Sebelum baca, sebaiknya vote dulu biar gak lupa..
Kalo udah vote, silahkan baca...
Hati-hati banyak typo 😁Varetta pov
Setelah kejadian tadi di kantin, gue dan sahabat-sahabat gue langsung pergi menuju ruangan pribadi gue yang ada di sekolah ini, yang berada di lantai 5. Disana gue menenangkan diri setelah emosi gue terkuras habis tadi. Gue memutuskan untuk bolos dulu dan tidur disini, begitu pula dengan sahabat gue. Tapi mereka lebih memilih menghabiskan makanan di kulkas. Memang, ruangan pribadi gue ini cukup lengkap. Ada 2 kamar tidur yang cukup luas, dapur, ruang santai dan ruang pantau CCTV. Dan yang bisa masuk ke ruangan ini hanya gue. Karena ruangan ini di lengkapi dengan pengamanan yang cukup ketat.
"Stel, Clar, gue mau tidur dulu. Nanti kalo udah bel pulang, bangunin gue ya" pesan gue pada Stella dan Clara. Mereka hanya mengangguk sebagai jawaban. Gue pun mulai memejamkan mata dan terlelap ke alam mimpi.
SKIP
Gue merasakan ada yang mengguncang tubuh gue, sehingga mau tak mau gue membuka mata gue. Dan yang pertama kali gue liat adalah Stella yang membangunkan gue dengan wajah kesalnya.
"Apaan sih? " tanya gue dengan suara serak khas orang bangun tidur.
" Udah bel tuh. Pulang yuk" ajak Stella.
"Oh, ya udah. Gue mau cuci muka dulu" ucap gue pada mereka.
5 menit kemudian gue udah selesai mencuci muka dan langsung mengajak mereka pulang. Gue mengantarkan Clara pulang terlebih dahulu karena malam ini dia tidak akan menginap di mansion gue. Setelah mengantar Clara, gue langsung menancap gas menuju mansion gue.
Author pov
Sedangkan disisi lain, Devan cs sedang berkumpul di markas mereka.
"Si Varetta berani juga ya ngelawan cewek cabe itu" ucap Andra yang kagum atas perlawanan Varetta terhadap Tasya cs.
"Iya bener. Apalagi waktu dia nampar si cabe tuh, wih tiga kali bro" jawab Dion yang juga mengagumi tindakan Varetta.
"Gue yakin tu pipi bengkak dah" ucap Andra sembari tertawa entah apanya yang lucu.
"Tapi kasian juga noh si Clara. Dia ditampar sampek pipinya merah bro" ucap Dion.
"Iya juga ya. Andaikan si Tasya cs bukan cewek, udah gue bogem tuh mereka" balas Andra berapi-api.
"Wah.. Woles bro.. Kok lo yang marah sih?" ucap Alex menenangkan Andra yang mulai tersulut emosi.
"Lah, emang siapa yang harusnya marah?" tanya Dion.
"Ya si Clara lah dodol. Kan dia yang di tampar... Gimana sih, punya temen kok bego banget" gerutu Alex.
"Eh curut, walaupun gue bego gini, tetep ada yang mau sama gue. Lah kalo elo?" balas Dion.
"Yee... Jangan salah lo.. Gue tuh banyak yang ngantri" jawab Alex sombong.
"Ya ilah. Palingan juga nenek-nenek yang ngantri" jawab Andra lalu tertawa.
"Bukan nenek-nenek Dra" sanggah Dion
"Terus siapa?" tanya Andra.
"Banci lampu merah noh" jawab Dion yang sukses membuat Andra tertawa terpingkal-pingkal.
"Terus aja bully gue" ucap Alex yang sudah kesal karena di bully oleh kedua sahabatnya.
Sedangkan Andra dan Dion masih tetap tertawa."Berisik!! " tegur Devan pada mereka yang berhasil membuat Andra dan Dion berhenti tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Of The Past
Action"waktu dapat mengubah segalanya" Kalimat itu memang benar, karena seiring berjalannya waktu, seseorang dapat berubah. Namun tanpa kita sadari, sebenarnya ada satu hal lagi yang dapat membuat seseorang berubah drastis. Yang penakut bisa menjadi pem...