06.00
Kringggg...
Suara yang berasal dari sebuah jam weker berwarna pink pastel membangunkan seorang gadis yang tengah tertidur lelap. Tangannya terulur untuk mematikan benda yang mengganggu tidurnya.
Ia melirik kearah jam berukuran mini tersebut. "Astaga udah jam enam, mampus gue telat ntar" Ashley segera beranjak dari ranjangnya dan segera menuju kamar mandi.
Setelah mandi, dan berseragam. Ia segera turun menghampiri bi Ratih yang tengah menyiapkan sarapan. Bi Ratih sudah kembali, karena anaknya yang di kampung sudah sehat.
"Bi, Ashley buru-buru sarapannya di sekolah aja ya bi" ucap Ashley lalu mengambil sepotong roti yang sudah diolesi selai coklat. "Eh non Ashley, Iya non, hati-hati ya di jalan"
"Iya bi" Ashley segera keluar rumah sambil memakan rotinya, dan menjalankan mobilnya.
Gerbang SMA Arjuna sudah setengah tertutup, Ashley menambah laju mobilnya, hingga ia berhenti tepat di depan gerbang tersebut, ia turun dari mobilnya.
"Pak Ashley boleh masuk ya pak" Ashley memohon kepada pak Rudi, satpam sekolah. "Tapi kamu telat"
"Pak, please tolong dong pak, kan gak sampe lima menit pak"
Melihat Ashley yang memohon, pak Rudi pun tak tega, sehingga ia mengizinkan Ashley masuk.
"Untung aja boleh masuk" ucap Ashley setelah memarkiran mobilnya dengan rapi di parkiran sekolah.
Ashley pun berjalan dengan penuh hati-hati, karena ia sudah terlambat. Jika ia ketahuan maka ia akan di hukum.
"Argh sh*t tangga ini kan ditutup" ujar Ashley kesal pasalnya tangga utama menuju kelas XI sudah di tutup agar tidak ada murid yang lewat lagi.
Mau tak mau Ashley harus lewat tangga di samping sekolah, dan Ashley berharap ia tidak ketahuan anak OSIS bahwa ia terlambat.
Dengan jalan sedikit mengendap-endap Ashley berjalan ke samping sekolah.
"Hey, lo telat" suara yang sangat familiar di telinga Ashley, "mampus gue, mampus gue" batin Ashley, ia pun menoleh kebelakang.
"Ma—maaf kak"
"Ikut gue" kata Arkan lalu berjalan meninggalkan Ashley, mau tidak mau karena sudah ketahuan, Ashley pun hanya bisa pasrah dan mengikuti kemana Arkan pergi.
"Diam di sini sampai satu jam pelajaran selesai" kata Arkan.
"Lho kak ini kan panas gak mau" bantah Ashley. Bagaimana tidak, Arkan meminta Ashley berdiri di dekat tiang bendera, ditambah teriknya panas matahari.
"Masih mending lo gak gue suruh hormat, sambil mengadap bendera" kata Arkan. Eh tunggu sebentar, bukanya Claire pernah bilang kalo kak Arkan itu paling irit bicara, kenapa ini nggak ya.
"Tapi kan panas kak" Ashley masih membantah Arkan.
"Gue temenin"
"K—kakak sehat?" Tanya Ashley yang kaget saat Arkan ingin menemaninya dihukum.
"Menurut lo?" Tanya Arkan lalu mengalihkan pandangannya ke Ashley. Seketika tubuh Ashley seperti membeku saat di tatap Arkan. Matanya terlihat sangat sempurna berwarna hitam kecoklatan. Rahangnya tegas, serta hidungnya yang mancung, benar-benar sempurna.
"Gue tau gue ganteng" ucap Arkan yang membuyarkan lamunan Ashley yang tengah menatap wajahnya.
"E—eh maaf kak" Ashley segera menundukkan kepalanya, menyebunyikan rona merah yang ada di pipinya. "Ashley tenang" batin Ashley menenangkan dirinya.
Hampir sekitar 40 menit Arkan dan Ashley berjemur di bawah teriknya sinar matahari. Ashley merasakan kepalanya sedikit pusing, Ah iya Ashley belum sarapan, dan sekarang ia tengah dihukum. Bibirnya yang semula berwarna pink cerah, kini berubah menjadi pucat.
Arkan melirik ke arah gadis yang berada di sampingnya, ia melihat wajah Ashley yang pucat. "Are you okay?" Tanya Arkan yang melihat Ashley sudah lemah, Ashley hanya menganggukkan kepalanya.
Arkan membawa Ashley kesebuah kursi yang berada di pinggir lapangan. "Lo ke UKS aja" ucap Arkan yang khawatir dengan keadaan Ashley. "Nggak usah kak, gue gak papa kok, ini juga udah gak pusing lagi" kata Ashley meyakinkan Arkan.
Arkan melirik ke arah jam tangan yang melingkar di tangannya. "Udah hampir satu jam, tapi gue bolehin lo balik ke kelas"
"Serius kak" tanya Ashley raut wajahnya kembali seperti normal. Arkan pun mengangguk, dan pergi meninggalkan Ashley, sebelum ada yang melihat mereka. Namun, di seberang sana seseorang tengah memperhatikan mereka.
°°°
"HAH?! LO DI TEMENIN KAK ARKAN" kata Claire sambil berteriak dan membuat seisi kantin melihat ke arah mereka, sama seperti kejadian di Cafe dimana Claire berteriak keras dan semua pengunjung melihat ke arah mereka.
"Ih Clai jangan keras-keras ngomong nya" kata Ashley kesal. "Tau nih lebay banget lo" cibir Dara. "Hehe lo tau kan gue kalo kaget gimana" kata Claire sambil menyengir tak berdosa.
"Eh serius Shley lo di temenin kak Arkan pas di hukum?" Tanya Vina
"Iya, gue juga gak tau kenapa dia tiba-tiba mau nemenin gue" ujar Ashley sambil memasukan bakso kedalam mulutnya."Jangan-jangan kak Arkan naksir lo" kata Claire asal. "Iya bener tuh" timpal Dara. "Gak mungkinlah kak Arkan suka sama gue" ucap Ashley yang mulai malas dengan topik pembicaraan mereka, entah kenapa ia malas membicarakan tentang Arkan.
"Lebih baik kak Arkan dari pada kak Bima" ujar Vina yang ada benarnya, Arkan memang jauh lebih baik dari Bima yang bad boy.
"Apaan sih Vin gak jelas lo" Ashley tak suka jika seseorang membandingkan antara Arkan dan Bima. "Lo suka kan sama kak Bima?" Tanya Dara menginterogasi Ashley.
Ashley yang tengah menyeruput teh es nya, menjadi tersedak akibat pertanyaan yang di lontarkan Dara. "Nih minum dulu" Ucap Claire sambil memberikan air putih kepada Ashley.
Dara mengulangi pertanyaannya lagi.
"Lo suka kan sama kak Bima?""Gue gak tau Dar" Ashley menundukkan kepalanya, ia tidak tahu bagaimana perasaannya pada Bima. "Pikirin baik-baik Shley jangan sampai lo nyesal" ujar Vina.
"Apa gue beneran suka sama kak Bima, atau gue cuma baper aja sama dia. Kenapa gue susah membedakan mana yang suka dan mana yang hanya sekedar baper, tapi gue hanya suka gak cinta" Ashley benar-benar binggung dengan perasaannya sekarang.
TO BE CONTINUE!
THANKS BUAT KALIAN YANG UDAH BACA PART INI, JANGAN LUPA VOTE& COMMENT YA
SEE YOU DI NEXT PART<33
ILY💗
KAMU SEDANG MEMBACA
ALeyDra
Teen FictionAshley da Aletheia cewek blasteran Indo-Australia yang memiliki kepribadian yang sulit ditebak yang membuat siapa pun penasaran dengan sifatnya aslinya. Semua berubah setelah ia mengenal seorang cowok bernama Bima, Bima Aldebaran cowok playboy yang...