Sekuat tenaga Seokmin berusaha menggopoh kakeknya. Atau setidaknya naik ke atas punggungnya. Untuk dibawa pulang, lalu dilakukan perawatan yang lebih layak. Menghilangkan jejak-jejak luka yang ditinggalkan oleh Si Wanita Jahat bernama Kim Minkyung. Namun selain itu, tentu saja juga terdapat alasan lain yang menyertainya. Yakni kabur dari lokasi pertempuran ini. Karena Seokmin yakin, cepat atau lambat, para makhluk langit yang berkeliaran di bumi pasti akan menyadari keberadaannya berkat pembakaran hutan dahsyat saat Seokmin berusaha mengalahkan Minkyung.
Meski api besar akibat ledakan tadi telah berhasil Seokmin padamkan dalam hitungan detik, dengan kekuatannya tentu saja, tetap saja akan sangat membahayakan. Ia harus menghilangkan jejak sebelum tertangkap.
Akan tetapi, belum sempat Seokmin berhasil menggendong kakeknya lalu memeluk Jisoo untuk melakukan teleportasi bertiga, mereka malah sudah mendapatkan banyak tamu. Sejenak Seokmin memperhatikan wajah mereka semua. Satu per satu. Pada awalnya, tidak ada satu orang pun yang berhasil ia kenali. Sebelum berhenti di salah satu titik. Dari puluhan orang yang mengelilingi mereka bertiga, Seokmin akhirnya berhasil mengenali salah satunya.
Mata Seokmin terbelalak. Sosok itu adalah Ibu Chan. Bagaimana bisa ia mengabaikan fakta bahwa Chan adalah salah satu makhluk langit? Seokmin meringis dibuatnya. Merasa terlalu bodoh untuk mempercayai seorang anak kecil. Kalau tahu akan seperti ini, bukankah lebih baik ia tinggalkan saja Chan bersama makhluk langit lainnya di dalam penjara?
Belum selesai keterkejutan pertama, ketiganya semakin dibuat panik. Cahaya putih menerjang. Sangat menyilaukan. Namun serangan ini hanya berlangsung selama beberapa detik. Setelahnya, seseorang muncul usai cahaya terang itu redup. Mahkota berwarna emas di atas kepalanya. Memegang tongkat yang juga berwarna emas.
Melihat kehadiran sosok itu, Kakek Seokmin yang bahkan belum sepenuhnya memulihkan kondisi sebisa mungkin mengubah posisi menjadi sujud. Membuat Seokmin panik untuk mencegat beliau. Tetap gagal. Kakek Seokmin bersikukuh bersujud. Meningkatkan kecurigaan Seokmin. Siapa orang ini?
"Jadi, siapa Lee Seokmin?" tanya sosok itu.
Kakek Seokmin bangkit dari sujudnya. Berlutut dengan hormat. "Putra dari Dewa Musim Panas dan Dewi Musim Gugur yang dulu kekuatannya dicabut dan diusir ke bumi."
"Mereka berdua menikah? Meskipun kekuatan mereka telah dicabut, masih menghasilkan keturunan yang memiliki kekuatan lebih?" Raja Langit sungguh tidak menyangka dibuat. Sesuai perkiraan Kakek Seokmin. Karena memang, hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Mengangguk, Kakek Seokmin menjelaskan lebih detail. Bahkan hal yang tidak Seokmin ketahui sekalipun. "Dewi Musim Gugur meninggal saat melahirkan Seokmin. Itu sebabnya aku dan istriku dengan sengaja melanggar peraturan langit agar turut dibuang ke bumi. Ingin membantu anak kami menjaga putranya. Setahun setelahnya, Dewa Musim Panas tidak pernah ada kabar lagi setelah berpamitan mencari kayu bakar di tengah hutan. Entah masih hidup, atau sudah terbunuh. Maka dari itu aku tidak pernah mengizinkan Seokmin mencari kayu bakar terlalu jauh hingga masuk ke tengah hutan. Aku tidak mau..."
"Lalu Anda siapa?" Seokmin memotong obrolan. Membuat Kakek Seokmin meringis. Menarik tangan cucu kesayangannya itu agar ikut berlutut. Namun Seokmin tetap tidak mau.
"Raja Langit?" kini Jisoo-lah yang masuk dalam obrolan. Bukan hanya menarik perhatian Seokmin dan sang kakek. Namun juga Raja Langit itu sendiri. Raja Langit menyeringai. Akhirnya anak yang selama puluhan tahun ia cari telah ditemukan. Kekhawatirannya selama ini akan berakhir sekarang juga.
"Kamu anak dari Dewa Musim Dingin dan Dewi Musim Semi?" tanya Raja Langit, untuk meyakinkan. Meski sebenarnya ia sudah yakin. Mengitari sekelilingnya. Satu orang lagi tidak ia temukan keberadaannya. "Di mana Dewi Musim Hujan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
White Castle (✓)
Fiksi Penggemar[SEOKSOO GS Fanfiction] Seokmin kecil tidak percaya red string. Bahkan ia sempat menertawakan istilah yang terdengar konyol ini. Dan seiring berjalannya waktu, sebagai Si Pemuda Pencari Kayu Bakar, kepercayaannya berubah sejak menemukan sebuah kasti...