•PART 8 | AUNTY ERI'S BIRTHDAY

52 8 5
                                    

  

    "Kak, saya bisa izin pulang lebih cepat?"

   Olivi berdiri tepat di hadapan Diandra, atasan tempat dia bekerja. Olivi memainkan jari-jarinya, berharap Diandra tidak marah dengan permintaannya barusan.

   Diandra menyilangkan kedua tanganya didepan dada, kedua alisnya menukik keatas. "Ada apa?" tanya Diandra meminta alasan yang jelas dari Olivi.

  "Ibu teman saya ulang tahun Kak. Kebetulan saya sangat dekat dengan keluarganya," jawab Olivi, jujur.

  Diandra menghembuskan napasnya, "Dalam sebulan ini, kamu sudah 3 kali izin, Liv." suara Diandra naik setengah oktav, dia hanya ingin bersikap tegas agar para karyawannya tidak menggampangkan segala urusan.

  "Iya, kak saya tahu..." Olivi menundukan kepalanya lemah.

  "Jika saya tidak memberi izin," jeda Diandra, yang efeknya membuat Olivi mendongakan kepalanya kecewa, "apa yang akan kamu lakukan?" tanya Diandra.

  Olivi menggelengkan kepalanya lemah, "Saya akan nurut, saya bekerja disini dan saya diperintah di sini..." jawab Olivi dengan nada yang pelan.

  Diandra mengangkat kedua sudut bibirnya tersenyum, tangannya terulur menggapai bahu Olivi kemudian menepuk-nepuk bahu gadis itu. Sosok Olivi begitu persis dengan Ibunya yang saat ini sedang terbaring lemah di rumah sakit sejak 2 tahun lalu.

  "Kamu bisa pergi," ucap Diandra, kedua matanya sangat teduh membuat Olivi nyaman berada di dekat Diandra. Olivi merasakan rasanya seperti di cintai oleh seorang Kakak.

  "Tapi,"

  "Uang gaji kamu, tetap saya potong ya?"

  Olivi menganggukan kepalanya lemah, resiko yang harus siap terima. Olivi akan berjanji ini terakhir kalinya dia izin kepada Diandra.

  "Okey, kamu bisa pergi."

  Olivi menganggukan kepalanya semangat, sebelum Olivi berlalu dari hadapan Diandra, gadis itu mengucap terimakasih kepada wanita kepala 2 itu.

  "Ma..." lirih Diandra, "Dira kangen mama, maafin Dira belum bisa jenguk mama." kepala wanita itu seketika menunduk lemah.

*****

  Olivi menghentikan langkahnya di depan rumah bercat putih yang sangat mewah dan nampak megah. Seketika degup jantungnya berdetak dengan sangat cepat, padahal ini bukanlah pertama kalinya Olivi berkunjung ke rumah ini.
 
  Olivi melanjutkan langkah kakinya kemudian masuk ke dalam rumah itu yang di sambut suara bising orang-orang yang begitu bahagia.

  "OLIVIIII!!!"

  Olivi menolehkan kepalanya, senyum Olivi terangkat dengan sempurna. Dress merah muda dengan heels yang menyempurnakan penampilan Olivi di malam ini.

  "Gilaaa!! cakep banget temen gua!"

  Niana menyerbu Olivi dengan pelukan yang sangat erat, hingga membuat Olivi mengeluarkan tawa kecil dan ringannya.
Niana sudah seperti saudara baginya, begitu pun dengan Rose.

  "Oce mana?" tanya Olivi sembari mengerutkan alisnya.

  Niana menguraikan pelukannya, wajah itu tertekuk menahan tawa. "Sudah ditawan nyokap gue, tahu sendiri kan gimana exicted-nya nyokap gue sama Oce, apalagi sama lo!" jawab Niana sembari menggelengkan kepalanya memikirkan kelakuan Ibu kandungnya.

  Olivi tertawa.

  "Yaudah, yuk!" ajak Olivi, "Gue sekalian mau kasih ini ke nyokap lo," ujarnya, Olivi mengangkat kotak yang lumayan besar yang sudah terbungkus rapih.

zikolivi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang