08|Sakit

24 5 0
                                    

Pandangannya menyapu telak seisi ruangan. Namun retina lelaki itu tak menemukan titik jumpa. Ia mencoba melirik arloji hitam di tangannya, terpangpang jelas waktu telah menunjukkan jam 07.15. Dan seseorang yang Ia cari, belum menampakkan batang hidungnya.
Ia nampak gusar dan mencoba mencari tahu via teman sebangku Ashwa plus sobat karibnya.

"Vany, Ashwa mana?" tanya Fahrul memecahkan fokusnya menatap layar gadget.

"Gak tau tuh,"

"Serius? Emangnya dia gak nyampein sesuatu?"

Vanya hanya bisa menggidikkan bahu seraya maniknya yang terus menatap lekat layar benda pipih di genggamannya itu.

***

Fahrul dibuat frustasi sendiri, memikirkan keadaan gadis itu. Percayalah, selama pelajaran pertama dan kedua berlangsung ia sama sekali tak menyimak materi dengan baik dan beberapa kali mendapat teguran.

Sekarang baginya untuk menenangkan diri, pasalnya sekarang tengah memasuki waktu istrirahat.
Rencananya, Fahrul akan berdiam di rooftof untuk menetralisir pikirannya.

Ia nampak berdiri di balkon dengan pandangan kosong. Pikirannya tertuju pada kejadian hari kemarin. Apa dia sakit karena menerima hukuman, atau ada masalah yang ia tidak ketahui?.

"Sialan!!" Decaknya seraya mengusap wajah dengan frustasi.

Suara derap kaki samar samar terdengar di pendengarannya. Namun, ia lebih memilih untuk tidak memperdulikan suara samar itu.

"Woy!!"

Teriak salah seorang dari arah belakang yang memang tak asing di pendengarannya. Ia segera menoleh karena sadar cuma dirinya yang tengah berada di rooftof kala itu.

"Lo ngapain rul? Sendirian ae"

Fahrul cuma menggeleng kepalanya pelan, namun raut mukanya terlihat menyembunyikan kegelisahan.

"Lo gak bisa boong rul, gue tau lo lagi ada masalah.."

"udah ngomong aja sama gua" sambungnya.

Fahrul diam ditempat. Ia bingung apakah lelaki dihadapannya ini bisa menyimpan rahasianya atau tidak.

"Lo tau gua disini dari siapa?" tanya Fahrul beralibi membelokan topik.

Lantas lelaki itu mendengus kesal. "Gak penting gua tau dari siapa"

"Dan entah kenapa gua ngerasa lo sedang mengganti topik." tambahnya mencurigai.

Fahrul hanya tersenyum kikuk mengetahui alibinya di ketahui. Ia sesegera mungkin memalingkan pandangannya menembus pemandangan indah di rooftof sana.

"Gua lagi cari seseorang" ucapnya agak pasrah.

"Siapa?"

"Ashwa"

Lelaki itu dibuat mematung. Nama yang dilontarkan Fahrul nampak tak asing di gendang telinganya. Ia mencoba untuk flashback kebelakang.

"Oh iyah"

"Apaan?"

"Semalem gua liat cewek itu tengah nunggu seseorang, diluar gerbang sambil ujan ujanan. Gua perhatiin udah sejam lamanya dia disana."

Ashwa (Proses)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang