Seokmin dan Chan dibuat terbelalak olehnya. Suasana di langit sungguh berbeda dengan apa yang ada di bumi. Layaknya negeri dongeng, suasana di langit sungguh indah dengan cuaca yang bagus. Sejuk. Tanpa ada rasa panas. Dan walaupun sudah berada di langit, bukan berarti tidak memiliki langit lagi. Ingat pepatah yang mengatakan "masih ada langit di atas langit"? Ya, itu benar. Langit yang dijajaki Seokmin dan Chan sekarang ini masih memiliki langit. Sayangnya Seokmin lupa menanyakan langit ini berada di tingkatan yang keberapa.
Kupu-kupu berbagai warna mengepakan sayapnya dengan indah. Membuat Seokmin tidak tega walah sekadar mengedipkan mata. Tidak mau kehilangan momen yang bagus ini. Lain halnya dengan Chan yang malah sudah berlarian ke sana ke mari untuk mengejar kupu-kupu dan hewan terbang lainnya. Ada kumbang, belalang dan burung yang tidak luput dari kejaran anak itu. Sungguh. Langit sangatlah indah.
"Chan-ah!" Seokmin melambai. Meminta anak itu agar segera mengikuti langkah kakinya. Tentu mereka tidak boleh berleha-leha. Karena memang tidak tahu bagaimana kehidupan di sini. Seokmin khawatir kalau-kalau ada hal berbahaya yang tengah mengincar mereka. Untuk itu, menyelesaikan misi secepat mungkin adalah cara teraman.
Sedang asik berjalan tidak tentu arah, tiba-tiba saja sebuah busur panah menelusup hampir mengenai mereka. Membuat Seokmin panik. Bahkan menarik tubuh kecil Chan agar bersembunyi. Ditambah lagi dengan suara derap kaki yang berlari. Seokmin dan Chan kompak menundukan kepalanya. Bersembunyi di balik semak.
"Aish! Ke mana jatuhnya panahku?" seseorang menggerutu. Dengan hati-hati Seokmin mengintip. Tidak jauh dari lokasi persembunyian, terdapat seorang anak laki-laki yang nampak seumuran dengan Chan. Berpakaian khas seorang kesatria.
Pemuda lainnya menyusul. Kali ini seumuran Seokmin. "Hilang lagi? Sudahlah, biarkan saja. Apa busur panah yang kamu bawa hari ini telah habis? Pakai punyaku saja."
Ide yang bagus. Pemuda pertama pun mengangguk. Menerima anak panah pemberian temannya. Menjauh dari sana. Pada saat itulah Seokmin baru merasa ada yang janggal. Melihat benda apa yang tidak sengaja ia injak. Kompak terkejut. Busur panah yang dicari pemuda tadi ada di bawah kaki Seokmin.
"Apa kita berikan saja?" tanya Chan.
Untuk menjawab usul Chan, Seokmin hanya menggelengkan kepala. Itu akan sangat berbahaya. Bisa-bisa Seokmin dan Chan dijadikan sasaran panah mereka. Cukup melanjutkan langkah sedikit, mereka berdua telah tiba di padang rumput yang sangat luas. Mengintip sambil bersembunyi. Ada banyak anak muda berkumpul di sana. Ternyata di sinilah lokasi mereka berlatih memanah. Terkagum Seokmin dan Chan memperhatikan skill mereka. Bahkan salah satu dari mereka berhasil menancapkan anak panah tepat di titik tengah.
Akan tetapi, lagi-lagi kesialan menimpa. Sebuah busur panah kembali terbang tidak tentu arah. Hampir mengenai Chan hingga terjatuh untuk menghindar. Salah satu dari mereka berlari mendatangi. Juga seumuran Chan, namun kali ini seorang anak perempuan yang nampak masih sangat muda. Membuat Seokmin dan Chan panik. Chan bahkan belum sempat berdiri untuk bersembunyi. Malah terpeleset.
"Aaa! Siapa kalian?" anak itu berteriak nyaring. Membuat seluruh teman-temannya turut mendatangi lokasi Chan terjatuh dengan Seokmin yang berusaha membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Castle (✓)
Fanfic[SEOKSOO GS Fanfiction] Seokmin kecil tidak percaya red string. Bahkan ia sempat menertawakan istilah yang terdengar konyol ini. Dan seiring berjalannya waktu, sebagai Si Pemuda Pencari Kayu Bakar, kepercayaannya berubah sejak menemukan sebuah kasti...