Pilihan datang diwaktu yang tidak tepat.
....
Aroma tidak menyenangkan mulai menyeruak merasuki raga kala mereka berdua menginjak kaki di kelas. Tatapan horror terlihat jelas dari netra Bu Fara Khatulisir. Perasaan mengatakan, ini tidak baik.
"Habis dari mana kamu Ashwa?" Tanya nya yang cukup mengejutkan.
"Ss-aya.."
"Dia ketiduran di kantin bu" potong Fahrul santai.
Ashwa terdiam dan mencoba mencerna asumsi yang terlontar dari bibir Fahrul. Tatapannya menjadi heran, tak percaya penuturan temannya itu berbanding 180° dengan kenyataan.
"Benarkah Ashwa?"
"Tt-ida-"
"Iyah bu, saya melihat jelas dengan mata kepala saya sendiri." Lagi lagi Fahrul memotong. Memang kelewatan. Cogan gak ada akhlak.
"Lha kenapa kamu tau dia disana? kan tadi alasan kamu keluar buat ke toilet?" Tanya Fara mulai heran "oh jadi kamu bohong yah? Gak nyangka sama kamu rul..rul.."
Sontak Fahrul mengelak tak terima disalahkan. "Lah bukan gitu bu-"
"Bener kok bu, pas Ashwa buka mata dia lagi makan bakwan Mbok Iyem" tutur Ashwa yang sama sama berbohong.
Ashwa tersenyum licik. Ia sesekali menatap netra hitam milik Fahrul dengan ekspresi tak mau kalah. Kini dirinya bisa membalas Fahrul. Siapa suruh cari gara gara sama Ashwa.
"Saya tidak mau tahu, gudang di atas harus bersih!"
"Apaa??" teriak Fahrul dan Ashwa.
"Kurang jelas?"
"Udah jelas kok bu." timbal Ashwa.
"Yaudah, cepetan ke gudang!"
Mereka mengangguk dan pergi dengan peralatan bersih bersih di tangannya.
Mereka berjalan dengan keheningan. Sama sama tak ingin membuka suara.
Sampai hening itu pecah di depan sebuah pintu."Anu,..kuncinya mana?" Kata Fahrul menanyakan keberadaan kunci kala dia tahu pintu itu terkunci.
Namun tak digubris sama sekali oleh seorang gadis bernama Ashwa Mahesywa itu. Sadar tanya 'nya tak di jawab, Fahrul segera melirik temannya yang seolah olah tuli mendadak.
Ia mendapati seorang gadis tengah bersedekap dada dengan tampang malas. "Pantes gak nyahut orangnya lagi marah" batinnya.
"Ashwa!"
Tak digubris.
"Ashwa Mahesywa!"
Lagi lagi tak menggubris.
"Hey Bodoh!"
Dua kata penghancur suasana heningnya mampu membuat Ashwa geram. Netranya terbelalak. Tangannya mengepal di samping rok abu nya. Dua kata berhasil menjalar di pikirannya. Ashwa pun melempar pandangannya terhadap lelaki yang barusan mengatai 'nya Bodoh.
"Kalo ada yang nanya jawab! Lo gak punya mulut?" Sarkas Fahrul yang benar benar merusak mood nya.
Sedikit demi sedikit Ashwa melangkah mendekati Fahrul. Tampangnya menggambarkan jika dia tengah menantang. Senyuman miring tersirat di wajahnya. Fahrul terkejut kala gadis itu mulai mendekatinya. Hatinya seolah dibuat huru hara oleh Ashwa. Jantung nya kian mendebar ketika wajah Ashwa hanya berjarak 1 centi dengan wajahnya. Saat ini Fahrul merasakan susahnya menelan saliva.
Netra coklat itu bertemu dengan netra hitam pekat. Tatapan mulai di perdalam oleh si pemilik netra coklat itu. Apa daya nafas Fahrul tak beraturan, lebih tepatnya tersenggal senggal. "Gua belum yakin melepas first kiss secepat ini" batin Fahrul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashwa (Proses)
Teen Fiction"Selesaikan dulu urusanmu dengan masa lalu mu, tak baik menjalin hubungan dengan orang baru namun hati mu masih tertinggal di tempat dahulu". -31 Agustus 2019 "Kesalahpahaman itu terus bergulir hingga sekarang. yang mengakibatkan kecanggungan sosial...