TIGA
ZIKO-OLIVI
"Besok bisa masuk jam 3 gak Liv?"Olivi menoleh kearah kanan, nampak atasannya yang sangat serius menatapnya.
Gadis itu tersenyum. "Maaf kak, saya pulang sekolah jam 4 sore," tolak Olivi, tak enak.
Gadis berambut coklat itu menganggukan kepalanya. Namanya, Diandra. Atasan Olivi sekaligus sang empunya Cafe tempat Olivi berkerja.
"Kenapasih Vi, harus kerja? Kamu kan masih sekolah?" tanya Diandra, penasaran.
Pertanyaan ini sudah kesekian ribunya dilemparkan kepada Olivi, namun tak pernah mendapat balasan.
Olivi tersenyum manis. "Enggak semua bisa saya dapatkan secara instan kak." Jawab, Olivi tenang.
"Maksudnya?" tanya Diandra, bingung.
Olivi mengangguk.
"Saya tidak punya ibu dan ayah lagi. Hummm... Lebih tepatnya, saya tidak tahu dimana mereka. Saya ditemukan bunda di depan halaman rumahnya. Dengan senang hati, malaikat itu merawat saya hingga sebesar ini," jawab Olivi.
Diandra termangu mendengar penjelasan Olivi yang membawa hatinya sedih.
"Merawat kamu? Tentunya dia bisa dong memberikan apapun yang kamu mau. Termasuk segala fasilitas. Saya lihat, kamu punya gadget, penampilan kamu juga bisa dikatakan kekinian." Diandra menunjukan gadgetnya yang menampilkan postingan ootd Olivi.
Olivi terkekeh. "Saya kerja ditempat kakak bukan baru satu-dua bulan kan? Semua yang saya pakai itu hasil kerja saya kak. Sisanya saya kumpulkan untuk biaya kuliah saya setelah lulus ini."
"Lagian juga, handphone yang saya miliki bukan yang mahalan, baju-baju saya juga bukan yang branded... " lanjut Olivi.
Diandra tersenyum hangat. "Kamu tidak ingin menyusahkan bunda kamu?" tanya Diandra. Olivi menganggukan kepalanya, membenarkan pertanyaan Diandra.
"Lalu, apa bunda kamu mengizinkan?" tanya Diandra, lagi.
Olivi menggeleng. "Dia tidak pernah mengizinkan saya berkerja keras mencari uang, yang dia inginkan saya berprestasi disekolah," ucap Olivi sedih. "Tapi sayang, saya tidak sepintar itu untuk membuat dia bangga. Saya tidak pernah semangat jika belajar..." tutur Olivi.
Diandra terkekeh. "Kamu bisa pintar kalau kamu serius dan berjuang. Sama seperti kerja Vi, kamu kan niat banget tuh. Agar kamu tidak merepotkan bunda kamu, makanya kamu bekerja."
"Sama halnya dengan prestasi. Jika kamu ingin membuat bundamu bahagia. Maka, kamu belajar dengan giat!" lanjut gadis itu.
Olivi tersenyum kemudian mengangguk. "Pasti saya akan coba," ucap Olivi.
Diandra mengangguk. "Besok, cafe tutup jam 7 Vi," Diandra menatap mata Olivi dengan dalam. "Nah, otomatis yang kerja shift malam akan saya percepat jam 3. Maka dari itu, saya tanya kamu."
Olivi menghembuskan napasnya, "iya kak."
"Kalau gitu, besok gak kerja dulu ya Vi. Untuk gaji, saya tidak akan potong. Saya, paham."
KAMU SEDANG MEMBACA
zikolivi
Novela Juvenil-> Jangankan Kantin yang setiap hari gue patroli, hati lo juga harus gue patroli, supaya gak ada cowok nakal yang nempel di hati lo. Gempar, satu kata yang mewakili kejadian seluruh warga sekolah. Kehadiran Olivi dan Ziko yang berjalan bergandengan...