"Maksud Lo jadiin gue pacar bohongan itu buat manas-manasin Piter?" tanya Ziko tiba-tiba.Olivi menolehkan kepalanya, kegiatannya membaca majalah seketika terpaling karena pertanyaan Ziko.
"Ah enggaak..." Olivi menggelengkan kepalanya ragu, ya ada benarnya sedikit.
Ziko menghembuskan napasnya. "Jangan dekat-dekat Piter," tegur Ziko dengan wajah datarnya.
Olivi kembali tercangan, hari ini Ziko terlihat sangat aneh. Entah dari mengajak ke ruang OSIS, mengusir Nana dan Metha, hingga kalimat tiap kalimat yang Ziko lontarkan.
Olivi menunjukkan rentetan giginya, "Cemburu ya Lo?" tanya Olivi, iseng.
Ziko menatap wajah Olivi dengan sebal, "gak!" jawab Ziko, sebal.
"Ahhhh masaaaa..." goda Olivi kemudian terkekeh lebar.
Ziko mengangguk sembari menatap wajah Olivi dengan sangat datar. Olivi berdecak kesal, apakah Ziko tidak bisa digoda sedikit saja?
"Ya kalau cemburu gak pa-pa sih," imbuh Olivi, kedua matanya kembali menatap majalah mencoba menyingkirkan pikiran gilanya untuk menggoda Ziko.
"Lo kok bisa pacaran sama Piter?" tanya Ziko.
Kini lelaki itu telah menutup laptopnya, mungkin dia sudah selesai merevisi proposal.
Olivi tertawa singkat, "Ya bisa lah... Lo aja yang gak berani nyatain perasaan Lo ke gue," jawab Olivi sembari menaik-turunkan alisnya, genit.
"Najis," umpat Ziko.
Olivi terkekeh kecil, Ziko sangat lucu.
Ziko menghembuskan napasnya, "Abang gue?"
Olivi menoleh, kali ini benar-benar terpaling dengan pertanyaan Ziko yang sangat singkat dan tidak dimengerti---mwehehehe.
"Si Rahardi?"
Ziko mengerutkan alisnya, "Rahardi siapa?" tanya Ziko, bingung.
Olivi menutup mulutnya spontan kemudian terkekeh kecil, hanya dirinya dan Ardian yang mengetahui siapa sosok Rahardi.
"Maksudnya, Ardian."
Ziko mengangguk.
"Oh iya, semalam gue ke birthday party Nyokapnya Niana, terus gue ketemu Ardian sama Nyokap Lo," jelas Olivi.
Ziko menganggukan kepalanya, "Jangan juga dekat-dekat sama Ardian," ucap Ziko, nadanya tidak bisa dibantah.
"Emang kenapa sih? Kan rugi banget cowok ganteng dianggurin gitu aja," ketus Olivi.
Ziko berdecak sebal, "Gue tanya. Lo siapa Gue?" tanya Ziko, penuh penekanan.
"Pacar---"
"Tapi bohongan."
Olivi terkekeh sangat lebar. Membuat Ziko ingin melempar Olivi ke jalanan depan Sekolah yang sangat lebar agar dilindas oleh kendaraan yang berlalu-lalang--- okeh, ini jahat!
"Kalau pacar beneran boleh ngatur-ngatur?" tanya Ziko, serius.
Olivi menelengkan kepalanya, jari telunjuknya terulur kearah keningnya seolah-olah gadis itu berpikir. "Kalau suami, boleh. Pacar enggak boleh," jawab Olivi dengan sangat yakin.
Ziko terdiam.
Membuat Olivi mengerutkan alisnya bingung, pasalnya tiba-tiba lelaki dihadapannya ini nampak berpikir dengan wajah lempengnya, percayalah. Ini sangat menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
zikolivi
أدب المراهقين-> Jangankan Kantin yang setiap hari gue patroli, hati lo juga harus gue patroli, supaya gak ada cowok nakal yang nempel di hati lo. Gempar, satu kata yang mewakili kejadian seluruh warga sekolah. Kehadiran Olivi dan Ziko yang berjalan bergandengan...