Entah bagaimana rasa itu hadir, yang pasti aku telah beringkar pasal hati.
...
Suasana nampak mencekam setelah guru killer datang menampakan batang hidungnya di kelas X Mipa 5. Seluruh penghuni serentak menggidik ngeri ketika melihat netra hitam tajam mulai menyapu seluruh wajah penghuni kelas.
Hawa dingin berhasil menusuk tulang hingga bulu kuduk berdiri tanpa instruksi.Bagaimana bisa guru killer itu tak di takuti. Secara dari penampilannya saja telah menampakkan bagaimana sangarnya dia. Parahnya lagi, selain berjuluk killer, guru itu pun menyandang sebagai guru bimbingan konseling/BK. Tak ayal, niat untuk bolos harus di kubur dalam dalam.
Lantas, hal apa yang membawanya kemari?
"Ada yang namanya Ashwa?"
Heningnya menjadi pecah, kala namanya melesat terlontar begitu saja. Sontak si empu mengacungkan tangannya ragu ragu. "Saya, pak"
Sorotan mata beralih kepadanya. Mereka tak dapat menerka nasib gadis malang itu selanjutnya.
"Ikut saya!"
Ashwa mengangguk ketika perintah telah keluar. Ia berjalan mengekori guru killer yang telah berjalan mendahuluinya.
Punggung Ashwa pun menghilang dari pandangan. Suasana jadi gaduh kembali, mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Teman sebangkunya tak berkutik. Ketika ditanya ia diam begitu saja. Bagaimana bisa menjawab? Dia juga tidak tahu.
"Semoga Ashwa baik baik saja."
.......
Ashwa menatap intens punggung lelaki dihadapannya itu. Sesekali dia mencoba menerka hal apa yang terjadi sampai sampai ia ikut terlibat?.
Namun, kinerja otaknya tak secepat pacuan kuda. Ia pun memutuskan untuk berhenti menerka nerka.Tak ayal, siswa yang berlalu lalang menyoroti gerak geriknya yang mengekori guru killer legend.
Ada masalah apa?
Tampang nya kayak kelas 10.
Masa bocah kencur udah ada kasus sih?
Cantik, tapi sayang di panggil BK.
Pengen deh nguntit sambil denger permasalahannya.
Umpatan umpatan itu berhasil ditangkap pendengarannya. Ia menyunggingkan senyum sambil membuang nafas kasar. "Kang ghibah."
........
Tempuh langkah nya telah berhenti di tujuan. Seketika ruangan rapih bernuansa putih gading berhasil mencuri perhatiannya.
"Gila..adem banget!" Gumamnya takjub."Silahkan duduk!"
Perintah kedua keluar dari mulut yang berbeda. Perintah itu menyambutnya dengan ramah. Seketika pikiran su'udzon nya hilang.
"Terimakasih" ucapnya sambil mendudukan diri di tempat yang dipersilahkan.
"Dengan Ashwa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashwa (Proses)
Teen Fiction"Selesaikan dulu urusanmu dengan masa lalu mu, tak baik menjalin hubungan dengan orang baru namun hati mu masih tertinggal di tempat dahulu". -31 Agustus 2019 "Kesalahpahaman itu terus bergulir hingga sekarang. yang mengakibatkan kecanggungan sosial...