"Rul"
Fahrul hanya tersenyum. Bokongnya mendarat mulus di kursi samping kasur. Ia menatap lekat ke arah Ashwa. Entahlah, pandangannya tak bisa dijabarkan. Penuh teka teki terselubung disana. Ashwa yang menyadari tengah ditatap itu sontak memutus pandang menatap arah lain.
Ia tak ingin membuat jantungnya memompa kian cepat. Karena itu tidak akan baik bagi kesehatan.
Seneng, malu, keki, kzl merupakan perasaan yang berbeda menyatu dalam satu raga pada saat itu juga. Ashwa ingin marah, tapi apa yang harus diperdebatkan? Kedatangan Fahrul yang tiba tiba? Atau apa? Entahlah.
"Hai" sapa Fahrul kikuk, ia mencoba untuk mencari perhatian Ashwa. Karena sudah sedari tadi Fahrul disana namun berasa tak dianggap oleh si pemilik rumah.
Ragu? Pasti. Dengan perlahan Ashwa memalingkan pandangannya dengan menatap Fahrul.
"Hai" balas Ashwa sama kikuknya.
Fahrul menodorkan piring dengan puding diatasnya.
"Nih. Gua bawa puding, rasa mangga. Enak tiada tara kalo menurut gua mah!""Tapi gua sukanya rasa cokelat" jawab Ashwa lesu.
"Yahh..lo gak bilang sih"
"Terus ini gimana? Di buang aja?"
"Jangaann!"
Fahrul menyernyitkan keningnya heran.
Kini Ashwa terdiam. Apa yang harus diucapkan? Jangan dibuang, aku usahin buat makan atau Jangan dibuang, buat bi Popon aja.
"Ashwa?"
Ashwa kaget dong. Lamunannya buyar gitu aja.
"Eh iya rul?"
"Jadi gimana nasib pudingnya? Dibuang aja?" Tanya Fahrul meyakinkan. Dari raut wajahnya tercetak jelas meminta kepastian. Eheuy kepastian;v.
"Sayang jangan dibuang"
"Apa apa? Tadi ngomong apa?" Tanya Fahrul mencoba mencerna kata kata yang barusan keluar dari mulut Ashwa. Sebenarnya dia tahu apa maksudnya, tapi...you know lah cowok kek gimana? Memainkan.
"Jangan dibuang?" Jawab Ashwa polos. Ia hanya menjawab apa adanya.
"Bukan yang itu! Coba inget inget tadi ngomong apa?"
"Apaan sih rul? Gak jelas banget! Tadikan gua bilang 'jangan dibuang' doang, kenapa belibet kek gini sih?" Kali ini ia sukses tersulut emosi. Dari caranya menjawab sudah terdengar jika Ashwa tengah jengkel dengan Fahrul.
"Iya iya sorry. Lo jangan marah gitu dong! Gua mau mastiin doang pendengaran gua masih berfungsi atau kagak.."
"Tadi gua denger lo bilang 'sayang jangan di buang', makanya gua coba nanya lo barusan ngomong apaan." Sambung Fahrul terdengar mengalah.
Fahrul sendiri telah mendefinisikan murka nya seorang wanita lebih seram dari momo dan yoteno. Hantu viral bisa ngevc. Hantu milenial canggih bisa mainin handphone, untung gak mainin perasaan. Ciaahhh;v.
Ashwa tersipu malu. Pipinya memerah namun samar terlihat. Kegugupannya bertambah cukup pesat.
"Yya-aa mm-aksud gua..itu pudingnya sayang kalo dibuang"
"Pudingnya doang yang disayang?"
"Orangnya?"
Deggg
***
Bored.
Bahasa keren yang bisa menerjemahkan keadaan seseorang.
Bisa diketahui jika seseorang telah didatangi rasa 'boring' maka mereka akan mencari sebuah celah menutupi kegabutannya. Entah itu menonton acara di televisi atau mengganggu hubungan orang. Jleb jleb srtt, wkwk.Ashwa memutuskan untuk keluar dari kamar dan berniat mencari udara segar di luar sana. Berdiam di kasur tak membuatnya bisa tertidur.
Langkah demi langkah ia pijak untuk menuruni anak tangga bukan anak tetangga.
