"Cia, kamu mau kemana malam-malam kayak gini?"
"Kamu mau buat masalah lagi? Jangan bikin kita selalu malu deh"
"Terserah" jawab Cia lalu keluar dari rumahnya.
Gadis itu mengendarai mobilnya menuju rumah sakit, tempat Glen di rawat.
Sesampainya di sana, Cia masuk ke ruangan Glen.
"Tan, ini Cia bawa makanan buat tante"
"Makasih ya, jadi ngerepotin"
"Sama sekali nggak ngerepotin kok tan"
🌱🌱🌱
Cia dan Celine. Kedua gadis itu sedang berada di cafe.
"Li, Glen masuk rumah sakit"
"Hah? Kok bisa? Dari kapan?"
"Kemarin, gue gak tahu karena apa. kata mamanya, kemarin dia nemuin Glen di depan dengan badan yang udah luka-luka gitu. Dan, ini bukan yang pertama kalinya. Lo ingat nggak beberapa minggu yang lalu, tangan Glen luka-luka gitu? Nah, waktu itu gue nemuin dia di taman, tapi waktu itu lukanya gak terlalu parah dan dia boleh langsung pulang, beda dengan yang kali ini. Gue curiga ada orang yang sengaja mau nyakitin dia"
"Kita tanya langsung aja ke Glen?"
"Udah, Li. Glennya gak mau kasih tahu ke gue. Gue gak tahu deh kenapa"
"Hai, ponakan kesayangan auntie sama uncle" Cia dan Celine menatap kedua orang itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Mau ngapain kalian ke sini?" Bentak Celine.
"Pelan-pelan dong sayang, kamu liat pengunjung yang lain terganggu karena kamu. Kita ke sini karena mau makan, kan cafe ini tempat umum, bebas dong siapa aja bisa datang ke sini" ujar Vani.
"Cepetan deh ! Apa tujuan kalian datang ke sini?"
"Celine, tenang dulu" bisik Cia.
"Kau selalu tahu apa yang kami inginkan" ujar Vito Alvaero-uncle Celine.
"Ini, kami mau kamu menandatangani ini" tambah Vito seraya memberikan secarik kertas.
Celine menerima kertas itu.
"Sampai kapan pun aku nggak akan pernah mau menandatangani itu"
Vani dan Vito saling berpandangan seraya tersenyum.
"Oh ya? Kalau gitu kami akan membuat kamu mau menandatangani surat itu" ujar Vito.
Vani mengotak-ngatik handphonenya lalu memberikannya kepada Celine.
Di handphone itu terputar sebuah video yang memperlihatkan Bianca yang sedang menghadapi dua sosok laki-laki.
Tas Bianca diambil oleh salah satu dari mereka, lalu ia di dorong begitu saja. Tidak hanya sampai disitu, tangan Bianca digores dengan pisau. Setelahnya, kedua orang itu pergi.
"Gimana? Masih mau melawan?"
"Ini masih permulaan Celine, jika kau tidak segera menandatangani itu, besok kau akan melihat adikmu terbaring tak berdaya di rumah sakit"
"Urusan kalian denganku, bukan dengan keluargaku. Jangan pernah menyakiti mereka"
"Ya, gampang saja. Kau tandatangani ini dan keluargamu akan selamat. Kami juga tidak akan pernah menganggumu lagi"
Celine mengambil kertas itu. Ia tidak punya pilihan lain. Sekalipun rumah itu tidak menjadi miliknya lagi, kenangannya akan kedua orangtuanya akan selalu tersimpan rapat-rapat di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIARA (Completed)✅✔
किशोर उपन्यासHighest rank : #1 in Chiara (03.10.2020) #2 in lifeproblem (14.06.2020) #50 in teenage (14.06.2020) #58 in teenagers (14.06.2020) #92 in alone (14.06.2020) #148 in ceritaremaja (14.06.2020) #169 in populer (14.06.2020) #782 in teenlit (14.06.2020) ...