3. Kekuatan Dahsyat dari Pasangan Dewa-Dewi

666 117 79
                                    

Kakek Seokmin tersenyum. Menyembunyikan kekhawatiran. Ia memang sudah memprediksi bahwa cepat atau lambat Seokmin pasti akan tahu rahasia ini. Namun ia tidak menyangka sama sekali kalau pemuda yang baru saja beranjak dewasa ini malah mengetahuinya berkat orang lain. Tidak ada pilihan lain selain menceritakan sekarang, walaupun ia khawatir apakah nantinya Seokmin sanggup bertanggung jawab atas identitas aslinya atau tidak. "Baiklah, kamu menang. Ajukan beberapa pertanyaan yang sangat ingin kamu tahu."

Terdiam lama. Bukan berarti Seokmin tidak tahu harus menanyakan apa. Bahkan ia memiliki jutaan pertanyaan untuk diajukan. Akan tetapi, ia khawatir salah mengajukan pertanyaan yang membuat pertanyaan utama malah hilang kesempatan untuk diajukan. "Kenapa anak dewa dan dewi yang melanggar peraturan itu juga dibunuh?"

Tepat sasaran. "Justru anak mereka yang wajib dibunuh. Anak yang terlahir dari pasangan orangtua dewa dan dewi akan memiliki kekuatan yang luar biasa dahsyatnya. Menyamai kekuatan Raja Langit dan keturunan-keturunannya. Kehadiran anak itu akan mengancam keseimbangan kehidupan di langit. Dan hebatnya lagi, kekuatannya bisa dibagikan kepada orang lain tanpa membuat anak itu kehilangan kekuatan. Sangat membahayakan. Bisa kamu bayangkan bagaimana jika anak itu membagikan kekuatannya kepada makhluk yang tidak bertanggung jawab?"

Seokmin menganggukan kepala. Paham. Sangat mengerti dan jawaban yang masuk akal. Baiklah, sudah cukup. Seokmin harus mengajukan pertanyaan lain sebelum kakeknya berubah pikiran. "Lalu, apa itu mutiara hitam di Kaki Bukit Lavia? Di mana aku bisa mendapatkannya?"

"Bukit Lavia adalah salah satu bukit yang berada di langit. Bukit tempat para pekerja langit, termasuk para dewa dan dewi setiap musim berkumpul. Untuk para remaja, mereka senang berkumpul di sana untuk mengasah kekuatan masing-masing. Bukit Lavia juga menjadi salah satu saksi bisu cinta Dewa Musim Dingin dan Dewi Musim Semi berkembang. Karena berada di langit, tidak ada satu orang manusia pun yang mengetahui keberadaannya.

"Jika hendak ke langit, kamu harus mencari pintu menuju langit yang ada di hutan. Tepat di ujung selatan hutan. Carilah pohon tertinggi dengan batang yang berwarna hijau segar. Tidak ada satu pun binatang yang dapat bersinggah di pohon tersebut. Panjat pohon itu. Kalau kamu memiliki darah sebagai makhluk langit, maka di pertengahan batang pohon, di salah satu rantingnya, kamu akan melihat pintu masuk ke dunia langit. Begitu kamu masuk, itulah puncak Bukit Lavia.

"Turuni bukit tersebut. Gali tanahnya. Mutiara hitam tersimpan di dalamnya. Tapi informasi terakhir yang kakek tahu, mutiara hitam itu tidak bisa sembarangan diambil karena memiliki kekuatan. Akan sangat berbahaya jika sembarangan digunakan."

Penjelasan panjang sang kakek membuat Seokmin mengembuskan napas. Bukan berarti lega. Justru hembusan napasnya tadi mengisyaratkan kepasrahan. "Hanya makhluk langit yang bisa melihat pintu itu? Apa itu artinya aku tidak memiliki kesempatan sama sekali?"

Kakek Seokmin sungguh mengerti dengan kegundahan Seokmin. Untuk itu, beliau mengusak puncak kepala sang cucu. Berusaha menenangkan. Tahu pasti. Cucunya itu pasti sangat ingin hidup damai dengan pasangan hidupnya. Seorang gadis yang terperangkap dalam lingkaran sihir. Akan tetapi, ada satu poin yang sungguh membuatnya curiga. Sebelum memberitahu Seokmin satu rahasia terbesar, ia harus memastikan poin tersebut terlebih dulu. "Sepertinya gadis itu bukan manusia biasa. Kamu tahu siapa dia?"

Dengan wajah lesu Seokmin menggelengkan kepala. Tidak ada yang Seokmin tahu, selain nama dan kisah hidup singkat yang Jisoo jabarkan tadi. "Namanya Hong Jisoo. Sejak kecil dikurung dalam kastil. Tidak bisa keluar karena kastil itu diberi banyak mantra sampai memiliki pembatas cahaya berwarna biru. Alasannya, dunia luar terlalu berbahaya untuk Jisoo."

Mendengar jawaban tersebut, kecurigaan Kakek Seokmin meningkat tajam. Sama seperti ia dan sang istri yang selama ini menyembunyikan identitas Seokmin, sosok yang dipanggil Bunda itu pasti juga berusaha menyembunyikan identitas asli Jisoo. "Kamu ingin tahu satu rahasia?"

White Castle (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang