4. Kepada Dewa-Dewi Penabur Bintang

640 112 56
                                    

Jisoo adalah anak dari pasangan Dewa Musim Dingin dan Dewi Musim Semi yang telah lama hilang. Hilang sesaat sebelum menjalani hukuman mati. Seokmin menyesal baru ingat dengan fakta ini.

Sempat membulatkan tekad usai melihat perlakuan buruk Bunda Jisoo, kini keyakinan Seokmin perlahan malah pupus. Ingat dengan ucapan kakeknya. Memperingatkan agar Seokmin berhati-hati. Sekarang ini, makhluk langit berkeliaran di segala penjuru bumi untuk mencari anak dari pasangan dewa-dewi yang telah melanggar peraturan langit.

Itu artinya, jika makhluk langit mengetahui keberadaan Jisoo, mengetahui identitas Jisoo yang sebenarnya, maka mereka pasti akan membawa gadis berparas cantik itu kembali ke langit untuk menjalani hukuman mati. Sesuai peraturan langit.

Meski tidak tahu pasti apa faktor utamanya, kenapa sampai sosok wanita yang Jisoo panggil dengan sebutan Bunda itu berlaku nekad dengan menculik dan menyembunyikan keberadaan Jisoo lalu mengurungnya di dalam kastil tengah hutan, salah satu alasannya pasti karena ini. Takut Jisoo direbut dari genggaman tangannya.

Kepala Seokmin jadi pusing. Saking pusingnya, bahkan Seokmin tidak sanggup lagi walau sekadar membuka mata. Sedari tadi hanya bisa menyenderkan kepala ke dinding sambil memejamkan mata. Ingin menangis, tapi juga tidak mungkin. Air mata akan membuatnya terlihat lemah. Itu tidak boleh terjadi. Bagaimana bisa Seokmin melindungi Jisoo jika dirinya sendiri malah selemah ini?

Satu pertanyaan muncul dalam benak Seokmin. Bagaimana kalau ia membiarkan Jisoo selamanya bersembunyi di dalam kastil?

Pertanyaan konyol. Seokmin menggelengkan kepala untuk membantah ide tersebut. Membiarkan Jisoo tinggal di dalam kastil, sama artinya dengan mereka tidak mungkin pernah bisa hidup bersama. Selamanya. Tidak... Seokmin tidak bisa. Membayangkannya saja Seokmin tidak sanggup.

Jisoo adalah sosok wanita yang ia cari selama ini. Wanita yang akan melahirkan serta menjaga Lee kecil kelak. Membiarkan Jisoo hidup terkurung di dalam kastil selamanya sama artinya dengan menghancurkan impian Seokmin sendiri. Melenyapkan masa depan mereka berdua.

Pertanyaan lainnya menyusul masuk. Bagaimana kalau Seokmin meminta pendapat sang kakek?

Ide kali ini berhasil membuat Seokmin membuka kedua mata. Fakta bahwa kakek Seokmin adalah salah satu saksi atas hubungan terlarang kedua orangtua Jisoo sungguh dapat dimanfaatkan. Mungkin ada celah untuk mereka berdua, Seokmin dan Jisoo, agar dapat lolos dari hukuman langit.

Tapi... Juga ada dugaan lainnya yang menyusul. Kemungkinan bahwa Kakek Seokmin akan melaporkan keberadaan Jisoo kepada makhluk langit juga tidak bisa diabaikan.

Begitu kembali ke rumah, Seokmin kembali menggali informasi mengenai kehidupan di langit dan para dewa dan dewi di setiap musim. Fakta lainnya Seokmin terima. Hebat. Seokmin dan kakeknya bisa saja kembali menjadi makhluk langit dengan sebab-sebab tertentu. Yaitu apabila mereka berhasil menemukan dan menangkap lalu menyerahkan anak hasil dari hubungan terlarang Dewa Musim Dingin dan Dewi Musim Semi.

Seokmin khawatir. Seokmin takut. Seokmin was-was jika kakeknya berkeinginan kembali hidup di langit dan menyerahkan Jisoo kepada Raja Langit.

Seluruh ide yang Seokmin dapat tidak ada yang menguntungkan posisi Jisoo. Seokmin mengembuskan napas dengan nyaring. Matanya tertutup lagi. Sakit di kepalanya jadi berlipat ganda. Cukup lama. Hingga akhirnya mata itu kembali terbuka tanpa sebab akibat Seokmin terlalu lama menutup mata.

White Castle (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang