Olivi menyusuri jalanan dengan langkah kakinya yang terlihat santai, kepalanya tegerak, bibirnya mengeluarkan senandungan nada. Suara Olivi terdengar begitu merdu, lembut, dan tinggi.
"Pasti lo lupa kan?!"
Olivi menyipitkan kedua matanya saat melihat Ziko yang sedang di maki-maki oleh seorang lelaki, namun buka Ziko yang menjadi tatapan penasaran Olivi, melainkan lelaki yang memaki Ziko.
"Lupa apa?" tanya Ziko, malas.
Olivi terkekeh geli, sifat Ziko yang begitu kentara. Olivi bahkan pernah berfikir, apakah Ziko tak punya ekspresi lain yang bisa di keluarkan?
"Gue kan nyuruh lo nyari siswi SMA Cakrawala, kenapa sampai sekarang lo gak nyariin?" tanya dia.
Olivi membulatkan matanya, sepertinya Ziko terikat dengan perdagangan wanita(?).
Ziko berdecak, "cari sendiri lah, yang perlu juga siapa." ujar Ziko sembari mengendikan bahunya cuek.
"Dasar, adek kurang ajar!"
Olivi berjalan mendekat kearah Ziko, tanpa mendengar alasan apapun, Olivi mencubit lengan Ziko tanpa rasa ampun.
"Lo ngapain? mau ngapain? haaaah?"
"Lo mau jual anak cewek di SMA Cakrawala sama om-om kaya dia?" tanya Olivi geram, dagunya terangkat dengan kesal.
"Eh, lo manggil gue apa?" tanya lelaki itu sembari menarik bahu Olivi.
Sejenak, Olivi dan lelaki itu saling menatap. Hingga beberapa detik kemudian, lelaki itu mengembangkan bibirnya, tersenyum.
"Lo, Olivi kan?" tanya dia.
Olivi menganggukan kepalanya, "Rahardi?"
Lelaki itu berdeham, tangan kanannya melambai yang berarti salah. "Ardian," koreksi lelaki itu. "Bukan Rahardi."
Olivi terkekeh kecil kemudian menganggukan kepalanya, tangan kanannya terlepas dari lengan Ziko.
"Ketemu lagi ya?"
Olivi menyipitkan matanya, "Lo ngapain ketemuan sama papan triplek?" tanya Olivi, bingung.
"Siapa? dia?" tanya Ardian sembari menunjuk Ziko yang berada di hadapannya.
Olivi menganggukan kepalanya.
"Ouh," Ardian tertawa pelan. "Dia Ziko, adik gue."
"Lo satu sekolah kan sama dia?" tanya Ardian.
Olivi terdiam, tidak menjawab pertanyaan Ardian. Dia masih terpaku dengan jawaban Ardian yang menyebutkan identitasnya dan hubungan saudara dengan Ziko.
Olivi menegukan salivanya, "papan triplek itu, adek lo?" tanya Olivi tidak percaya.
Ziko mendekat kearah Olivi kemudian menjitak kepala Olivi, tatapannya sangat tajam, wajahnya pun begitu datar tanpa ekspresi.
Olivi terkekeh, "ehhh... maaf atuh pacar, kan gue lupa,"
Ardian membulatkan matanya, "Lo pacaran sama adek gue?" tanya Ardian.
Olivi menganggukan kepalanya dengan semangat, kedua alisnya taik-turun sembari melirik Ziko yang hanya bisa diam merespon jawaban Olivi.Ardian menganggukan kepalanya.
"Btw, gue tadi gak sengaja dengar, kala-"
Ziko menautkan jari-jarinya di jemari Olivi, Ziko melirik Ardian, kemudian tersenyum kecil. "Gue udah gak ada urusan sama lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
zikolivi
Teen Fiction-> Jangankan Kantin yang setiap hari gue patroli, hati lo juga harus gue patroli, supaya gak ada cowok nakal yang nempel di hati lo. Gempar, satu kata yang mewakili kejadian seluruh warga sekolah. Kehadiran Olivi dan Ziko yang berjalan bergandengan...