Kakinya gemetar, tak kuasa menumpu badan. Kepala yang nyud nyudan berhasil membuat badannya tak seimbang. Maka eratlah pegangan nya terhadap roling tangga.
Bukan Ashwa namanya jika tidak egois, keras kepala, bandel kayak noda dipakaian putih. Susah sekali menasehatinya untuk tidak memenuhi egonya.
Alhasil, pijakannya tak sempurna terlalu menepi membuat ia jatuh berguling guling. Sudut meja yang tepat berada tak jauh dari tangga berhasil membuat bekas luka dikeningnya.
Ia tergeletak tak sadarkan diri, sialnya dia sendirian dirumah.
***
"Ini dimana?"
Tanya gadis bersurai hitam lebat itu. Ia mengerjapkan matanya yang silau karena pantulan cahaya yang berhasil menyelinap melalu celah kelopak matanya. Ia merasakan pusing dan nyeri pada sekujur tubuh."Arif?" Tanya nya memastikan keberadaan seseorang yang tengah berdiri menatapnya diujung ranjang. Lelaki dengan stelan seragam putih abu itu mendekati Ashwa.
"Gue Fahrul, Ashwa"
Ashwa hanya ber'oh ria mengetahui hal itu. Dia tak habis pikir kenapa dirinya seolah melihat Arif. Apa mungkin karena efek pusing atau ada hal lain?.
"Thanks yah Rul udah bawa gue kesini" kata Ashwa.
Fahrul terdiam sesaat, seharusnya Ashwa berterimakasih kepada Arif bukan padanya. Karena yang menolong Ashwa bukan Fahrul melainkan Arif.
"Ah sama sama" ucap Fahrul kikuk. Terpaksa ia harus berbohong agar terlihat seperti pahlawan Dimata Ashwa. Semoga insiden ini lebih mendekatkan nya dengan Ashwa.
Bruukkk
Seseorang diambang pintu nampak menjatuhkan sesuatu. Dia terlihat seolah tak percaya atas apa yang disaksikannya. Dengan sigap ia kembali dalam sadarnya dan mengambil barang yang jatuh.
Fahrul menatap lekat lelaki itu dengan risau. Apa mungkin dia melihat kebohongan nya tadi?"Ada Arif juga?" tanya Ashwa, "sini Rif!" Sambungnya.
Arif tersenyum dan menghampiri keduanya. Dia duduk dikursi yang ada disamping ranjang.
"Lo gak papakan?""Nggak kok gak papa"
"Syukur deh, oh ya gue bawa beberapa buah buahan nih, dimakan yaa" tukas Arif.
Sebenarnya Arif menyuruh Fahrul untuk menemani Ashwa dulu karena dirinya ingin membelikan beberapa buah buahan segar untuk Ashwa. Tapi lihatlah manusia itu mencuri kesempatan dalam kesempitan.Fahrul tak berkutik ketika Arif menatapnya sekilas. Jujur ia merasa bersalah, namun apa daya waktu tak bisa diputar.
****
"Bisa bisanya ya kepikiran buat jadi super Hero" sindir Arif. Dia merasa gedeg melihat kelakuan temannya itu.
"Ya sorry, gue respect soalnya"
"Lo pikir gue percaya? Gak lol"
Arif menghirup udara perlahan sebelum melanjutkan kalimatnya. "Gue akui gue suka sama Ashwa. Lo jugakan?" Tanya nya menyeringai "Lain kali kalo mau ngedeketin sportif dong, jangan sampe usaha orang lo akui sebagai usaha lo!" sambung Arif. Dia benar benar melakukan penekanan disetiap kalimat yang dilontarkannya."Oke, siapa takut" balas Fahrul.
Hiii...maaf ceritanya ujug ujug ke publish, gak tau kenapa..perasaan mh author ngedraf in part ini huhu...
Thanks buat kalian yang udah nyempetin buat baca, jangan lupa di vote dan komen yaaa☺️
Jika ada kritik atau saran silahkan ditulis di komentar..See you👋

KAMU SEDANG MEMBACA
Ashwa (Proses)
Novela Juvenil"Selesaikan dulu urusanmu dengan masa lalu mu, tak baik menjalin hubungan dengan orang baru namun hati mu masih tertinggal di tempat dahulu". -31 Agustus 2019 "Kesalahpahaman itu terus bergulir hingga sekarang. yang mengakibatkan kecanggungan sosial...