, ini kenapa kamu ngasih saya bakpia malam-malam begini? Terus kamu kenapa masih ada disini malam-malam?"

Badan ku berputar, tangan ku menutupi mata ku agar tidak melihat surgawi yang terpampang di depan ku ini.

Tangan ku bergerak lagi kedepan menyodorkan lagi bungkusan bakpia yang belom dia sentuh.

"Kamu ngomong sih dek, masnya ga ngerti ini apaan?" Dia sudah kelewat frustasi karena aku yang belom membuka mulut untuk menjelaskan semuanya yang tadi dia tanya.

"Ini punya mas, Jihan tadi beliin bakpia pesanan mas" tangan ku masih menutup mataku rapat-rapat.

"Yang jelas dong dek, kamu kenapa masih disini malam-malam?"

"Aku disuruh nginap sama mas Abiel, ibuk sama ayah ga ada dirumah" jelasku

Tangannya mengambil bungkusan dari tangan ku. Lalu ku rasakan tangannya yang dingin memegang tangan ku yang menutupi kedua mata ku.

Mataku melotot ke arahnya. Bisa-bisanya dia ngebuka mata ku saat dia Shirtless begini.
Dia tersenyum konyol.


"Tunggu di sini 3 menit aja" ucapnya dan langsung masuk ke kamarnya.

Aku melongo lagi.
Kepala ku berputar, pusing yang kurasakan. Debar jantung ku berdetak nyeri di dalam sana.
Keringat dingin mulai membasahi kening ku. Padahal ga lagi panas tapi hawa tubuh ku yang membuat ku panas dingin begini.

My Friends Brother | Seo JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang